Home / Pernikahan / Jodoh Dari Anakku / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Jodoh Dari Anakku: Chapter 61 - Chapter 70

94 Chapters

Bab 61 Harus Segera

Ahmad meletakkan tasnya di kursi, menyandarkan bahunya kemudian merebah di sana.Ia baru saja sampai di rumah lebih awal setelah beberapa hari terakhir selalu lembur di kantornya.Ya. Ahmad hanya lembur di kantor, tidak sedang tugas ke luar kota seperti apa yang dituturkan oleh istrinya sendiri pada Rama."Novi dimana?" Tanya Ridwan sambil menyeruput teh yang disediakan Rina."Dia ada kegiatan pramuka 3 hari dan ini hari kedua. Kamu nggak ingat?" Sergah Rina, suaranya sedikit meninggi dan melirik Ahmad dengan sengitnya.Sementara Ahmad terdiam. Merasa bersalah sebab tak ingat kegiatan sang anak dan merasa tak luput dalam memberikan perhatian.Tapi, bukankah wajar? Dia juga manusia dengan karunia kealpaan. Di kantor, ia sedang sibuk-sibuknya karena pekerjaan yang banyak. Hingga tak begitu memperhatikan keadaan rumahnya. Baginya yang kaum lelaki, perasaan itu wajar."Ridwan mana?" Tanyanya setelah diam lama.Pertanyaan itu seketika membuat Rina pias. Berkali-kali berdehem menyamarkan ras
last updateLast Updated : 2023-12-03
Read more

Bab 62 Kamu yang Pertama

"Ines nggak ada masalah selama kamu bisa memegang janji sama kami bahwa kamu tidak akan mengecewakan kami semua terutama Maryam. Selama itu kamu pegang dan ingat baik-baik, Mami rasa Ines nggak masalah." Tutur Bu Andini tersenyum meyakinkan Rama. Tak ada yang perlu dicemaskan dan ditakutkan. Pun begitu dengan Ines. Bu Andini percaya pada Rama walaupun tetap harus ia ingatkan. Juga, tentang Ines yang lambat laun ia percayai pasti akan melunak dan menaruh kembali kepercayaannya pada adiknya. "Belum apa-apa Rama udah ngerasa kaya menantu di rumah ini." Seloroh Rama. Pak Ali mengangkat alisnya enggan berkomentar. Sepertinya istrinya dan Ines lebih tau semuanya. "Terserah apa kata kamu. Yang penting cuma satu itu pesan Mami." Rama merapatkan bibirnya dan menghela napas dalam. "Iya.. iya.. Rama janji. Rama akan selalu ingat itu. Rama janji akan jaga dan bahagiain Maryam dan anak-anaknya. Jadi kapan?" Tanya Rama tak sabar. "Apanya?" Sergah Bu Andini. "Nikahnya.." Bu Andini menghembus
last updateLast Updated : 2023-12-05
Read more

Bab 63 Saudara

Maryam pernah mengatakannya pada Rama, bahwa Rama adalah yang pertama baginya. Maryam bukan membual. Maryam memang merasakan semuanya pada Rama seperti pertama kalinya.Ia berdebar-debar untuk kali pertamanya. Ia salah tingkah untuk pertama kalinya. Ia bisa tersenyum bahkan tertawa tanpa beban bersama Rama. Ia dibolehkan bersandar, ia dibolehkan mengeluh, Maryam juga dibolehkan menangis menggunakan bahu Rama.Maryam dipeluk, Maryam dicium dengan lembutnya bahkan Maryam dipanggil sayang. Semuanya membuatnya haru. Perlakuan Rama membuatnya serasa terbang tinggi, seolah beban di pundaknya kini hilang seketika.Semua karena Rama. Dan dia beruntung bertemu pria itu. Maryam berjanji dalam dirinya bahwa ia akan mengabdikan diri pada suaminya sepenuhnya nanti, ia akan berbakti dan membuat Rama tak menyesal telah memilihnya.Semakin mendekati hari pernikahan mereka, debaran di dadanya semakin meningkat. Maryam merasa seolah jantungnya mendesak tulang dada dan menjebol keluar.Kadang sesak, tap
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more

Bab 64 Hari Bahagia

"Ibu.. Ayah.. Maryam bawa Mas Rama ke sini. Ibu dan Ayah pasti udah kenal. Mas Rama ke sini beberapa hari yang lalu. Mas Rama mau bawa Maryam dan anak-anak jadi keluarganya, Bu..Yah.. Kami akan menikah beberapa hari lagi." Ucap Maryam tercekat. Maryam berjongkok di antara pusara ayah dan ibunya dengan tangan Rama yang melingkar di bahunya. Air matanya mengalir. Ini hari momen bahagianya. Detik-detik menjelang hari baiknya tapi tidak ada orang tua yang mendampinginya. "Ibu.. Ayah.. Maryam janji Maryam akan bahagia. Maryam seneng. Ibu dan Ayah nggak perlu khawatir lagi." Maryam berkata susah payah karena isak tangisnya. Rama semakin mengeratkan pelukannya dan mengusap air mata itu. "Ibu.. Ayah. Saya Rama, saya kesini lagi. Saya mau minta ijin untuk membawa anak perempuan Ayah dan Ibu untuk hidup bersama saya. Saya mencintai Maryam dan anak-anaknya. Saya menyayangi mereka, jadi Ibu dan Ayah nggak perlu khawatir lagi. Saya berjanji akan menjaga dan membahagiakan mereka dengan sepenuh j
last updateLast Updated : 2023-12-06
Read more

Bab 65 Efek Masuk Angin

Keriuhan persiapan pernikahan yang bisa dibilang mendadak itu sungguh menguras seluruh tenaga dan pikiran Rama. Seperti yang dikatakan Bu Andini dan Pak Ali, beliau berdua menyerahkan semuanya pada Rama. Semua hal itu diurus oleh Rama dibantu dengan Teh Arum. Beruntungnya Rama, Pak Ali dengan murah hati meminjamkan asisten plus skretarisnya untuk membantunya. Sebab Rama tak pernah mau menggunakan sekretaris maupun asisten. Bukan karena tak butuh, tapi pekerjaannya memang tak terlalu membutuhkan itu. Menjelang hari H, Rama masih berkutat dengan Wedding Organizer memandu ke sana kemari dan memastikan tidak ada yang tertinggal atau terlewat. Rama sampai tak sempat menengok calon istrinya yang sudah berada di kamar tamu rumahnya. Degup jantung Rama berpacu cepat membuat adrenalinnya merambat cepat menjadikan energinya seperti meningkat berkali lipat. Pada akhirnya membuat ia sendiri kewalahan, karena otaknya justru menyuruhnya terus berpikir dan bekerja. Padahal ia ingin menemui Mary
last updateLast Updated : 2023-12-07
Read more

Bab 66 Akhirnya...

"Maryam.. Kamu.. Kok di sini?"Maryam terperangah.Kepalanya meneleng dan alisnya terangkat. Ia sampai tak bisa berkata-kata.Kemudian dengan perlahan mengambil tasnya kembali dan berjalan lambat mendekati Rama."Maksudnya?"Rama mendelik mendengar pertanyaan itu. Matanya menghindari tatapan Maryam, melihat sekelilingnya.Kemudian menunduk melihat pakaiannya. Ia merasa baru memakai pakaian serba putih dan baru akan mengucapkan ikrar pernikahan tadi.Lalu kenapa Maryam sudah ada di kamarnya? Pakaiannya juga sudah berganti. Apa dia bermimpi? Apa sebenarnya mereka sudah sah?Rama linglung. Dengan perlahan turun dari ranjang dan mendekati Maryam."Maksudnya apa, Mas? Jadi aku nggak boleh di sini?" Ucap Maryam pelan. Ia mencoba tenang meski di dadanya bergemuruh kesal. Kemudian meletakkan tas di pojok lemari.Maryam mengamati Rama yang sepertinya sedang linglung dan bingung. Apa efek masuk angin bisa bikin orang amnesia? Rasanya mustahil."Bukan begitu. Maksudnya.. Maaf, sebentar.." Ucap R
last updateLast Updated : 2023-12-08
Read more

Bab 67 Pagi Pertama

Untuk pertama kalinya Maryam tertidur di lengan seorang lelaki begitu nyenyaknya. Bukan lengannya yang digunakan tidur oleh Salma. Rasa lelah yang mendera karena keriuhan pesta pernikahan ditambah pergulatan panas di ranjang membuatnya lelap selelap-lelapnya. Maryam yang biasanya bangun sebelum ayam berkokok, kini justru masih bergelung di pelukan suaminya. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 5 lebih. Sementara Rama yang sudah terbangun terlebih dulu, sengaja tak bergerak sama sekali agar tak membangunkan istrinya. Rama hanya diam menikmati wajah Maryam dan tubuh polos yang tertutup selimut itu di bawah remang lampu kuning kamarnya. Rama menikmati setiap garis wajah Maryam. Kadang-kadang gemas tapi ia menahan diri agar tak membangunkan Maryam. Wanita ini pasti lelah sekali. Baru hari pertamanya menjadi istri, Rama sudah merepotkannya dengan tragedi masuk angin. Rama terkekeh pelan mengingat kekacauan yang ia buat sendiri kemarin.Ah.. ia juga merasakan tubuhnya kembali segar sek
last updateLast Updated : 2023-12-09
Read more

Bab 68 Bahagia Untukmu

Rama tak pernah menyangka bahwa kecintaannya pada anak kecil dan menjadi guru akan membawanya pada takdir yang sangat mengagumkan. Ia langsung memiliki dua anak ketika menikah.Peran baru Rama memang bisa dibilang berat. Begitu menikah ia langsung mendapat dua anak yang sedang bertumbuh dengan kecerdasannya emosional dan motoriknya. Menjadi tantangan karena mereka sedang aktif-aktifnya.Tapi, bukan Rama namanya kalau tidak bisa mengatasinya. Pilihannya menjadi guru anak-anak paud ternyata memberikan pelajaran yang sangat berharga.Juga sebagai bentuk latihan sebelum akhirnya bisa langsung dipraktekkan pada dua anak sambungnya.Hari ini Rama memilih menikmati hari-harinya, menikmati peran barunya yang ternyata sangat menyenangkan. Rama mengantar Salma dan Fatih sekolah, kemudian bersama-sama dengan Maryam menuju kantor."Mas sudah sampaikan sama Papi jauh sebelum ini. Kalau Mas nggak bisa urus perusahaan itu. Jadi, tujuan Mas bawa kamu ke kantor dulu dan memperkenalkanmu pada papi adal
last updateLast Updated : 2023-12-13
Read more

Bab 69 Rumah Baru

Seminggu setelah acara pernikahan itu, Rama memboyong Maryam dan anak-anaknya menempati rumah baru mereka. Rumah bergaya Skandinavian Rama pilih sebagai tempat tinggal mereka. Rama menyiapkannya setelah ia meneriakkan di depan Enggar bahwa Maryam adalah calon istrinya. Sebenarnya ia tak yakin dengan Maryam awalnya. Ia hanya memiliki ide menyiapkan rumah itu untuk siapa saja calon istrinya nanti. Dan ketika ia mengatakan di depan banyak orang bahwa Maryam adalah calon istrinya, Rama seperti tercetus sebuah pemikiran bahwa ia akan menikah dalam waktu dekat. Entah dengan Maryam atau yang lain. Lalu ketika ia mendapat kepastian dari Maryam, Rama segera merenovasi rumah itu dan menyelesaikannya segera."Ini rumah Papa? Bagus sekali.." Celetuk Salma."Rumahnya bagus. Gede.." Celoteh Fatih.Rama tersenyum menunduk menatap Salma dan Fatih bergantian. "Ini rumah Mama." Maryam terperangah. "Mas?" "Iya.. Ini rumah kamu. Surat-surat rumah ini semuanya atas nama kamu. Jadi, tolong tampung kam
last updateLast Updated : 2023-12-14
Read more

Bab 70 Pelampiasan

Drama malam itu datang dari Fatih yang enggan tidur di kamarnya sendiri. Ngotot meminta tidur bersama sang mama seperti biasanya.Padahal saat di rumah omanya, Fatih bisa tidur tanpa mamanya. Meski sekamar dengan Salma tapi mereka tetap tidur di kasur yang terpisah. Dan Fatih tidak keberatan.Tapi, kenapa sekarang Fatih kembali seperti awal? Tidur tanpa ketiak mamanya rasanya tak enak. Fatih merindukan nina bobok dari mamanya. Setelah berlarut-larut menggelendoti Maryam, Rama akhirnya turun tangan.Rama berusaha keras meyakinkan Fatih bahwa sudah saatnya anak itu tidur di kamarnya sendiri. Dengan berbagai iming-iming, akhirnya Fatih menurut.Rama membacakannya buku cerita sesuai yang disarankan Maryam. Sedangkan Maryam sengaja tidak menemani Fatih agar supaya anak itu mampu mandiri dengan tidur sendiri tanpanya.Rama sudah selesai membaca buku kedua di pukul 22.00 itu, tapi mata Fatih tetap enggan terpejam walaupun sudah beberapa kali anak itu menguap dan mengucek matanya sendiri.Fat
last updateLast Updated : 2023-12-15
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status