*BAB 33*“Maaf, aku tidak bermaksud melukaimu.” Tanpa melepaskan pelukan aku berkata lagi, tapi tak kudengar Imas bersuara.“Teteh!” Tiba-tiba pintu kamar terbuka, seorang anak kecil dengan peci putih di kepalanya menatap kami berdua. Dengan segera aku melepaskan Imas. “I-Ilham, kamu sudah pulang?” tanya Imas terdengar gugup, aku sendiri sebenarnya merasa malu. Kenapa pula adik iparku itu harus datang di saat seperti ini.“Iya, sudah, Teh,” jawabnya polos, dia memang masih kecil, usianya baru enam tahun lebih.“Kan belum Isya, kok sudah selesai ngajinya?” Imas bertanya seraya merendahkan tubuh, tangannya membelai kepala anak lelaki yang kini menjadi adikku pula.“Katanya Pak Ustaz lagi ada urusan, jadinya kami semua disuruh pulang.”“Emmh, begitu, ya …,” sahut Imas sembari terus mengusap kepala Ilham. Melihat perlakuan dia pada adiknya, membuatku tersadar jika Imas memang bersikap keibuan, dia pandang memomong anak kecil. Pantas saja Syifa begitu betah berada di dekatnya.“Terus, Ilh
Last Updated : 2023-07-28 Read more