Home / Pernikahan / Jodoh Dari Anakku / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Jodoh Dari Anakku: Chapter 31 - Chapter 40

94 Chapters

Bab 31 Berduka... Lagi

Rina bersungut-sungut ketika rombongan ibu mertua dan iparnya telah tiba. Sampai sejenak yang lalu ia masih berdebat dengan suaminya karena ibu mertuanya akan datang bertandang. Rina malas berurusan lagi dengan mertuanya yang pasti hanya akan mengeluh pada mereka. Rina sudah hapal. Tinggal bersama mertuanya selama bertahun-tahun sungguh bukan hal yang mudah. "Ahmad.. Ibu nggak lama. Rina nggak perlu khawatir karena ibu nggak akan menginap. Ibu kesini setelah berziarah ke makam ayahmu. Ibu rindu. Ibu sepertinya nggak sanggup hidup tanpa ada ayahmu lagi." Kata Ibu segera setelah duduk. Tidak perku ada basa basi.Bu Ahsin mebyadari bahwa tatapan Rina-menantunya sejak tadi tak mengenakkan hatinya.Keduanya terdiam. "Ahmad. Kamu tau, kamu anak pertama ibu dan ayah yang selama tiga tahun pernikahan selalu kami nanti-nantikan kehadiranmu. Kamu anak pertama yang menerima banyak curahan kasih sayang ibu dan ayah. Ibu nggak mau banyak, Nak. Lagipula waktu ibu tak banyak. Ibu cuma mau bilang
last updateLast Updated : 2023-10-19
Read more

Bab 32 Semakin Banyak Tahu

"Mbak Mar sudah nggak perlu kesini lagi. Saya sudah cari pengganti Mbak Maryam. Saya turut berduka cita, saya tau Mbak Maryam sedang kesulitan. Tapi toko ini juga tidak bisa diabaikan." Kata pemilik toko. Dalam kurun waktu dua minggu lewat beberapa hari, Maryam menghabiskan 10 harinya untuk ijin. Meski sedang berduka, tapi Maryam terlalu abai dengan kewajiban di pekerjaannya. Maryam terpaku kelu. Tidak.. Tidak.. Harusnya ia memang tahu diri. Ia terlalu banyak membolos meski jatah cutinya telah lama habis. "Saya paham, Bu. Baik. Maaf kalau saya justru banyak menyusahkan Ibu dan Mbak Nur." Maryam mengangguk lesu. "Saya pamit. Mari Mbak Nur." Maryam menoleh pada rekan kerjanya yang kemudian memberikan pelukan perpisahan. "Mbak Mar harus kuat. Hubungi saya kalau Mbak Mar butuh sesuatu, sekiranya saya bisa bantu. Saya turut berduka cita." Ucap Nur. Wanita dua tahun di bawah Mar yang sudah menjadi rekan kerja Mar menjaga toko selama dua tahun terakhir. Hubungan mereka menjadi dekat kare
last updateLast Updated : 2023-10-20
Read more

Bab 33 Rencana Rama

"Mas.."Maryam memanggil Rama tanpa memandang laki-laki itu. Fokusnya masih ke depan dan ke samping melihat kawasan yang belum pernah ia dan anaknya lewati. Padahal itu masih satu kabupaten/kota tempat tinggalnya. Namun, Maryam tak pernah berani membawa anak-anaknya pergi jauh apalagi menggunakan motor. "Ya?" Rama makin terbiasa dengan panggilan itu. Hangat dan mesra sekali, pikirnya. "Boleh saya tanya sesuatu?" Maryam membuka percakapan setelah masing-masing terdiam cukup lama. Mereka sudah berkendara selama 45 menit, tapi tak juga sampai pada tempat yang dituju. Kata Rama perusahaannya memang di sedikit jauh dari pusat kota. Kini tak ada lagi gedung-gedung tinggi. Kawasan itu lebih banyak terdapat pabrik atau gudang-gudang distribusi serta rumah warga yang sangat amat jarang. Selebihnya sawah dan ladang dengan sedikit aliran sungai. "Silakan." "Apa maksud ucapan Mas Rama yang dulu itu..." Mar menggantung pertanyaan sebab bingung harus bagaimana cara mengatakannya. Ia malu memba
last updateLast Updated : 2023-10-22
Read more

Bab 34 Meruntuhkan Dinding Pertahanan

Tuhan, bagaimana jika suatu saat bahagia itu tiba? Aku yang terlalu sering menghadapi badai ini akankah menjadi congkak karena akhirnya merasakan bahagia? Mungkinkah aku akan menjadi congkak karena terlalu berpengalaman dengan penderitaan bertubi-tubi?Inginku tidak begitu.Tuhan, salahkah aku tertawa sekarang? Terlalu banyak ujian yang dihadapkan sampai aku lupa mensyukuri setiap tarikan nafas yang masih kau karuniakan. Aku lupa bahwa dua malaikat kecil itu juga butuh senyumanku.Aku selalu bersedih. Aku egois karena selalu ingin menjadi yang paling menderita, padahal ada dua anak yang tengah bergantung padaku.Tuhan, ijinkan aku tertawa tanpa lupa akan derita. Ijinkan aku bahagia dan terbiasa dengan kesederhanaan yang melekat mengikuti setiap detik kehidupanku.Aku tak ingin jumawa. Aku cuma mau bahagia. Bersama dua ananda. Aku cuma ingin dibebaskan dari luka lama, dan jika Engkau menghendaki, aku ingin memilikinya. Tapi aku takut Tuhan, aku takut dengan masa lalu yang terus membaya
last updateLast Updated : 2023-10-24
Read more

Bab 35 Menyerahkan Bukti

"Ada yang bisa saya bantu, Bu?" Tanya polisi yang sedang bertugas."Saya mau melaporkan tindak kejahatan, Pak. Menantu saya sendiri, dia sudah membunuh seseorang. Tolong ditangkap, Pak." Ibu Enggar tersengal mengucapkan serentetan kalimat itu.Tangan dan kakinya gemetar.Ini kali pertamanya menginjakkan kaki di kantor polisi yang selama ini bak momok bagi sebagian besar masyarakat."Menantu Ibu?" Petugas polisi itu melihat Enggar lalu kembali melihat seorang ibu tua yang sedang mencoba mengatur nafas.Bagi seorang polisi, tak bisa dan tak boleh percaya begitu saja setiap laporan yang masuk."Istri anak saya ini. Dia membunuh mantan mertua anak saya ini." Sambar Ibu cepat."Pelan-pelan, Bu. Silakan duduk. Bagaimana cara dia membunuh? Ibu atau anak ibu ini melihatnya sendiri?" Tangannya bersedekap di atas meja menunggu keterangan yang diajukan. Petugas polisi itu terus menatap bergantian seorang ibu dan anaknya itu."Katanya pakai santet atau apalah itu, Pak. Saya nggak ngerti." Jawab I
last updateLast Updated : 2023-10-26
Read more

Bab 36 Penyesalan

Selama menunggu anak-anaknya dimanjakan dengan es krim oleh Rama, pikiran Maryam terus mengulang-ulang apa yang dikatakan Rama sejak pagi sampai sore ini.Kenapa harus Maryam? Rama bisa saja mencari istri di luaran sana dengan mudahnya. Maryam yakin sekalipun Rama menolak, para wanita dan gadis-gadis juga akan bersedia bersamanya.Rama ternyata sangat kaya. Dan Maryam baru menyadari itu. Selain guru di sekolah ternyata Rama memiliki perusahaan. Kalau sudah punya perusahaan kenapa Rama masih tetap ngajar jadi guru? Guru TK pula.Kenapa pula ia tak menyadarinya dari awal? Ines memiliki pekerjaan mentereng. Jabatan Manager di sebuah bank swasta besar bukanlah pekerjaan sembarangan. Pasti gajinya sangat besar.Apa menjadi guru di sekolah Salma dan Fatih hanya alasannya saja? Apa memang sejak awal Rama sengaja mendekati Salma dan Fatih?Maryam menggigit bibir dalamnya ketika mereka telah kembali.Anak-anak begitu riang memegang con es krim viral itu. Selama ini anak-anaknya harus puas hany
last updateLast Updated : 2023-10-28
Read more

Bab 37 Mengatakan Yang Sebenarnya

Seperti yang dikatakan Rama kemarin, hari ini Maryam memulai training-nya di kantor. Dengan didampingi Pak Ali meski singkat, kemudian digantikan oleh seorang wanita empat puluhan tahun yang katanya staff senior di sana. Tapi Maryam ragu, gesture wanita pelatihnya ini bukan hanya staff biasa. Wanita ini pasti memiliki jabatan yang tinggi di kantor karena cara bicara, keilmuan dan penampilannya sangat berbeda dengan staff lainnya serta penampilannya terlihat ekslusif. Maryam menyerah menduga-duga. Maryam mengikuti setiap instruksi dengan baik, mencatat apa yang memang perlu dicatat. Mengajarkan bagaimana keluar masuknya barang, bagaimana menanggapi klien yang rewel, bagaimana cara melobi pengrajin kecil agar mau bekerja sama dengan perusahaan mereka. Semua detail itu sudah Maryam catat. Maryam sangat senang dengan pengalaman barunya kali ini. Ia merasa terlecut karena ternyata pengetahuannya masih sangat terbatas. "Untuk hari ini itu saja. Besok kita mulai di pembukuan. Anda sangat
last updateLast Updated : 2023-10-29
Read more

Bab 38 Malam Bersama

"Kemarin Ibu memaksa Enggar lapor ke polisi. Enggar punya bukti rekaman. Wanita itu sendiri yang mengaku kalau dia yang... orang tua kamu." Ucapan Ibu Enggar terus terngiang-ngiang di kepala Maryam. Ia tidak tahu perasaan apa yang sedang ia rasakan sekarang. Marah? Itu sudah pasti. Tapi Maryam lebih kepada bingung harus berbuat apa. Ada rasa sesak di dada yang ingin segera dilampiaskan. Sebelum melampiaskan, Maryam harus mencari objek untuk disalahkan. Siapa? Aapakh semua ini bermula karena Enggar? Atau kesalahan dirinya sendiri yang menentang peringatan orang tuanya dulu? Maryam semakin sesak ketika tak juga mendapat jawaban. Andai air mata itu bisa jatuh sekarang, mungkin akan sedikit melegakannya. Maryam hanya bengong sambil menatap mantan ibu mertuanya yang terlihat berkomat-kamit. Maryam tak menangkap suara apapun. Semuanya hening tapi ia melihat jelas Ibu Enggar terus mengajaknya berbicara. Maryam merasa dunianya kembali hilang. Mendengar kenyataan yang rasanya sulit diperc
last updateLast Updated : 2023-10-30
Read more

Bab 39 Diterima atau Ditolak?

Malam itu, Ibu Enggar tidur dengan hati sedikit ringan. Meski beban di pundaknya belum sepenuhnya terangkat sempurna. Ia akan pulang dan mendapati istri Enggar masih di rumahnya. Ibu Enggar memaksakan otaknya untuk berhenti berpikir meski rasanya sulit sekali. Beliau memikirkan kata-kata Maryam yang ingin membalas perlakuan buruk Enggar padanya. Sebagai ibu, beliau harus apa? Sedangkan melihat kehidupan Enggar sekarang saja beliau sudah trenyuh. Beliau rasa Enggar sudah cukup mendapatkan balasannya, walaupun menurut Maryam tak cukup. "Ibu belum tidur?" Tanya Maryam dari ambang pintu yang kebetulan pintu itu tak ditutup oleh penghuninya. "Ibu nggak bisa tidur, Mar." Jawab Ibu serak. Beliau sudah dilanda kantuk berat, tapi setiap kali memejam, otaknya berputar memikirkan segala hal. "Mau Maryam buatin teh?" Ibu mengangguk. Lalu bangkit mengikuti Maryam menuju dapur. Sembari Maryam membuat teh, Ibu duduk di kursi tunggal dapur itu. "Kamu nggak mau menikah lagi?" Tanya Ibu pelan. Bel
last updateLast Updated : 2023-11-01
Read more

Bab 40 Wanita Cerdas

Masa pelatihan Maryam berakhir sebulan lagi. Selama dua bulan masa pelatihan yang ia jalani Maryam mendapatkan banyak pelajaran dan mengetahui banyak hal. Ia yang memang mudah penasaran dengan sesuatu yang belum pernah ia pelajari akan benar-benar mendalami dan mencarinya.Meski ia awan, tapi Rama benar-benar membuatnya memahami dunia bisnis perkayuan itu dalam waktu yang singkat. Bukan karena Maryam saja yang cerdas, tapi penjelasan Rama juga yang mudah ditangkap dan dipahami.Satu hal saja dari penjelasan Rama yang belum bisa ia terima dan pahami, alasan mengapa Rama memilihnya mengurus perusahaan itu juga alasan Rama memintanya menjadi istri.Maryam berkembang pesat hanya dalam dua bulan itu. Penampilan dan gesturenya menjadi sedikit lebih elegan dan berkelas. Tentu saja atas tuntutan dan rekomendasi Teh Arum. Jabatan yang bakal diduduki Maryam bukan sembarangan, maka Maryam juga harus menyesuaikan diri.Karena kesibukan barunya itu juga, Maryam memutuskan untuk tidak lagi mengajar
last updateLast Updated : 2023-11-02
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status