"Euis, piring di belakang sudah numpuk, tuh!" ucap nenekku pada ibu, yang tak lain tak bukan adalah mertuanya. "Iya, Bu. Euis cuci sebentar lagi." Seraya mengukir senyum ibuku menjawab. "Kok sebentar lagi? Nanti kalau ada tamu yang datang lagi mau makan pakai apa?" sahut nenek terdengar kesal, padahal beliau tahu sendiri ibuku sedang sibuk membungkus makanan, itu pun atas perintahnya. "Biar Imas saja yang cuci piring, Nek." Aku menimpali. "Ya sudah, cepetan! Tuh, udah ada tamu lagi di depan!" sungutnya, kemudian kembali pergi ke ruang depan. "Biar Ibu saja, Mas." Ibu menahan lenganku untuk tidak beranjak. "Nggak apa-apa, Bu. Ibu selesaikan saja dulu pekerjaan ini." "Tapi cucian piringnya banyak, Imas. Sudah, biar Ibu saja." Aku menggeleng, lantas melepas pegangan Ibu dengan lembut. "Sudah, Bu. Nggak apa-apa." Aku mengulas senyum, sementara Ibu hanya terlihat pasrah. Tanpa menunggu lama, aku pun berjalan ke arah belakang, tepatnya keluar dapur, menyambangi tempat khusus cuci
Last Updated : 2023-06-11 Read more