Semua Bab Jodoh Dari Anakku: Bab 21 - Bab 30

94 Bab

Bab 21 Restu Ibu

Fifi menyeret Enggar menyingkir dari sana. Mainan yang tadinya untuk Salma urung diberikan karena telah dihempaskan Fifi sampai berbunyi gemeletak. Artinya, mainan-mainan itu patah tak lagi utuh.Mereka bertengkar sepanjang jalan. Suara Fifi melengking memenuhi gang sepanjang jalan dan menjadi tontonan warga sekitar.Di halaman, menyisakan keheningan diiringi desau angin lalu diikuti samar-samar suara bisikan tetangga yang menggunjing.Rama mendekap Salma yang sesaat lalu berlari ke arahnya dan memeluknya karena ketakutan. Keributan itu asing bagi Salma. Teriakan tadi begitu menakutkan bagi gadis kecil ini.Sementara Fatih masih berada dalam gendongan mamanya yang sedang memandang lekat ke arah Rama.Maryam mematung. Ia sama sekali tak memperhitungkan soal Rama yang akan menyela. Ia sama sekali tak menyangka Rama akan mengatakan hal demikian di depan semua orang.Maryam berterima kasih atas bantuannya, tapi ia tidak siap dengan kalimat Rama. Juga, karena rasa malunya. Lagi-lagi Rama h
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-17
Baca selengkapnya

Bab 22 Ceracauan Janggal

Mereka menghabiskan setengah jam berada di rest area tersebut. Rama berbincang sebentar dengan Ibu Maryam tanpa sungkan. Pun dengan Ibu Maryam yang otomatis membicarakan kronologis ayah Maryam meninggal. Dalam waktu singkat itu, Maryam terpana dengan kedekatan Rama dengan ibunya. Pukul 15.30 mereka memasuki sekitar kampung Maryam. Ketika melewati kebun bambu yang sekaligus sebagai gapura masuk kampung Maryam, ibu terpaku. Maryam kecil memang selalu hidup cukup. Meski pelik kelaurganya karena disebabkan masalah si anak tengah, tapi ayah dan ibu memastikan anak-anaknya tak pernah kekurangan. Sepanjang perjalanan menuju kontrakan Maryam itu penuh dengan perumahan-perumahan modern. Blok-blok perumahan sampai akhirnya memasuki kebun bambu itu, ibu merasa seperti masuk ke dunia lain. Kabupaten itu bukan kabupaten yang tertinggal. Tapi masih ada daerah kampung di dalamnya yang seperti itu. Hutan dan kebun bambu yang rapat dan mengerikan. Tidak terlihat pula tiang-tiang lampu jalan. Artin
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-18
Baca selengkapnya

Bab 23 Ada Apa Dengan Ibu?

Kehidupan Rama yang berjalan mulus dan lurus sejak kecil membuat dirinya selalu ingin belajar setiap hal-hal yang menurutnya asing dan ganjil. Rama adalah pembelajar ulung. Rasa penasarannya pada setiap hal membuat ia seringnya hanyut ketika telah penasaran dengan sesuatu. Dua hari sebelumnya, setelah pembicaraan dengan Maryam soal sang ibu. Rama semakin merasa ada yang ganjil. Dan rasa penasaran Rama mencuat. Rama sempat memperhatikan ekspresi wanita yang dibawa Enggar entah dari mana itu terasa aneh. Rumit. Dan sesuatu yang asing. Sangat asing baginya. Lalu ekspresi Ibu ketika melihat Enggar dan wanita itu juga menjadi perhatian Rama. Setelah pulang mengantar Maryam dan ibunya hari itu, ia tak langsung pulang ke rumah. Perjalanan hampir 7 jam lamanya masih tak mampu membendung rasa penasarannya yang ingin segera dituntaskan. Rama singgah di kantornya. Menghubungi beberapa orang yang biasa ia pakai untuk penyelidikan. Rama merasa harus tahu tentang latar belakang Enggar dan cerita
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-18
Baca selengkapnya

Bab 24 Perbuatan Fifi

Ingatan Enggar samar-samar soal apa yang menimpa dirinya sampai ia benar-benar menikahi wanita muda yang emosinya mudah meledak-ledak bernama Fifi itu.Seingatnya, ia telah menolak baik-baik. Ingatan soal teman-temannya yang mencoba menyadarkannya pun hanya seperti sebuah kilasan-kilasan mimpi. Enggar tak ingat pasti.Apa yang diceritakan pada almarhum ayah Maryam hanyalah berdasarkan cerita yang ia dengar juga ditambah kilasan-kilasan samar. Selebihnya ia mengarang.Memposisikan dirinya menjadi seutuhnya korban ia rasa akan lebih baik agar menarik simpati almarhum Pak Ahsin dan Bu Ahsin dulu.Karena Enggar benar-benar sudah muak dengan kehidupannya bersama Fifi. Emosi wanita muda itu yang tak mudah diredam. Sebentar-sebentar mengancam dan mengadu pada orangtuanya membuat Enggar kewalahan.Ia tak sanggup. Keluar dari kawasan itu pun rasanya sulit. Semua orang yang dikenalnya sudah keluar dari sana seiring selesainya proyek yang dibangun saat itu."Tinggalkan aku sendiri, Fi. Kumohon!"
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-28
Baca selengkapnya

Bab 25 Mencari Pertolongan

"Maksudnya apa? Saya nggak ngerti." Sekeras apapun mencoba, Maryam tetap tak mengerti arti ilmu hitam yang dikatatakan oleh Rama.Bukankah terlalu jauh berpikir kesana? Mungkin saja ibunya hanya depresi karena masih syok ditinggal sang suami...Bisa saja Ibu hanya terlalu rindu sampai-sampai mengigau ingin ketemu dengan suaminya?Logika akal Maryam tak menerima soal ilmu-ilmu hitam itu. Sebagai manusia yang dididik sejak kecil dengan pikiran terbuka dan modern, Maryam sulit menerima hal-hal yang di luar nalahr."Saya juga belum tau pastinya. Hanya tebakan sekilas. Tapi kalau mendengar penuturan ibu, saya rasa tebakan saya ada benarnya." Ujar Rama.Ia tak pernah yang namanya bersinggungan dengan hal-hal mistis tersebut. Rama hanya sering mendengar dan melihat orang-orang di sekitar lingkungan rumah kakek neneknya dulu melakukan praktek ilmu-ilmu mistis tersebut.Sudah terlalu lama memang. Tapi ia teringat betul apa kata kakeknya yang pernah singgah sebentar dan hidup bersama suku Kalima
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-05
Baca selengkapnya

Bab 26

Beberapa hari sebelumnya. Setelah kedatangan Enggar, Bu Ahsin dan Pak Ahsin kembali menerima tamu tak diundang.Wanita itu mengatakan bahwa dirinya adalah istri dari Enggar. Mantan menantunya.Wanita muda yang usianya jauh di bawah Maryam datang dengan mata tajam, penampilan yang berbanding lurus dengan tata kramanya. Berantakan.Ibu Ahsin dan Pak Ahsin memandang penampilan itu jauh dari kata sopan. Mendengar nama Enggar disebut saja sudah membuat Pak Ahsin dan Bu Ahsin sudah tak minat.Mereka telah mengusir laki-laki itu kemarin dan telah memperingatinya agar tak menampakkan diri lagi.Dan sekarang tiba-tiba seorang wanita muda muncul mengaku-ngaku sebagai istri Enggar memperingatkan kedua orang tua itu. Saat itu, di rumahnya sama sekali tak ada orang. Rina- istri Ahmad- sedang keluar bersama teman-temannya. Tangan Fifi bersedekap di depan dada yang membusung angkuh. "Aku tau istrinya Enggar. Istri sahnya. Aku tau Enggar kemari karena anak kalian. Anak kalian perempuan jalang itu pa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-10
Baca selengkapnya

Bab 27 Pesan Ines

"Bagaimana?" Tanya Rama. Di depannya tengah berdiri seorang agen yang ia sewa untuk membuntuti Enggar."Laki-laki bernama Enggar itu dan juga wanitanya masih ada di kota itu, Pak. Mereka menginap di hotel kelas melati tak jauh dari tempat tinggal Bu Maryam." Terang si agen."Apa yang mereka lakukan di sana?""Saya tidak melihat mereka keluar sama sekali. Selama dua hari itu mereka terus di area hotel dan baru keluar kemarin menuju terminal. Mereka naik bus jurusan Banyuwangi. Sepertinya tujuan mereka memang ke kota itu. Saya sudah mengirim anak buah untuk mengikuti mereka di sana." Jawab si agen itu."Keluarga Enggar ada di Banyuwangi. Apa ada sesuatu atau aktifitas aneh yang mereka lakukan?" Rama membawa kedua tangannya terkepal di bawah dagu. Sementara sikunya menumpu di atas meja. Ia sangat tak sabar menunggu jawaban atas dugaannya. Ia tak tahu seberapa hebat wanita itu soal praktek ilmu hitamnya.Yang pasti, ia khawatir Maryam dan anak-anaknya dibuat kesulitan karena ulah perempuan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-12
Baca selengkapnya

Bab 28 Sosok yang Hangat

Beruntungnya Maryam besok adalah hari minggu. Tempatnya bekerja memang selalu libur di hari itu. Dan anak-anak juga libur sekolah pastinya. Ia tak harus repot-repot ijin sana sini untuk pergi esok hari. Maryam mengalah. Kemauan ibunya sepertinya memang tidak bisa diredam lagi. Padahal baru tiga hari ibunya tinggal bersamanya. Maryam merasa bersalah karena tak bisa menyediakan tempat yang baik dan layak untuk ibunya. Esok hari mereka harus kembali melalui perjalanan panjang mengantar ibu kembali ke halaman dimana tempat terakhir ayah dikebumikan. Rasa rindu ibu yang menggebu pada suaminya pun tak bisa ditahan lagi. Maryam tak ada bayangan apapun apa yang akan dilakukan ibunya esok ketika mengunjungi makan sang suami. Maryam hanya berharap setelah itu ibunya menjadi lebih baik dan lebih ikhlas melepas ayah. Ia hampir lupa memberi kabar kakaknya bahwa mungkin besok ia akan singgah atau mungkin saja kembali menginap. Maryam memastikan ke kamar ibunya bahwa ibunya telah benar-benar lela
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-14
Baca selengkapnya

Bab 29 Mengantar Ibu

"Apa Rama sedang dekat sama seseorang?" Ibu sedang membaca buku di teras belakang menanyai Ines yang kebetulan berkunjung. Ines hanya duduk diam setelah menyepa ibunya. Tidak ada percakapan setelahnya. Ibu Andini melirik anak sulungnya yang beda dari biasanya. Ines yang biasanya bertanya ini itu dan ceriwis seperti dirinya, kali ini hanya duduk diam menunggui ibunya membaca. Seperti sedang kesal. Ines juga tak biasanya berkunjung pagi-pagi sekali. Hari ini hari minggu. Tapi Ines datang sendirian tanpa anaknya. Pasti ada sesuatu yang tengah mengganggu anak sulung di keluarga itu. "Ada apa kamu? Datang sepagi ini, anak satu juga nggak dibawa. Raut muka nggak menyenangkan. Pertanyaan Mami belum kamu jawab Ines. Ada apa?" Ibu memutar duduknya dan meletakkan buku setelah menyelipkan penanda halaman. "Mami mau tau soal Ines atau soal Rama?" "Kamu. Soal kamu dulu. Hari ini adikmu pun nggak pulang. Sudah satu minggu adikmu nggak pulang. Mami sebenarnya nggak suka kalau Rama beli rumah sen
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-14
Baca selengkapnya

Bab 30 Pamit yang Sebenarnya

Hujan semakin deras. Lampu-lampu jalan satu per satu menyala otomatis menerangi jalan yang mulai tergenangi air hujan. Laju mobil Rama tak bisa cepat. Ia harus pelan-pelan menembus hujan yang amat deras petang itu.Sesekali melirik empat orang yang ia bawa. Sebentar-sebentar ia menoleh pada Maryam yang mendekapkan tangannya di depan dada. Kentara sekali tengah kedinginan. Ibu Ahsin pun meringkuk di bangku belakang dengan sweater rajut yang kebetulan beliau lepas dan tertinggal di mobil ketika ziarah tadi.Sayang sekali mobil di Indonesia tidak di design dengan pemanas. Karena tanpa pemanas pun udara sudah begitu menyengat. Namun, di situasi begini ternyata Rama menyesalkan design yang tidak lengkap itu."Lima menit lagi sampai. Dingin banget?" Rama mengerling pada Maryam. Wanita itu sedang menggigit bibirnya karena kedinginan. Rama takut Maryam akan terkena flu jika ia tak cepat-cepat sampai di hotel dan Maryam bisa berganti baju.Tapi kondisi jalanan saat itu tak memungkinkan ia mela
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status