‘Tuan Feanton?’ desis Anais dalam batin.Dirinya terkejut melihat lelaki yang pernah bicara angkuh padanya perkara hutang, kini malah menekuk tubuh dan membungkuk di depan dirinya.“Saya benar-benar tidak menyangka, ternyata kalian berjodoh. Ya, langit memang sangat adil. Tuan Jade yang tampan memang serasi bersanding dengan Nona Anais yang kecantikannya sudah menjadi rahasia umum rakyat San Pedro,” tukas Feanton pelan, tapi kata-katanya terkesan menjilat.Anais masih tetap bungkam, sementara Jade yang tampaknya sudah mengenal siapa itu Feanton, hanya memasang tampang dingin.“Terima kasih, tapi Anda terlalu berlebihan, Tuan Feanton,” sahut Jade menahan muak.Ekspresi sang lawan bincang berubah canggung. Dia mengangkat kedua alisnya seraya berkata, “mari duduk agar kita bisa mengobrol lebih nyaman.”Sebelum situasi menjadi kaku, lelaki itu membimbing Jade dan Anais di salah satu meja. Begitu mendaratkan tubuh di bangku, seorang pelayan pria datang dan meletakkan tiga gelas wine untuk
Read more