Share

Bab 147. Teleponan dengan Intan

"Memangnya Dea ngomong apa, sama kamu?"

"Ya, intinya tuh, dia bilang aku nggak pantes bersanding sama kamu, yang dia lebih pantes bersanding sama kamu," ucapku jujur teringat perkataan Dea saat acara Anniversary Tante Maya dan Om Hendrawan kala itu.

Raffi hanya menghela napas.

"Tak perlu terlalu di dengarkan, Dea memang seperti itu, aku juga nganggap dia selayaknya adik sepupu, tak lebih."

Aku mengangguk percaya dengan kata-kat Raffi.

Tak berapa lama mobil telah sampai di pelataran rumahku. Rumah minimalis yang memang tak ada pagar, sengaja biar terlihat luas jika loss seperti ini.

"Langsung istirahat ya. Aku langsung balik, Assalamualaikum," Raffi langsung pamit pulang karena hari sudah malam.

"Wa'alaikumusalam. Hati-hati ya." Aku mengangguk, menunggu mobilnya berlalu.

Ia tersenyum, senyuman manis yang entah mengapa akhir-akhir ini aku merasa senyumannya itu berbeda, begitu manis dan menawan. Ada rasa bahagia tersendiri melihatnya senyuman itu. Ah, apa ini yang dinamakan cinta.

Begi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status