Semua Bab Pria Pengganti di Malam Pengantinku: Bab 31 - Bab 40

203 Bab

Ramon Pelakunya?

Zevanya tidak dapat menjawabnya, wajahnya kembali tertunduk karena jelas ia telah ketahuan berbohong, hingga tidak dapat melihat raut membunuh di wajah tampan Reynard. "Panggil bodyguard yang bertugas menjaga Zevanya, dan periksa semua CCTV yang wanita itu lewati!" perintah tegas Zevanya pada Marco. 'Hanya aku yang boleh menyiksanya! Sampai aku menemukan pelakunya, akan aku potong tangannya, karena telah berani menyentuh mainanku!' tambahnya dalam hati. "Baik, Tuan." Setelah Marco keluar, Reynard mengeluarkan kotak medis dari salah satu lemari di kamar itu, "Duduklah!" perintahnya sambil menunjuk sofa panjang berbahan kulit nan lembut. "Tuan, saya bisa mengobati luka saya sendiri." Zevanya berusaha menolak, namun pada akhirnya mematuhi perintah Reynard setelah melihat ketegasan di mata dingin pria itu. "Apa yang membuatmu ketakutan seperti ini? Saya bahkan dapat mendengar suara gigimu yang saling beradu itu." Zevanya memang berusaha menguatkan dirinya untuk tidak menampakkan ke
Baca selengkapnya

Sebuah Rencana Jahat

Sepanjang pesta pertunangannya dengan Nada, pikiran Reynard terbagi ke seorang wanita yang saat ini tengah tidur pulas di kamarnya. Sesekali tatapan Reynard tertuju pada Marco, berharap pria itu segera menemukan pelaku yang telah menyakiti Zevanya.Tapi ternyata Marco belum juga menemukannya. Atau setidaknya, mendapatkan bukti kalau Ramon lah pelakunya. REynardd tidak bisa begitu saja menuduh Ramon di depan kakek Nicolas, tanpa memiliki bukti yang kuat. Atau bisa-bisa kakek Nicolas malah menduga itu hanyalah alibi Reynard saja, agar pertunangannya dengan Nada batal."Rey ... " Tepukan lembut di pundaknya mengalihkan perhatian Reynard dari Marco ke wanita yang berdiri di sampingnya. Wanita yang kini telah resmi menjadi tunangannya. Cincin bertahtahkan berlian pemberian kakek Nicolas terlihat berkilauan di jari manis wanita itu.Reynard menepis tangan Nada dari pundaknya sambil beringsut menjauh, "Ada apa?" tanyanya dengan malas."Ada seseorang yang ingin bertemu denganmu," jawab Nada
Baca selengkapnya

Kamu Pembunuh?

"Reynard tunggu!" suara Nada menghentikan langkah Reynard. Bukan karena ia menuruti wanita itu, tapi karena ia tidak ingin menjadi pusat perhatian tamu undangan, karena suara Nada lumayan nyaring terdengar. "Tidak adakah yang mengajarimu untuk tidak berteriak di tempat umum?" tanya Reynard dongkol. Ia ingin segera melihat Zevanya, tapi Nada malah menyita waktunya. Tanpa banyak basa - basi Nada beertanya, "Apa kamu menyembunyikan Vanya di kamarmu?" "Vanya?" Sebenarnya Reynard tahu betul siapa Vanya yang Nada maksud. Ia hanya ingin memancing Nada agar mengatakan kalau Zevanya adalah saudara tirinya. Tapi sepertinya wanita itu langsung menyadari kesalahannya, karena tidak menunggu lama untuknya meralat, "Maksudku Zevanya. Apa wanita itu ada di kamarmu sekarang?" Dengan tetap memberikan sorot dinginnya pada Nada, Reynard melipat kedua tangannya di depan dadanya,"Atas dasar apa kamu mengira Zevanya ada di kamarku?" "Aku ... " Nada menggeleng palan sebelum melanjutkan, "Salah sat
Baca selengkapnya

Desakan Reynard

"Tu ... Tuan Reynard!" pekik Zevanya dengan suara bergetar."Kamu pembunuh? Siapa orang itu?" tanya Reynard dengan datar, yang berhasil membuat jantung Zevanya seketika berdetak cepat, wajahnya semakin pucat karenanya.'Pembunuh? Kenapa Tuan Reynard tiba-tiba menanyakan hal itu?' tanya Zevanya dalam hatinya, sementara perlahan ia beringsut semakin menjauhi pria itu."Kenapa diam saja? Jawab saya cepat!" desak REynard, Zevanya terus menjauhinya, hingga dalam satu gerakan, Reynard sudah berada di atas tubuhnya, pria itu mengunci Zevanya di bawahnya hingga Zevanya tidak bisa bergerak lagi.Aroma woody yang khas, tidak terlalu tajam namun berkarakter menyeruak masuk ke dalam lubang hidung Zevanya. Aroma yang semakin membuat kesan misterius pada Reynard. Aroma yang tetap sama dengan saat pertama kali Zevanya bertemu dengan Reynard enam tahun yang lalu."Tu ... Tuan. Sa ... Saya tidak mengerti apa yang Tuan maksud." Terlihat jelas sorot ketakutan bercampur kesedihan di mata Zevanya, tubuhny
Baca selengkapnya

Janji Reynard

Entah apa yang menjadi penyebab ketakutan Zevanya hingga tidak mau Nada melihatnya berada di dalam kamar Reynard. Ia hanya mengambil apa yang wanita itu tawarkan padanya, sekaligus memuluskan rencana balas dendamnya. Lagipula, selama lima tahun ini Reynard tidak sekalipun melakukan hubungan intim lagi dengan wanita manapun. Zevanya menjadi satu-satunya wanita yang pernah bersamanya. Daripada ia terus menahan hasratnya hingga terbawa ke dalam mimpi, lebih baik ia menuntaskannya dengan wanita yang mengenalkannya pada hubungan itu. "Saya tidak bisa, Tuan. Saya akan melakukan apapun selain yang satu itu." "Saya akan melakukan apapun yang Tuan inginkan, itu ucapanmu barusan. Tidak ada syarat spesifik mengenai apa yang tidak bisa kamu lakukan. Apa kamu tipe wanita yang menjilat ludah kamu sendiri?" "Tuan, tolong jangan yang satu itu." Reynard melepas kedua tangan Zevanya sebelum melompat turun dari tempat tidurnya, "Kalau begitu, saya akan membiarkan Nada masuk!" Reynard hanya ingin m
Baca selengkapnya

Buka Puasa

"Tapi saya tidak janji untuk tidak menyiksamu dengan pekerjaan berat, baik di kantor maupun di atas tempat tidur!" lanjut Reynard sambil merebahkan kembali Zevanya di atas tempat tidurnya. "Tu ... Tuan! A ... Apa yang mau anda lakukan?" tanya Zevanya saat melihat Reynard mulai membuka satu-persatu kancing kemejanya. "Apalagi selain menagih janjimu untuk menyerahkan dirimu sepenuhnya pada saya," jawabnya. Zevanya dapat melihat mata Reynard yang mulai berkabut karena gairahnya, entah kenapa Reynard memiliki gairah padanya, padahal Zevanya tahu betul kalau pria yang dinginnya melebihi kutub Selatan itu sangat membencinya. Tapi memang begitulah kebanyakan sifat pria, tidak memerlukan perasaan untuk menyatukan diri mereka dengan wanita manapun. Jarang sekali mereka setia dengan satu wanita. Setelah merebahkan Zevanya di tempat tidur, Reynard kembali berdiri tegak, pria itu melepaskan satu - persatu kancing kemejanya, dengan mata yang tak pernah lepas dari menatap penuh Zevanya. "Buka
Baca selengkapnya

Setelah Enam Tahun Puasa

Zevanya semakin erat memejamkan kedua matanya saat perlahan Reynard menyatukan kedua tangan Zevanya di belakang punggungnya, lalu Zevanya merasakan sesuatu mengikat kedua pergelangan tangannya itu, kedua matanya pun seketika membuka lebar,"Tu ... Tuan. Apa yang akan anda lakukan?" tanyanya dengan panik. Ia masih berbaring miring, dan tidak bisa melihat dengan apa Reynard mengikat pergelangan tangannya itu."Mengikatmu," jawab Reynard singkat sebelum membalik tubuh Zevanya hingga kembali terlentang."Tuan, tolong lepaskan, sakit!"Bukan bermaksud berlebihan, tapi Zevanya memang merasakan kedua tangannya sakit karena tertindih badannya sendiri, belum lagi rasa tidak nyaman berbaring dengan posisi seperti itu."Jangan mimpi!"Zevanya semakin putus asa saat Reynard mulai memposisikan diri di atasnya. Pria itu sudah sepenuhnya polos, Zevanya bahkan dapat merasakan milik Reynard yang besar dan telah menegang dengan sangat sempurna itu saat bersentuhan dengan pangkal pahanya. Rok A-Line yan
Baca selengkapnya

Ronde Kedua

Hari sudah menjelang siang ketika Reynard terbangun dengan suasana hati yang luar biasa tenang, meski lengan kanannya terasa mati rasa karena Zevanya menjadikan lengannya itu sebagai bantalan kepalanya.Atau memang Reynard lah yang mengarahkan Zevanya seperti itu, setelah mereka kehabisan tenaga akibat bercinta tanpa henti?Entahlah. Satu hal yang pasti, belum pernah sebelumnya Reynard tidur selelap itu. Ia merasa puas dan damai, ia bahkan tidak dapat menguraikan suasana hatinya itu dengan kata-kata. Karena rasa itu amatlah asing untuknya.Seharusnya setelah kegiatan fisik yang teramat melelahkan itu tubuhnya akan terasa luar biasa pegal. Tapi nyatanya tidak, Reynard malah merasakan dorongan semangat yang luar biasa, seolah ia siap memulai harinya tanpa beban sama sekali.Reynard yang semula berbaring terlentang perlahan memiringkan tubuhnya agar dapat melihat fitur wajah Zevanya dengan seksama. Bulu mata tebal dan panjang Zevanya seolah menyatu dengan pipinya ketika terpejam, sementa
Baca selengkapnya

Olahraga Bibir

"Sudah siang. Apa kamu lupa sekarang kita berada di mana?"Zevanya bergerak turun dari tempat tidur, tapi Reynard menahan tangannya,"Peduli setan! Berbaringlah sekarang!" perintah tegas Reynard, dan mau tidak mau, meski dengan dongkol Zevanya pun mematuhinya."Belum ada satu hari kamu janji akan menuruti apapun keinginanku, apa kamu terbiasa mengingkari janjimu?""Siapa yang mengingkari janji? Aku mematuhimu sekarang," elak Zevanya."Lalu tadi disebut apa? Memberontak? Merajuk?""Tidak keduanya.""Dengar, kenyataan aku bersikap lunak padamu bukan berarti menjadi alasanmu untuk tidak menghormatiku, atau mengabaikan keinginanku. Aku masih atasan langsung kamu! Dan ingat, aku sudah bersedia menjadi pelindung untukmu dan juga keluargamu! Atau kamu mau membatalkan perjanjian kita?""Tidak, Tuan.""Kalau begitu jangan pernah membantah aku lagi, dan panggil namaku!""Baik, Rey.""Bagus, sekarang ulangi lagi yang kamu lakukan padaku tadi!""Saya turun dari tempat tidur?" Zevanya berpura-pur
Baca selengkapnya

Wanita Asing

"Siapa wanita itu?" tanya kakek Nicolas ketika Reynard dan Zevanya memasuki ruang makan, sorot mata tajamnya terus terarah pada Zevanya. Daddy Nicolas sangat tidak menyukai orang asing yang masuk ke Mansionnya tanpa izin darinya."Dia sekretarisku," jawab Reynard dengan santai, tangannya mengarahkan Zevanya untuk duduk di salah satu kursi sementara Reynard sendiri duduk di samping kakek Nicolas."Sejak kapan kamu memiliki sekretaris? Bukankah kamu sendiri yang menolak setiap kali Ded carikan sekretaris untukmu dengan alasan Marcosaja sudah cukup?"Setelah memastikan Zevanya duduk nyaman di samping Nada, barulah Reynard melepas kancing jas hitamnya sebelum duduk di kursinya. Ia tahu betul pastinya Zevanya akan merasa tidak nyaman karena duduk bersebelahan dengan saudari yang tidak mau mengakuinya itu.Dan Reynard memang sengaja menempatkan Zevanya seperti itu, sebagai pelampiasan dendamnya hari ini pada wanita itu. Meski mereka telah bercinta semalaman, tidak menjadikan dendam Reynard
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
21
DMCA.com Protection Status