Selesai makan, aku membereskan semua bekas makan kami, menumpuk piring jadi satu dan mendorong troli makanan ke dekat pintu, jadi saat nanti petugas hotel datang, bisa langsung membawanya.Sedangkan Mas Raffi masih menatap ke arah luar jendela. Aku menghampirinya."Minum, Mas." Aku menyodorkan satu gelas minuman jeruk hangat padanya."Terimakasih.""Kenapa kok ngelamun nggak kayak biasanya," ucapku padanya."Nggak apa-apa. Aku, masih nggak nyangka aja, akhirnya aku bisa sama-sama sama kamu, aku bersyukur, terimakasih ya, sudah mau menjadi istriku, menerima semua kekuranganku," ucapannya, seketika membuat hati ini menghangat."Sama-sama. Aku juga nggak nyangka, kamu itu kan laki-laki yang banyak di gilai perempuan cantik, di kantor, tapi kamu justru memilihku, aku so merasa ....""Merasa apa?""Beruntung. Apalagi aku ini, hanya orang biasa dan ya, yang kamu tahu, aku ini ....""Sssttt! Bagiku kamu itu luar biasa, dan aku suka semuanya yang ada pada dirimu. Bagiku cuma sama kamu hati in
Read more