Home / Pernikahan / Jodoh Dari Anakku / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Jodoh Dari Anakku: Chapter 51 - Chapter 60

94 Chapters

Bab 51 Senja Bahagia

"Ini hotelnya terlalu besar, Mas.. Pindah aja." Pinta Maryam halus. Baru sampai gerbang masuknya saja ia sudah berdebar. Rama memilih hotel berbintang banyak yang pasti mahal harga per malamnya. "Mas cuma sewa dua kamarnya aja, Maryam. Nggak sewa sehotel ini."Sahut Rama asal-asalan. "Aku serius! Ini pasti mahal, kan? Kenapa nggak yang lebih kecil aja. Cuma semalam. Sayang uangnya.." Maryam tak nyaman dengan kemegahan hotel itu. Semakin mendekati lobi hotel, degup Maryam semakin tak beraturan. "Nggak mahal. Nggak ada yang mahal kalau buat kamu dan anak-anak." Sahut Rama sungguh-sungguh. Tapi di telinga Maryam hal itu masih seperti candaan baginya. "Mas pilih hotel karena lengkap fasilitas untuk anak-anaknya. Ada playground mininya juga. Salma dan Fatih pasti senang. Lagipula, sesekali saja begini. Belum tentu sebulan sekali, kan. Kecuali kalau kita udah nikah nanti." Kalimat terakhir Rama diucapkan sangat lirih. Lirih sekali sampai tak terdengar oleh Maryam. Mereka di depan lobi
last updateLast Updated : 2023-11-20
Read more

Bab 52 Wanita Hebat

Bahwa bumi itu bulat dan berotasi. Bahwa bumi berjalan beriringan dengan planet lain mengelilingi matahari. Bahwa waktu terus berjalan tanpa tahu bagaimana gambaran masa depan. Maryam percayai semua itu. Maryam menjadikannya sebagai semangat hidupnya. Langit tak selamanya gelap. Tetapi, pasti akan membutuhkan gelap sebelum mentari bersinar menerangi langit. Di depan jendela besar yang dihadapkan pada senja itu, Maryam menyadari satu hal. Bahwa hidupnya dan anak-anak mungkin sedang mengalami transisi saat ini. Entah transisi dari gelap menuju terang atau terang menuju gelap. Atau ia masih berada di tengah-tengah senja seperti saat ini. Satu hal itu yang belum bisa ia pastikan. Ia percaya pada Rama, tapi ia belum bisa sepenuhnya menaruh harapan lebih pada laki-laki itu. Rama akan mendapat banyak rintangan jika bersamanya. Dan janda seperti Maryam tentu yang dianggap paling bersalah atas kerumitan hidup Rama. Maryam belum berani melangkah jauh, lagi-lagi ia masih meragukan dirinya s
last updateLast Updated : 2023-11-23
Read more

Bab 53 Cepat-Cepat Menikah

Seandainya aku bisa memutar waktu dan merubah jalan ceritaku, apakah aku akan tetap bertemu denganmu? Dan duduk bersandingan serta memelukmu seperti saat ini?Sejujurnya, aku malu kamu tau tentang masa laluku. ~~~~~"Kamu hebat, Maryam.. Kamu hebat. Itulah kenapa Mas jatuh cinta sama Maryam." Bisik Rama kemudian mengecup sekali puncak kepala Maryam.Rama melepas pelukannya tapi masih menangkup pipi Maryam, mengusapnya lembut menghapus jejak-jejak air mata itu."Terima kasih udah cerita sama Mas meski sulit. Mas janji Mas akan selalu sayang sama kalian, selalu menjaga kalian semampu Mas.. Mau, ya, nikah sama aku?""Apa Mbak Ines nggak apa-apa? Aku udah ngerasain beda sejak datang ke rumah Mas waktu itu. Respon orang tua Mas juga terlalu ramah yang justru malah membebaniku. Semuanya rasanya aneh." Akhirnya Maryam memberanikan diri mengungkapkan keresahannya."Nggak ada yang aneh. Mas memang sudah jauh-jauh hari cerita soal kamu, Salma dan Fatih sebelum memutuskan membawamu menemui bel
last updateLast Updated : 2023-11-24
Read more

Bab 54 Marah Membuncah

Padahal janjinya mereka hanya akan sebentar, tapi nyatanya menghabiskan 4 jam duduk bersama. Bercerita, bertukar pandangan, berdebat dan bergurau. Maryam terhanyut oleh cara Rama berbicara padanya dan bercanda. Maryam selalu menyukai cara Rama memandangnya meski Maryam tak pernah kuat lama-lama bertukar pandang dengan laki-laki itu. Maryam dan Rama kembali ke kamar mereka saat jam menunjukkan pukul 23.00. Pelan-pelan Maryam memasuki kamar agar tak membangunkan Salma dan Fatih. Sunyi. Karena kedua anak itu masih bergelung di bawah selimut tebal. Matanya benar-benar terpejam rapat. Mereka masih nyenyak. Maryam menghela lega, menoleh ke belakang memberitahu Rama bahwa mereka masih nyenyak. "Mas bawa Fatih lagi, ya.." Usul Rama lalu berjalan ke arah Fatih. Fatih tidur dengan selimut tertutup sampai hidungnya, meringkuk memeluk bantal. Nyaman sekali. "Nggak usah, Mas. Biar di sini aja, kita bertiga." Cegah Maryam. "Mas takut mereka terjatuh karena sempit." "Kasur kami di rumah bahk
last updateLast Updated : 2023-11-26
Read more

Bab 55 Keluarga?

Ridwan kembali ke rumah Rina dengan raut kesal serta menggerutu sepanjang jalan. Ia sama sekali tak menyangka bahwa Maryam begitu banyak berubah. Sebab Rina tak mengatakannya.Ya. Rina, istri Ahmad yang tak lain adalah iparnya adalah yang mengajak kongkalikong itu untuk meminta uang pada Maryam.Di teras rumah, Rina telah menunggu dengan antusias. Tapi rautnya ikut berubah ketika melihat Ridwan menggerutu dengan wajah ditekuk."Gimana? Kamu berhasil? Tapi dilihat dari mukamu ini, aku yakin pasti gagal. Payah. Kamu bilang apa pada Maryam? Modal? Memang nggak belajar dari masa lalu apa? Benar-benar payah." Dengus Rina di hadapan Ridwan.Mereka tampak begitu dekat. Untuk hubungan antar ipar, mereka terlalu dekat dan membuat risih."Maryam udah berubah. Bukan Maryam yang polos yang bisa dikibuli seperti dulu lagi." Ridwan membela diri. Ridwan pun sama anehnya. Seolah tunduk pada Rina yang notabene hanya saudara iparnya."Memangnya kamu nggak lihat dulu bagaimana penampilannya? Dari penamp
last updateLast Updated : 2023-11-27
Read more

Bab 56 Berhak Bahagia

Satu hari sebelumnya.Ponsel Rama berdenting, satu buah pesan masuk tanpa nama menginterupsi meminta perhatian sedikit di antara kesibukan Rama. Dari notifikasi pop up Rama melirik sekilas tertulis 'Ini kakak Maryam'.Rama tak langsung membuka, ia justru menautkan alisnya.Kakak Maryam adalah Ahmad dan satu lagi yang tak diketahui olehnya siapa namanya. Maryam tak pernah cerita.Rama sudah menyimpan nomor Ahmad, begitu pun sebaliknya. Jadi yang menghubunginya siang itu pasti bukan Ahmad. Atau Ahmad ganti nomor?Rama baru akan membuka pesan itu saat satu pesan kembali masuk. Rama segera membuka pesan itu dan membacanya ringkas.'Ini Kakak Maryam. Saya ada perlu dengan anda. Anda pasti calon suami Maryam, kan? Sebelum memutuskan maju apa tidak seharusnya ada bertemu keluarga Maryam dulu?'Entah benar atau tidaknya pesan itu, dalam pesan itu si pengirim menyebutkan namanya. Ridwan.'Saya Ridwan. Kakak kedua Maryam. Saya ada perlu sedikit, ini soal Maryam.. Kita harus bertemu.'Rama melet
last updateLast Updated : 2023-11-27
Read more

Bab 57 Permainan Gila

"Kamu harus pergi sekarang. Jangan tinggal lagi sama kami. Kalau Maryam tiba-tiba mengadu pada kakakmu bagaimana? Aku nggak mau ada masalah. Aku kasih uang buat cari kos-kosan. Terserah dimana yang penting kamu pergi sekarang." Ungkap Rina sedikit tegang setelah dilabrak oleh Maryam.Ia tak mau hubungannya dengan adik iparnya sendiri terbongkar dan ia dicampakkan oleh Ahmad. Tidak. Itu akan melukai harga dirinya. Mau taruh dimana mukanya di depan orang tuanya?"Aku baru sebulan di sini, kita baru bertemu setelah sekian lama. Kita nggak akan ketahuan, tau apa si Maryam bodoh itu. Dia ditipu suaminya aja dia nggak tau. Aku nggak mau pergi sebelum bisa dapet uang itu." Tegas Ridwan. Memang laki-laki bebal. Sejak kecil selalu begitu.Selalu ceroboh, seenaknya sendiri, dan susah dinasihati. Hidupnya terkatung-katung sekarag pun ia masih bisa berkilah.Sebulan Ridwan menjadi benalu di rumah kakaknya dengan alasan belum dapat kerjaan, cari kerja susah. Dan lain-lain. Padahal, setelah Ahmad b
last updateLast Updated : 2023-11-29
Read more

Bab 58 Mencemaskanmu

Menjelang siang, terik matahari begitu menyengat kulit Maryam yang kala itu berjalan lemah memasuki area pemakaman.Tangannya memegang satu buket bunga yang ia beli di perjalanan tadi. Matanya bengkak karena ia banyak menangis. Hidungnya bahkan mampet saking derasnya air mata mengalir.Air matanya kini sudah habis. Ia habiskan ketika berbicara empat mata dengan Ridwan yang sangat amat bebal.Di kepala Maryam berjejalan penuh pertanyaan 'Kenapa'. Ia sampai tak menyadari ketika disapa beberapa kenalan di sana, termasuk si juru kunci makam."Apa biasanya sepanas ini?" Gumam Maryam. Terik kali itu hampir tak bisa ditolerir kulit Maryam atau karena hatinya sedang panas maka panasnya matahari menjadi semakin terasa pedih.Beberapa langkah lagi sampai di tempat gundukan orang tuanya beristirahat. Langkah Maryam dipercepat.Maryam duduk bersimpuh di antara makam ayah dan ibunya. Meletakkan buket bunga di atas makam sang ibu."Ibu.. Ayah.. Maryam datang. Apa kabar ibu dan ayah di sana? Apa aya
last updateLast Updated : 2023-11-30
Read more

Bab 59 Jangan Membuatku Cemas

Rama terhenyak mendengar suara itu. Suara itu milik laki-laki. Suaranya sangat berat dan kecemasannya semakin menjadi-jadi ketika ia yakin bahwa suara itu bukanlah suara Ahmad. Rama menepikan mobilnya. Ia diam sejenak sebelum kembali pada sambungan teleponnya. "Hallo... Maaf, pak yang punya hape ini dimana? Kenapa yang angkat teleponnya bapak?" [Mbak Maryam pingsan, Pak. Sekarang ada di rumah sakit. Kata dokter Maryam kekurangan cairan. Saya nggak bisa nunggu lama, saya harus bekerja. Bisa anda jemput sekarang?] Rama mengencangkan cengkeramannya di setir. "Rumah sakit mana, Pak?" [Rumah sakit daerah xxx] "Saya perjalanan dari Bogor, Pak. Apa Bapak masih bisa nunggu saya dulu? Saya mau berterima kasih." [Maaf saya nggak bisa. Saya sudah terlambat sekarang.] "Kalau begitu terima kasih, Pak. Sekali lagi terima kasih."Rama menggigit bibirnya sembari memindah gigi. Melajukan mobilnya secepat mungkin, memaksimalkan kecepatan semampunya agar segera sampai kurang dari waktu tempuh no
last updateLast Updated : 2023-11-30
Read more

Bab 60 Menyimpannya Sendiri

"Sekarang Mas udah boleh dengar apa yang kamu lakukan kemarin? Apa yang terjadi sampai bisa pingsan seperti itu?"Rama dan Maryam tengah menikmati udara oagi di tepian danau buatan di daerah tersebut.Usai sarapan demi mengisi perut yang sejak kemarin kosong, juga menuruti permintaan Maryam soal es krim, Rama melihat ada sebuah danau ketika melintas di daerah tersebut.Duduk di sebuah bangku di bawah pohon. Udara pagi benar-benar segar dan menenangkan.Maryam berhenti mengulum es krimnya dan melipat bibir. Lalu berkata, "Ini memalukan, Mas. Kalau boleh biar masalah ini kusimpan sendiri." Jawab Maryan gugup."Apa karena itu kamu pingsan sampai berjam-jam?" Tanya Rama.Apa ini ada sangkut pautnya dengan Ridwan dan Rina? Pikir Rama.Maryam mengangguk. "Mungkin karena lupa nggak makan sama minum." Sahut Maryam santai.Gesturenya menghindari bertatap mata dengan Rama. Itu artinya Maryam tengah menyembunyikan sesuatu yang besar itu. Apa yang memalukan? Apa yang membuatnya begitu memalukan?
last updateLast Updated : 2023-12-01
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status