Jade perlahan menarik diri dari Anais, sepasang manik abu pria itu menatap wajah istrinya yang putus asa. “Kau mabuk, Anais. Kau tidak sadar dengan apa yang kau lakukan,” tutur Jade dengan air muka datar. Akan tetapi, sang wanita yang tengah dirajam sensasi panas tidak ada sisa kesabaran lagi. Dia tersiksa, dia membutuhkan bantuan sekarang juga! Dirinya pun menggeleng, dengan sorot nanar irisnya menatap Jade. “Aku menginginkanmu, aku ingin dirimu, Jade.” Suara, juga ekspresinya yang memohon pada sang suami sungguh kacau. Tentu saja itu mengusik hasrat Jade sebagai seorang pria. Terlebih ketika tangan Anais yang semula merengkuh lehernya, kini meraba bidang dada Jade dengan gemetar. Cucu Hans Herakles tersebut berupaya keras menahan gelora yang mencuat, tapi agaknya pertahanan itu runtuh melihat ketidakberdayaan sang istri. Jade meraih pergelangan tangan Anais dari dadanya seraya berbisik, “aku sudah memberimu peringatan, tapi kau sendiri yang memancingku, Anais. Jadi jangan menyes
Read more