"Satu tahun penjara?!" tanyaku yang merasa terkejut."Iya. Memangnya kenapa? Kamu keberatan?""Oh, ya enggak sih, cuma kaget aja tadi, nggak nyangka aja tadi," ucapku yang memang tadi sempat kaget mendengar kabar ini"Oh ya sudah. Kamu sudah makan?" tanya Raffi."Sudah, baru aja selesai, ini mau istirahat, mau tidur siang.""Ya sudah, istirahatlah. Aku mau lanjut kerja. Dah ya, Assalamualaikum, Sayang.""Wa'alaikumusalam," jawabku kemudian menekan tombol merah.Usai mengakhiri telepon dari Raffi, aku menengok Dania yang tampak tertegun menatapku."Ehm Dania, apa kau dengar yang tadi Raffi katakan?"Ia mengangguk. Kemudian mengusap wajahnya, dan membuang napas kasar."Ya Allah, Mas, mungkin ini sudah jadi jalan takdirmu, semoga setelah nanti kau keluar nanti kamu bisa berubah, menjadi lebih n lagi," gumamnya lirih, tapi aku masih bisa mendengarnya."Aamiin." Aku menjawab.Dania masuk ke kamar tamu, dan aku naik ke lantai dua, untuk istirahat siang.*Hari terus berganti tak terasa sebu
Read more