Beranda / Pernikahan / Jodoh Dari Anakku / Bab 40 Wanita Cerdas

Share

Bab 40 Wanita Cerdas

Penulis: HIZA MJ
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-02 10:30:14

Masa pelatihan Maryam berakhir sebulan lagi. Selama dua bulan masa pelatihan yang ia jalani Maryam mendapatkan banyak pelajaran dan mengetahui banyak hal. Ia yang memang mudah penasaran dengan sesuatu yang belum pernah ia pelajari akan benar-benar mendalami dan mencarinya.

Meski ia awan, tapi Rama benar-benar membuatnya memahami dunia bisnis perkayuan itu dalam waktu yang singkat. Bukan karena Maryam saja yang cerdas, tapi penjelasan Rama juga yang mudah ditangkap dan dipahami.

Satu hal saja dari penjelasan Rama yang belum bisa ia terima dan pahami, alasan mengapa Rama memilihnya mengurus perusahaan itu juga alasan Rama memintanya menjadi istri.

Maryam berkembang pesat hanya dalam dua bulan itu. Penampilan dan gesturenya menjadi sedikit lebih elegan dan berkelas. Tentu saja atas tuntutan dan rekomendasi Teh Arum. Jabatan yang bakal diduduki Maryam bukan sembarangan, maka Maryam juga harus menyesuaikan diri.

Karena kesibukan barunya itu juga, Maryam memutuskan untuk tidak lagi mengajar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jodoh Dari Anakku   Bab 41 Makan Malam

    Selama hidup, inilah hal besar yang bisa Maryam lakukan untuk orang lain dan dirinya sendiri. Maryam bisa membuktikan bahwa dirinya bisa dan mampu.Hanya dalam waktu beberapa hari, Maryam berhasil meyakinkan buyer soal ketersediaan produk FSC-nya. Buyer itu menyambut antusias dan mau menunggu proses sertifikasi yang sedang diupayakan.Pak Indra yang ia hubungi beberapa waktu lalu pun sedang duduk di hadapannya saat ini bersama rekannya, sementara Maryam ditemani Agna yang duduk di sampingnya.Beberapa hari yang lalu setelah menghubungi Pak Indra dan mengatur janji temu, Maryam membukatkan tekad menghadap Pak Ali yang setahunya adakah direktur disana."Saya melihat potensi besar dari permintaan buyer yang selama dua tahun terakhir terabaikan, Pak. Tapi saya juga tahu dibalik itu pasti ada resikonya. Saya ingin mencoba. Saya ingin ikut serta memajukan perusahaan ini dan perusahaan ini menjadi rekomendasi bagi para buyer di luar negeri." Kata Maryam bertekad."Apa kamu tahu kenapa saya t

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-03
  • Jodoh Dari Anakku   Bab 42 Sudah Kenal

    Apa begini rasanya dicintai? Dadanya penuh sesak karena kebahagiaan. Namun, di sisi lain, Maryam takut kalau kebahagiaan itu hanya berpihak padanya dalam waktu singkat. Maryam tak meragukan cintanya Rama, ia hanya ragu dengan waktu yang terus berputar. Bahwa bahagia tak selamanya bahagia, pun dengan derita. Maryam bukan tak percaya pada Rama, ia hanya meragukan dirinya sendiri akan bisa mengimbangi Rama dan memberi kebahagiaan pada laki-laki itu sebab masa lalunya yang masih terus membayang. Ungkapan cinta dari Rama sungguh membuat jantungnya kehilangan irama. Ia belum pernah merasa sebahagia ini. Perhatian Rama yang tercurah pada kedua anaknya pun selalu membuat Maryam lemah. Bahasa kasarnya, Maryam memang haus perhatian dari lelaki. Masa kecil sampai remaja, ia hampir tak pernah bisa bermanja dengan mendiang ayahnya karena beliau terlalu sibuk bekerja. Perhatian beliau habis memikirkan ulah kakak keduanya, Ridwan. Menikah pun, kebetulan sekali Maryam mendapat suami yang... begit

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-04
  • Jodoh Dari Anakku   Bab 43 Berpikir Ulang

    Entah keberanian dari mana yang membuat Rama sebegitu mudahnya menggoda Maryam. Sepertinya ia sudah tak tahan untuk segera menikahi perempuan itu. Maryam cantik. Tubuhnya pas untuk Rama sewaktu mereka berpelukan tadi sore. Bibirnya kenyal dan Rama suka. Kulitnya sawo matang dengan bola mata cokelat yang memikat. Sosok keibuannya, mandiri, kuatnya. Kalau dijabarkan, sepertinya akan malah terdengar Rama tengah mencari-cari alasan. Padahal sebenarnya ia juga tidak tahu apa yang membuatnya tertarik pada Maryam. Semuanya yang disebutkan tadi tak pernah terlintas di benaknya ketika ia mulai menyukai wanita itu. Hujan tersisa rintik-rintik, tapi waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam dan Maryam tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Ines dan Icha sudah lebih dulu pulang pukul 21.00. Nekad menerobos derasnya hujan malam itu karena tak tahan berlama-lama di rumah orang tuanya menyaksikan Rama yang terus berusaha menempel pada Maryam. Kenapa ia benci? Ines bahkan sulit menjelaskan alasannya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-07
  • Jodoh Dari Anakku   Bab 44 Berdebat

    "Kamu ini kenapa uring-uringan terus tiap dateng kesini? Ada masalah?" Tanya Mami Ines.Ines datang dengan wajahnya yang lagi-lagi ditekuk. Kalau tidak, raut bersungut-sungut lalu memerintah asisten rumah tangga maminya meminta ini itu seenaknya sendiri.Uring-uringan tak jelas juntrungannya. Setiap kalo ditanya jawabnya 'nggak apa-apa'. Tapi selalu nanyain keberadaan Rama. Padahal kalau Ines mau dan memang ingin sekali bertemu Rama, tinggal temui di kantornya atau di apartemennya."Rama nggak ada kalau kamu cari adikmu. Sebenarnya kamu juga tau kemana harus mencari Rama, kan, Nes. Mama nggak ngerti apa masalahmu sama adikmu sampai kalian begini. Kalau memang perlu ada yang diomongin ya diomongin. Jangan malah lampiasin ke orang lain begini. Mbak Sri nggak salah apa-apa ikutan kena. Mami nggak terima." Omel Bu Andini. Kepala beliau langsung berkedut ketika Ines mulai mengomeli pembantu di rumahnya."Apa, sih, Ma. Ines nggak apa-apa, kok." Sungut Ines."Coba ngaca. Cermin besar di kama

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-08
  • Jodoh Dari Anakku   Bab 45 Mulai Menjauh

    Bu Andini terdiam dengan kepergian Ines. Beliau menatap sayu pada anak bungsunya yang selalu membuatnya cemas itu. Umur Rama tak bisa dikatakan tua, tapi tentu tak lagi muda, yang kebanyakan orang tua berharap Rama sudah memiliki sikap bijaksana dan menekan egonya yang selalu menggebu-gebu itu.Atau salahkah pemikiran beliau? Mungkin beliau saja yang ketinggalan banyak perkembangan sosial Rama.Rama terlalu impulsif dan tak berpikir jernih kalau sudah menghadapi perempuan. Termasuk pada dirinya dan Ines. Masih sama seperti yang duluSementara Rama termenung setelah hentakan flatshoes Ines tak terdengar lagi. Memangnya seberapa buruk sifatnya selama ini? Rama masih tak menyadarinya meski ratusan kali kena omel oleh Ines dan maminya.Ia hanya mengikuti naluri dan nuraninya saja. Apa itu juga salah? Ia tak punya kendali akan siapa yang akan dia sukai, sayangi bahkan cintai. Ia tak punya kendali mengatur hatinya jatuh pada siapa. Ines berlebihan."Apa yang akan kamu lakukan sekarang? Seka

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13
  • Jodoh Dari Anakku   Bab 46 Meluap

    Hampir tengah malam ketika bus yang membawa Maryam dan anak-anaknya tiba di terminal kota itu.Hampir semua penumpang telah turun, tinggal Maryam bersama dua anaknya yang kebetulan duduk di barisan belakang supir. Maryam berusaha membangunkan Salma yang meringkuk nyenyak nan kelelahan. "Kakak... bangun, Sayang.. Kita sudah sampai. Bangun sebentar, yuk." Maryam terus mengguncangkan tubuh Salma yang hanya menggeliat-menggeliat tapi enggan membuka matanya. "Salma, ayo bangun. Sebentar aja nanti tidur lagi." Maryam sudah semakin gelisah. Di dalam bus itu sudah benar-benar kosong sekarang. Supir dan kondektur bahkan sudah ikut keluar. Entah kenapa Maryam merasakan suasana mencekam tak biasa. Apa itu cuma perasaannya saja? "Salma... Bangun, Nak. Ayolah.." Ketakutan, sungkan, gelisah dan kelelahan membuat kesabarannya yang tipis itu semakin terkikis habis. Maryam mencengkeram lengan Salma sedikit kasar sampai anak gadis itu mengerang tapi tak juga membuka mata. "Biar saya bantu gendong,

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-14
  • Jodoh Dari Anakku   Bab 47 Bala Bantuan

    Keputusan Maryam mengundurkan diri sebenarnya hanya karena egonya saja. Semalam setelah ia sampai di rumah dari perjalanan panjangnya, setelah dirinya tau bahwa Rama-lah yang menyewa taksi untuknya pulang. Juga ia menebak bahwa selimut tebal yang dikatakan oleh Salma pasti milik Rama. Semalaman di dalam kepalanya terjadi perdebatan antara logika dan perasaannya. Perasaannya terluka, karena Rama masih diam-diam mengawasi dan mengikutinya. Perasaannya terluka bahwa Rama semakin banyak tau cela kehidupannya. Egonya tergores sekali lagi bahwa ia ingin terlihat baik-baik saja di mata Rama. Perasaannya yang terluka membawa satu kesimpulan bahwa ia tak mungkin meneruskan pekerjaannya di kantor milik Rama. Egonya mendesak hal itu. Tapi logikanya memaksa bertahan. Logikanya memaksa untuk tak munafik bahwa pekerjaan dan kesempatan sebaik itu akan sulit datang kembali. Semalaman Maryam tak bisa tidur, meski membenarkan dan logikanya menang, namun Maryam memaksakan diri menuruti perasaanny

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-15
  • Jodoh Dari Anakku   Bab 48 Belanja Menyenangkan

    Lagi-lagi sore yang indah, batin Rama.Ia lega sudah mengutarakan niat tulus nan lurusnya. Untuk kesekian kalinya. Meski harus membuat Maryam lagi-lagi terisak.Maryam belum memberi jawaban. Perempuan itu masih harus banyak diyakinkan karena trauma masa lalunya yang sangat menyakitkan. Tak apa, pikir Rama. Karena ia sudah memiliki bala bantuan yang dijamin bisa meluluhlantakkan pertahanan itu seutuhnya. "Mau sekalian mampir makan?" Tanya Rama, sebenarnya ditujukan pada anak-anak. Namun dengan cepat Maryam menyambarnya. "Nggak usah, Mas. Saya masak aja. Nggak mau ngebiasain anak-anak makan di luar." Rama mencebik. "Padahal nggak pernah aku ajak makan di luar. Bilangnya udah kebiasaan." Gerutu Rama yang didengar jelas oleh semuanya. "Om Rama ngambek, Ma..." Sela Fatih dari belakang. "Iya, nggak apa-apa." Sahut Maryam tak acuh. Hening kemudian. Rama seperti memikirkan sesuatu dan Maryam tenang duduk di sampingnya. Lalu... "Udah ada bahan masakannya?" Tanya Rama tiba-tiba. Maryam

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-16

Bab terbaru

  • Jodoh Dari Anakku   Bab 94

    Malam itu, semua orang kembali ke kamar dengan dada mengembang bahagia. Setelah Khalid memutuskan undur diri. Termasuk Khalid yang juga memasang senyum sepanjang perjalanan pulangnya.Tak apa menunggu dua sampai empat minggu lagi. Ia yakin jawaban Ines adalah 'iya' untuknya.Tetapi, masih ada satu hal lagi yang mengganjal bagi keduanya. Icha.Seharusnya, Icha ikut dilibatkan tadi. Seharusnya ia mengajak Icha diskusi terlebih dulu sebelum memutuskan pulang.Khalid sedikit menyesal. Sebab entah kapan lagi memiliki kesempatan seperti tadi, saat Icha dengan gamblang bertanya soal niatannya.Senyum Khalid semakin mengembang memingat hal itu.Ines mengetuk pelan kamar anaknya yang berada di rumah Pak Ali itu. Ines sempat melirik jam tangannya, masih jam 20.20. Biasanya Icha masih memainkan gawai untuk sekedar nonton youcup atau game online.Ines mengetuk lama. Lama tidak ada sahutan lalu Ines sedikit berseru."Icha.. Buka pintunya, Dek. Udah tidur, ya"Panggilan Adek yang selalu Ines sematka

  • Jodoh Dari Anakku   Bab 93

    "Gimana, Pi, Mi? Mbak Ines mana?" Tanya Rama tak sabar.Mahesa sudah lelap setelah ditimang gendong oleh papanya. Salma dan Fatih juga susah berhasil terlelap setelah sedikit drama pencarian sang mama yang sedang menggali informasi dari Icha.Maryam berjalan dari arah kamar Icha, menuju ruang tamu bergabung dengan suami dan mertuanya.Belum juga Pak Ali maupun Bu Andini menjawab, Rama kembali berkata,"Itu ketawa-ketawa kenapa? Padahal tadi kayaknya sengit banget kaya mau nerkam mangsa. Kok bisa?""Kamu cerewet banget kaya perempuan!" Sergah Bu Andini. "Tunggu aja di sini. Biarin mereka ngomong. Semoga itu pertanda baik. Kita berhutang banyak pada Nak Khalid.""Ha? Hutang apa? Perusahaan? Emang iya, Sayang?" Rama mencecar lagi, memvalidasi pada MaryammTadi sewaktu ada tamu gayanya berwibawa sekali, tak mau banyak omong tak mau ikut campur. Begitu tidak ada orang sifat aslinya langsung keluar. Jiwa kepo dan cerewetnya seringkali bikin Bu Andini pusing tujuh keliling.Maryam mendelik k

  • Jodoh Dari Anakku   Bab 92

    Hujan malam itu tak lagi deras. Menyisakan rintik lembut terbawa angin sepoi menimpa punggung Ines yang kini sempurna menghadap Khalid.Matanya memicing, mengkerut lalu membeliak karena sebuah hantaman memori masa lalu.Memori itu masih berserak, tapi ia bisa mengingatnya.Seorang laki-laki berdarah campuran arab dengan cambang dimana-mana, bola mata cokelat yang perlahan memejam itu berada di bawahnya, menopang bobot tubuhnya. Saat Ines bangkit dari atas tubuh itu, ia melihat belakang kepala laki-laki itu mengalir darah segar.Saat itu, yang dilakukan Ines adalah berteriak kencang histeris. Ia sama sekali belum pernah melihat darah sebanyak itu.Dan laki-laki itu terluka kepalanya karena kecerobohannya.Ines tengah bercanda dengan temannya waktu itu di halaman fakultas entah berebut apa, berlarian mundur tanpa tahu bahwa ada batu besar yang siap menyambutnya tanpa dosa.Ines mundur dan tersandung batu itu, tubuhnya terpelanting mundur menabrak seseorang di belakangnya dan menindih or

  • Jodoh Dari Anakku   Bab 91

    Tok tok tok. Maryam mengetuk pintu kamar Icha beberapa kali, tetapi tidak ada sahutan. Mustahil Icha sudah tertidur. Maryam meraih handle pintu itu, terkunci. "Mbak Icha cantik.. Ini Tante. Boleh Tante masuk? Mbak Icha belum tidur 'kan?" Bibir Maryam hampir menempel dengan pintu karena suara rendahnya. Ia tak ingin membuat keirbutan di malam itu sekaligus agar suaranya tetap terdengar oleh Icha. "Mbak Icha.. Tante pengen curhat, nih.." Bujuk Maryam lagi. Ia menggunakan panggilan 'Mbak' pada Icha agar Icha dianggap sebagai yang paling tua dan dihargai. Nyatanya, Icha bukan anak kecil lagi. Panggilan yang awalnya diciptakannya untuk melatih Salma dan Fatih itu justru amat sangat disukai oleh Icha. Tak lama terdengar bunyi anak kunci diputar. Kemudian handle pintu bergerak dan membuat pintu itu terbuka."Kalau Tante mau membujukku karena Mama, mending Tante pergi aja. Maaf. Icha lagi pengen sendiri." Icha hendak menutup pintunya kembali tapi ditahan oleh tangan Maryam. "Tunggu du

  • Jodoh Dari Anakku   Bab 90

    Khalid adalah mahasiswa luar negeri dari program 'Student Exchange' di kampus tempat Ines menimba ilmu. Fakultas yang sama, tetapi sayangnya mereka berbeda jurusan. Hanya sekitar satu tahun, dua semester penuh Khalid memintal ilmu di nusantara kendati ia masih memiliki darah nusantara dari ibunya. Ibunya berasal dari sini. Mereka tinggal berpindah-pindah dari satu negara ke negara lain termasuk Indonesia karena bisnis keluarganya. Tetapi sejak ibunya meninggal 18 tahun lalu, keluarga mereka seolah ikut berhenti melupakan nusantara. Mereka mulai menetap di Dubai dan selama 18 tahun itu tak ada yang kembali ke Indonesia. Baru sekarang Khalid kembali karena mengingat seorang gadis yang dulu dikenalnya. Dengan alasan ingin mengembangkan bisnis, Khalid membujuk sang ayah agar mengijinkannya ke Indonesia. Lalu tepat sebulan yang lalu, ia tak sengaja bertemu dengan Ines di sebuah bank yang ternyata ia adalah manager di sana. Bagaimana Khalid masih mengingat wajah Ines padahal sudah lewa

  • Jodoh Dari Anakku   Bab 89

    Setelah acara reuni malam itu, Khalid bergegas terbang menuju Dubai untuk menemui kedua ayahnya. Dini hari pesawatnya mulai meninggalkan zona udara Indonesia menuju negara yang memiliki teknologi super canggih itu.Di sanalah tempat tinggalnya selama 20 tahun terakhir.Ah, lebih tepatnya, di sanalah ayahnya sekarang tinggal. Seorang diri. Hanya ditemani seorang asisten rumah tangga yang membantu beliau mencukupi kebutuhan sehari-hari. Usianya sudah menjelang 85 tahun. Istrinya sudah lama meninggal meninggalkannya sendirian di dunia ini.Anak-anaknya?Anaknya melanglang buana mengikuti rezekinya masing-masing bersama keluarga masing-masing. Tinggalah si bungsu yang tak kunjung menikah dan membuatnya resah.Hidupnya dilanda gelisah karena memikirkan si bungsu yang katanya enggan menikah.Maka malam itu, merasa waktunya telah dekat. Beliau meminta anak bungsunya agar lekas kembali ke tanah air."Hidup tak melulu soal bisnis dan uang. Ada ruang kosong di jiwa yang harus segera diisi agar

  • Jodoh Dari Anakku   Bab 88

    "Belum ada kabar lagi dari Pak Khalid, Teh?" Tanya Maryam yang sengaja berhenti di meja Teh Arum pagi itu."Belum, Bu. Nomor Pak Khalid tidak aktif sejak seminggu yang lalu."Sudah lewat dua minggu sejak pertemuan mereka membahas kerja sama itu. Tapi Khalid seolah raib begitu saja.Tak ada kabar. Arum pun tak bisa menghubungi siapapun entah sekretarisnya atau kantor Khalid. Sebab Khalid lah yang menghubungi mereka secara langsung menggunakan nomor pribadinya pertama kali.Sesuatu terasa janggal. Apa sebenarnya Khalid memiliki maksud lain?Tapi obrolan mereka dua minggu yang lalu biasa saja. Obrolan layaknya bisnis lainnya. Tidak ada yang mencurigakan.Kecuali satu. Sebutan unik yang dilontarkan Khalid untuk Mbak Ines.Astaga."Aneh.." Gumamnya.Pikiran Maryam terbang ke beberapa hari yang lalu saat ia berkunjung ke rumah oma dan opa anak-anaknya.Bu Andini sempat menyinggung bahwa Ines uring-uringan sejak pulang dari acara reuni kampusnya itu.Tidak jelas apa yang ia kesalkan tapi kat

  • Jodoh Dari Anakku   Bab 87

    Malam di kediaman keluarga Rama. Icha berada di sana, dititipkan oleh mamanya karena ia akan memenuhi undangan reuni itu.Icha memilih berada di rumah om dan tantenya karena lebih rame. Juga bisa bermain dengan Mahesa. Dari pada di rumah oma-nya. Bisa-bisa ia mati kutu. Kata Icha.Jadilah malam itu ia menginao di sana. Rama tak tinggal diam. Ejekan demi ejekan ia lontarkan pada kakaknya itu.Seumur-umur ia tak pernah melihat kakaknya keluar rumah untuk acara-acara semacam itu. Kecuali benar-benar resmi.Rama mengernyit. "Nggak biasanya ikut-ikutan acara begituan. Famgat (family gathering) kantor aja dia sering mangkir." Ejek Rama yang ia utarakan pada Maryam.Ia sedang duduk berdua di kursi ruang makan hanya bersama istrinya, sambil mengawasi anak-anak bermain di depan televisi ruang keluarga."Sewaktu ke butik itu dia juga terus uring-uringan. Katanya Mbak Ines dapet undangan khusus untuk acara itu. Jadi ngerasa nggak enak kalau nggak dateng." Sahut Maryam."Memangnya siapa ngundang?

  • Jodoh Dari Anakku   Bab 86

    Ines bergidik karena sapaan yang kedengarannya sangat biasa itu.Tapi karena ekspresi si laki-laki itulah Ines merasa jijik. Ganteng, sih. Tapi...Tampang si laki-laki itu sudah di usia sangat matang. Ines berani menebak kalau usianya pasti di atas empat puluhan. Mustahil kalau laki-laki itu belum menikah.Atau, dia memang tipe laki-laki genit yang suka tebar pesona dengan caranya yang sok cuek seperti tadi?Ines menegakkan duduknya lantas menggeleng menyapu pikirannya soal si laki-laki itu. Ngapain pula dia memikirkan orang asing?"Kasihan yang jadi istrinya. Suaminya genit begitu." Gumamnya lirih seraya melirik singkat punggung laki-laki yang sekarang sudah menghilang di balik elevator."Mbak Ines.. Ngelihatin apa?" Sapa Maryam dari belakang Ines.Ines terperanjat. Seperti seseorang yang ketahuan diam-diam memata-matai, Ines salah tingkah."Eh? Udah selesai?" Lontarnya."Nunggu lama, ya? Maaf, Mbak. Jadi, kan? Udah makan?" "Jadi.. jadi. Mm, Mar?""Ya?""Tamu tadi, aku dengar mau ke

DMCA.com Protection Status