Semua Bab Jodoh Dari Anakku: Bab 71 - Bab 80

94 Bab

Bab 71 I Love You Bu Direktur

Udara pagi kali itu sedikit menusuk karena sudah mulai memasuki puncak kemarau dan angin dari australia lebih dingin dari biasanya.Anak-anak sebentar lagi memasuki masa liburan semester. Dimana rencana demi rencana telah Rama agendakan untuk liburan pertama kalinya mereka sebagai keluarga.Rama bwlum memberi tahu istrinya. Ia hanya sesekali menyinggung dan bertanya kemana biasanya liburan mereka. Tapi belum benar-benar mengajak.Kesibukan di yayasan ternyata sedang meminta seluruh perhatiannya. Sedangkan Maryam sedang banyak belajar karena ia baru saja diangkat sebagai direktur baru di perusahaan mertuanya itu."Pak, jadwal visitasi sudah keluar. Sepertinya awal semester bisa dilakukan. Sejauh ini persiapannya sudah matang. Kita belum tau apa yang kurang sampai visitasi benar-benar sedang berlangsung." Ujar Miss Hamidah, salah satu guru mengajar di TK miliknya.Rama meletakkan penanya, "Oke kalau begitu. Kita selesaikan sekarang apa yang belum diselesaikan. Saya minta tolong sama Mis
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-16
Baca selengkapnya

Bab 72

"Mas justru harus banyak berterima kasih karena kamu mau mengambil tanggung jawab ini. mas yang harusnya minta maaf. Kamu tetap istri hebat meski bekerja, kamu tetap ibu yang luar biasa walaupun tidak bisa menjemput anak-anak pulang sekolah. Kamu luar biasa, Maryam. Mas cinta kamu." Rama meninggalkan kecupan mesra di kening Maryam.Mereka sedang berjalan menuju lobi dengan saling berpelukan. Salma dan Fatih berlarian di depan mereka sambil mengoceh banyak hal.Tidak pernah terbayangkan oleh Maryam ia akan melihat Salma dan fatih tertawa begitu lepas dan ceria.Ia tak pernah menyangka bahwa masih ada laki-laki luar biasa di dunia ini yang mau menerimanya dengan ikhlas dan apa adanya."Aku juga." Jawab Maryam."Juga apa?" Tanya Rama."Aku cinta Pak Guru.." Bisik Maryam kemudian menyembunyikan wajahnya di dada Rama.Di luar, hujan masih cukup deras. Air yang menabrak kanopi kaca dan dinding kaca itu menimbulkan bunyi berdentangan yang berisik.Meredam suara celotehan Salma dan Fatih, jug
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-19
Baca selengkapnya

Bab 73

Pagi ini, cuaca tak begitu bagus di luar. Sepertinya mereka sedang berada di puncaknya musim penghujan. Pagi, siang sampai malam tiba gemericik suara hujan mengeringi kegiatan setiap manusia di kota itu.Anak-anak sudah mulai libur sekolah, dan rencana liburan mereka sepertinya akan tertunda karena cuaca.Rama berkali-kali mendesah keras karena kekecewaan melanda jiwanya. Bukan hanya karena ditundanya jadwal liburan mereka. Tetapi juga rencana bulan madunya yang mau tak mau ikut tertunda.Sebagai pengantin baru, Rama melewatkan banyak hal yang biasanya dilakukan oleh pengantin baru.Maryam pun semakin merasa bersalah, meski ini bukan salahnya juga bukan kuasanya untuk mengatur hujan, tapi ia tetap merasa tak enak pada Rama. Setiap kali Rama mendesah atau berdecak, Maryam merasa jantungnya dicubit keras sekali.Belum lagi rengekan Salma dan Fatih yang terus-menerus menagih janji liburannya.Setiap hari, Maryam mencari ide untuk menyibukkan anak-anak mereka agar teralihkan perhatiannya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-22
Baca selengkapnya

Bab 74

Dada Maryam bergemuruh. Denyut jantungnya bertalu tak nyaman. Sudah lama sekali ia tak merasakan seperti ini. Mendengar nama Ridwan diucapkan membuat perutnya kembali mual. Teringat akan perbuatan menjijikkannya. Skandal bersama kakak iparnya sendiri itu membuat Maryam benar-benar muak. Apa kabar Ahmad? Apa ia masih hidup tenang bersama istrinya? Apa ia tenang berbagi tubuh dengan wanita yang juga membagi tubuhnya dengan adiknya sendiri? Lalu sentuhan Rama membuat ia berjingkat. Padahal Rama menyentuhnya lembut dan bertanya dengan pelan. "Kenapa? Siapa yang telepon?" Tanyanya. Maryam menghirup udara sebanyak-banyaknya sebelum menjawab sang suami. Menatap nanar pada Rama, ia sungguh malu jika menceritakan apa yang terjadi. Selama ini ia telah menyembunyikannya rapat-rapat. Ia mencoba melupakannya dan membuang memory itu sejauh dan sedalam mungkin. Ia mungkin tak akan sanggup menanggung malunya menceritakan hal yang satu itu. "Ada apa?" Tanya Rama sekali lagi. Maryam merasa lutut
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-25
Baca selengkapnya

Bab 75

"Seharusnya kita liburan ke Selandia Baru, tapi karena kondisi kemarin, jadi Mas mengubah tujuannya ke Pulau ini. Pulau ini jauh lebih cantik dari Selandia Baru, kok. Juga, kalau sesuatu terjadi, kita nggak terlalu jauh pulangnya." Maryam mengangguk mengerti. Menyandarkan kepalanya di bahu Rama menyaksikan kecipak air yang dimainkan Salma dan Fatih. Setelah telepon terakhir Ridwan sore itu, Maryam justru tak pernah tenang. Ia dilanda kekhawatiran berlebih kalau-kalau Ridwan berbuat nekad dan mendatangi Ahmad. Meski Rama sudah berhasil membawanya pergi ke luar kota saat ini, pikirannya tetap berada di rumah dan kantor juga memikirkan Ahmad. Ya. Mereka sedang berlibur di sebuah pulau di pinggiran pulau Sumatra. Memilih daerah pantai dan sedikit pedalaman karena Rama tak ingin liburannya diganggu oleh siapapun. Ia menyiapkan banyak hal untuk liburannya kali ini. Termasuk rencana mengalihkan perhatian Maryam dari Ridwan. Rama sudah mendengar hubungan Maryam dengan Ridwan yang dari du
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-27
Baca selengkapnya

Bab 76

Kebiasaan mereka setelah bermandi peluh adalah merebahkan badan, saling berpelukan dan membicarakan banyak hal. Terutama tentang anak-anak.Rama yang justru lebih sering membahas bagaimana sekolah mereka, dimana sekolah mereka, bagaimana lingkungan yang baik untuk mereka.Maryam lebih banyak mendengar."Aku mau punya bayi lagi.." Seloroh Maryam. Ucapannya hampir seperti gumaman karena teredam dada polos Rama."Apa nggak sebaiknya nunggu Fatih genap 4 tahun?" Tanya Rama yang justru ingin menunda sejenak.5 bulan lagi, Fatih genap empat tahun. Ia ingin berpuas-puas menikmati masa pacarannya dengan Maryam dan juga mengobati rindu Fatih dan salma akan kasih sayang seorang papa."Aku keburu tua." Rengek Maryam.Rama tergelak. Hanya lima bulan saja, tapi Maryam bilang keburu tua."Apa bedanya sekarang sama nanti?" Lanjut Maryam mendesak."Memangnya kamu nggak apa-apa? Apa nggak sakit?" Tanya Rama."Apanya, Mas? Mas udah melakukannya berkali-kali baru tanya apa nggak sakit?" Maryam mendengus
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-28
Baca selengkapnya

Bab 77

"Apa kita ke sana aja, ya, Mas?" Maryam menyingkap selimutnya dan duduk menghadap sang suami yang berbaring.Maryam masih tak tenang memikirkan kakaknya. Ia takut sesuatu hal terjadi ketika Ahmad tengah sendirian atau lainnya. "Ke sana ke mana?" Rama mengernyit lalu mengerjap. "Ke rumah Kak Ahmad. Aku khawatir banget. Gimana kalau mereka berantem? Gimana kalau... Novi. Novi gimana nasibnya?" "Ini tengah malam, Sayang. Lagipula, kalau Kak Ahmad sudah memutuskan begitu berarti mereka sudah melalui semua yang kamu sebutkan itu Maryam. Walaupun Mas agak tidak yakin karena melihat kepribadian Kak Ahmad. Kak Ahmad itu seperti kamu. Memilih diam meski di dalam menderita sendirian." Rama mengucek sebelah matanya karena sudah benar-benar mengantuk.Lalu bangun dan duduk menyenderkan punggungnya di headboard ranjang.Maryam mendengarkan dengan seksama. "Kak Ahmad dan kebanyakan laki-laki lainnya hanya perlu waktu sendiri saat ada masalah. Bukan berarti mereka menghindar atau marah, mereka..
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-02
Baca selengkapnya

Bab 78

Satu bulan kemudian."Maaf, Kak. Mar baru bisa datang. Kakak sehat?"Maryam datang ke rumah kontrakan Ahmad yang baru setelah perceraiannya. Maryam baru berani datang setelah mendapat persetujuan dari kakaknya itu.Rumah kontrakan kecil, lebih mirip disebut paviliun dengan satu kamar tidur, kamar mandi dan dapur. Lebih kecil dari kontrakan Maryam dulu."Sehat. Maaf, kakak cuma punya ini." Ucap Ahmad sambil meletakkan dua cangkir teh."Mar udah biasa dengan yang begini. Kakak lupa?" Sahut Maryam santai. Dua anak dan suaminya sedang berkeliling mencari oleh-oleh untuk Ahmad dan Novi.Mereka saling diam beberapa saat. Seolah sama-sama canggung harus memulai dengan kalimat apa. Padahal mereka saudara dan sudah biasa bertukar kata."Apa keluarga kita dikutuk, Mar?" Kata Ahmad kemudian. Maryam mengangkat alisnya tak mengerti."Kenapa semuanya jadi hancur begini. Aku juga bercerai, dikhianati sama istri, Ridwan.. Oh, kamu udah dengar kabar? Ridwan diseret ke penjara karena perjudiannya. Akhi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-05
Baca selengkapnya

Bab 79

Siang itu menjadi siang terhangat bagi Maryam. Makan bersama meski tanpa personil lengkap, namun kedekatan mereka membuat hati Maryam sedikit terobati.Makan siang dengan makanan sunda bersama orang-orang terkasih, kakaknya, keponakannya, suaminya dan kedua anaknya.Juga bersama calon bayinya dan Rama.Maryam sudah menggunakan testpack sebanyak lima kali untuk memastikan bahwa dia benar-benar hamil."Kamu hamil.. Aku mau punya bayi." Air mata Rama menetes tanpa komando.Betapa bahagianya Rama mendapati hasil itu semuanya bergaris dua. Tangis haru sambil terus menatapi alat kecil itu di depan kamar mandi. Maryam sampai mendelik malu karena tak terbiasa dengan reaksi seperti itu di tempat umum.Ahmad dan lainnya malah justru tertawa. Mentertawai tingkah Rama yang ternyata sangat cengeng.Ahmad sampai menepuk-nepuk bahu Rama menenangkan."Kok papa nangis?""Papa seneng karena mau punya adik bayi, senengnya sampai nangis." Sahut Ahmad menjawab kepolosan Fatih."Emang boleh?""Ya boleh. Ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-07
Baca selengkapnya

Bab 80

"Perutku sakit, Mas.." Maryam merintih dan mencengkeram lengan suaminya. Perutnya sebentar-sebentar mengencang sebentar hilang lagi. Ia sudah mulai merasakan kontraksi palsu. "Mules? Sakit? Hpl-nya kata dokter masih dua-tiga minggu lagi ,kan? Apa kita ke rumah sakit aja? Mas takut kenapa-kenapa." Maryam meringis, sebuah tendangan yang dilakukan oleh sang bayi tepat di bawah diafragmanya membuat nafasnya sesak sejenak. Ia menghirup udara sedalam-dalamnya dan menghembuskannya dengan cepat lalu menghirup lagi. Maryam terus melakukan itu sampai rasa sakit itu menghilang. Cengkeraman tangannya di lengan sang suami pun ikut mengendur. "Tunggu aja deh, mulesnya masih hilang timbul. Ini mungkin cuma kontraksi palsu." Jawab Maryam. Tangannya mengusap perutnya yang menyembul sana sini karena tendangan si bayi. "Aktif banget dia." "Apa itu? Mana ada palsu-palsuan. Kita ke rumah sakit aja sekarang." Rama tak percaya dengan kata-kata Maryam. 'kok ada kontraksi palsu pada ibu yang hampir melah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status