Kening Anais mengernyit melihat potret di hadapannya. Dia perlahan mengambil foto tersebut dari selipan album yang usang. Namun, sayangnya foto tersebut robek sebagian, hingga Anais tak bisa melihat rupa wanita tersebut. “Siapa dia? Mengapa Jade menyimpan fotonya?” Anais bertanya penasaran. Dirinya menilik lebih lekat, lantas terpaku pada cincin di jari robekan foto wanita tadi dengan model yang amat familiar. Entah mengapa sensasi tegang merayapi punggungnya, dia merasa ada yang janggal tentang foto wanita tersebut. Anais menyipitkan mata menatap potret tersebut sembari bergumam, “cincin ini … sepertinya aku pernah melihatnya. Benar, ini tidak asing, tapi di mana?” Tanpa sadar, album foto yang dia pegang terjatuh dari tangannya. Beberapa potret anak laki-laki kecil dan seorang pria dewasa berserakan di lantai. “Oh, tidak.” Anais hendak membereskan kembali foto-foto tersebut, tapi belum sempat dia mengambil album tadi, sebuah suara pun mendengus dingin. “Sedang apa kau di sini?!”
Read more