Malam itu, Rama menikmati suara Maryam yang sedang menemani Icha; keponakannya itu belajar. Sembari bermain dengan Salma da Fatih yang mulai mengantuk. “Sampai jam berapa Mama ngajarnya?” Bisik Rama pada Salma. “Malem.” “Malem banget?” Tanya Rama lagi. “Kalau Mama nemenin belajar Kak Icha terus Salma dan Dek Fatih ngapain?” “Main, sama Ibu Ines.” Sahut Salma singkat tanpa melihat lawan bicaranya. Mulut Rama membulat. Sebentar-sebentar melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Pukul 20.00. Tak lama setelahnya, ia mendengar Icha berderap masuk ke ruang keluarga. Lalu naik ke lantai dua. Menuju kamar tidurnya. Itu artinya, sesi belajar privat malam itu usai. Rama menggumam, “Apa nggak kemaleman pulang jam segini? Kasian anak-anak.” “Icha kecapekan banget, Bu.. Saya kasihan kalau mau memaksakan. Katanya hari ini olahraga spinning sama taekwondo ya?” Suara Maryam terdengar sampai ruang keluarga. “He’em.. Saya sebenarnya juga kasihan, tapi bagaimana lagi. Itu pilihannya
Last Updated : 2023-05-24 Read more