Beranda / Pernikahan / Jodoh Dari Anakku / Bab 9 Maryam dan Enggar (2)

Share

Bab 9 Maryam dan Enggar (2)

Penulis: HIZA MJ
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-04 22:49:48

"Mas cuma kasih 500 ribu buat satu bulan. Untuk makan aja nggak cukup, Mas. Mas tiap hari protes pengen makan enak-enak tapi uang yang Mas kasih cuma segitu. Boro-boro jajan. Mau beli telur aja aku mikir-mikir. Makanya jangan protes kalau tiap hari cuma ada tahu sama tempe!" Maryam berteriak di akhir kalimatnya.

Maryam tak tahan untuk tidak terpancing. Pagi itu mood-nya sedang tidak baik. Harapannya lagi-lagi pupus soal hamil dan ia akan menjalani dua bulan yang sangat menyesakkan. Sendirian tanpa kegiatan apapun dan tak diijinkan keluar oleh suami.

Maryam sedang kesal dengan keadaan.

"Beraninya kamu!!"

PRANGGG

Maryam tersentak tapi tak mampu bergerak. Pecahan piring itu mengarah padanya. Beberapa pecahan halus kaca memercik di kakinya. Berdarah. Ia berdarah di beberapa tempat. Tapi Maryam tak mampu bergerak.

Piring yang dipecahkan bukan hanya satu. Enggar menyapu seluruh isi meja itu dengan satu tarikan tangan. Semua piring itu pecah berikut dengan isinya yang telah susah payah Marya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jodoh Dari Anakku   Bab 10 Maryam dan Enggar (3)

    Tahun-tahun berikutnya tak ada yang spesial di hidup Maryam kecuali malaikat kecil yang kini menjadikan hari-harinya lebih seperti manusia pada umumnya.Enggar sudah mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan konstruksi. Kariernya dengan cepat melejit beberapa tahun kemudian. Tapi, Maryam masih mendapat perlakuan yang sama. Uang belanja yang sama dengan beberapa tahun yang lalu. Padahal sekarang ada Salma.Lalu, tahun berikutnya ketika ia positif hamil Fatih. Enggar ditugaskan keluar kota menangani proyek baru. Enggar tak mengatakan detail tempatnya. Ia hanya mengatakan keluar kota untuk beberapa minggu. Entah dimana kota yang dimaksud Maryam tak pernah tau.Beberapa minggu itu kemudian dengan cepat berubah menjadi ulangan bulan. Enggar hilang kabar. Ponselnya entah kenapa sulit sekali dihubungi. Sampai Maryam mencoba menghubungi melalui e-mail. Namun tetap nihil.Selama itu pula Maryam tak mendapatkan uang bulanan. Ia kelimpungan kesana kemari mencari pinjaman, sampai pada akhirnya ia j

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05
  • Jodoh Dari Anakku   Bab 11 Rujuk

    Rama menyenggol bahu kakaknya. "Ada apa? Kayaknya serius banget.""Bukan urusanmu. Ngapain, sih, kesini lagi?" Sahut Ines ketus."Jangan ketus-ketus banget sama adikmu. Nanti kalau aku udah nikah Mbak pasti kesepian karena nggak ada yang ngajak main Icha.""Ck.." Ines memandang sinis Rama lalu pergi meninggalkan Rama. Maryam sudah terlalu lama bicara di luar. Ia takut Maryam kenapa-kenapa atau tengah bimbang.Ines menyusul keluar.Seperti dugaannya, Maryam sudah selesai bicara. Wanita itu sedang termangu menatapi ponsel. Maryam memang tengah bimbang. Ia mengambil keputusan untuk tidak bertemu laki-laki yang telah banyak menggoreskan luka di hatinya itu. Juga luka pada anak-anaknya.Maryam bertanya soal keputusannya apa sudah benar pada Ines. Ines menggeleng lalu memeluk Maryam. "Kamu perlu waras untuk tetap hidup dan mencari kebahagiaan bersama anak-anak kamu. Dan dia hanya akan merusak kebahagiaanmu. Biarin aja dia cari cara pulangnya sendiri." Kata Ines. Ia melepas pelukannya. "Mati

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-06
  • Jodoh Dari Anakku   Bab 12 Membuka Cerita Lama

    "Ceritanya panjang. Alasan saya tidak bisa pulang setelah pergi dinas itu karena saya di guna-guna oleh salah satu warga di tempat dimana saya dinas. Saya di guna-guna dan dinikahkan paksa dengan gadis disana. Maafkan saya, Yah. Saya mau lepas darinya, saya masih ingin sama-sama sama Mar."Ujar Enggar tanpa mempedulikan perubahan raut kedua lawan bicaranya.Pak Ahsin dan istrinya terlihat sangat enggan mendengar cerita dari mulut Enggar. Mereka tak peduli. Enggar mau dipaksa menikah atau sukarela menikah dengan gadis lain, tanpa itu semua mereka sudah kecewa dengan laki-laki itu karena telah menyusahkan anaknya."Saya selalu diancam agar tidak keluar dari desa itu. Mereka selalu bilang mau celakain Maryam kalau saya nggak menuruti kemauan mereka. Mereka punya ilmu hitam yang kuat, Yah." Terang Enggar."Kalau begitu apa yang kamu lakukan disini sekarang? Kamu harus menuruti mereka agar anak saya tidak celaka. Lagipula, anak saya pasti lebih kesusahan kalau kamu disisinya." Tukas Bu Ahsi

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-08
  • Jodoh Dari Anakku   Bab 13 Awal Mula Petaka

    Tiga tahun yang lalu, Enggar datang bersama beberapa rekannya menangani proyek yang akan berjalan di pedalaman Kalimantan. Sebuah pembangunan jembatan yang melibatkan perusahaan tempatnya bekerja.Itu adalah proyek pertama Enggar yang berada di luar provinsi, luar pulau bahkan. Dan juga, kali pertama ia harus berjauhan dalam kurun waktu yang lama dengan keluarganya.Dalam kunjungan itu Enggar dan rekannya harus menginap di rumah-rumah warga karena terbatasnya fasilitas penginapan dan akses jalan yang buruk jika harus bolak balik ke kota. Dan juga demi efisiensi waktu dan biaya operasional.“Proyek ini merupakan hasil lelang dari pemerintah setempat, kalau biasanya lelang akan dimenangkan oleh yang bertaruh paling mahal, namun, untuk jenis lelang proyek dari pemerintah seperti ini kita main di harga paling murah. Yang bisa memberikan RAB dan biaya operasional termurah dia lah pemenangnya. Dan perusahaan kita yang menang. Jangan harap dapat tidur nyenyak di hotel ber-ac. Bisa dapat kasu

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-09
  • Jodoh Dari Anakku   Bab 14 Firasat

    Pedalaman Kalimantan, saat ini..4 hari kemudian..PYAARRRRPRANGGGBRAKKK"Fifi!!" Ibu-ibu paruh baya berlari setelah mendengar suara gaduh di rumah anaknya yang hanya berjarak lima langkah dari rumahnya sendiri. "Kamu kenapa? Kenapa semuanya berantakan begini, Fi? Ada apa denganmu?!" Ibu itu adalah ibu Fifi sekaligus ibu mertua Enggar. Ibu itu menyapu seluruh ruangan yang berantakan karena si anak. Ibu Fifi memeluk Fifi dari belakang dan menghentikan gerakan yang hendak melempar barang-barang lagi."Enggar keterlaluan! Dia berani bohongi Fifi." Teriak Fifi histeris."Bohong apa? Kemana suamimu?" Tanya Ibu panik mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru rumah panggung itu."Enggar akan terima akibatnya!" Desis Fifi dengan suara ketatnya. Matanya melotot memerah menatap ibunya. "Fi! Ada apa? Jangan marah begini. Ngomong baik-baik." Bujuk sang ibu. "Enggar menemui mantan istrinya. Enggar bohong soal kerjaan itu, Enggar kembali ke pulau itu dan menemui istrinya!" Fifi berteriak. Am

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-10
  • Jodoh Dari Anakku   Bab 15

    Untuk kali pertamanya Rama melihat Maryam muncul di depannya dengan wajah kusut dan penuh kekhawatiran. Biasanya, perempuan itu akan selalu berpura baik-baik saja dan selalu rapi."Sampe lupa ada orang disini.. Buru-buru banget." Gumamnya saat Maryam melewatinya begitu saja.Rama melirik jam di tangannya. Sudah lewat dari waktu yang ia janjikan. Rama ikut bergegas pergi ketika Salma selesai berpamitan padanya.Orang yang hendak ia temui telah duduk rapi menyesap minuman di cafe di depan matanya. Rama merapatkan bibirnya. Ia siap dengan apa yang akan ia dengar."Selamat sore." Sapa Rama."Selamat sore, Pak Rama?"Kedua orang itu saling berjabat tangan."Ya. Saya. Maaf saya terlambat." Kata Rama."Saya juga belum lama. Silakan duduk.""Saya langsung saja. Saya mau dengar apa yang sebenarnya terjadi beberapa tahun silam." Kata Rama. Hasil yang dimintanya pada bawahannya beberapa hari yang lalu sudah ia pegang. Lalu bertemulah ia pada orang di hadapannya ini yang katanya mengerti benar ce

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-11
  • Jodoh Dari Anakku   Bab 16 Semakin Terluka

    "Tante. Kenapa nangis?" Tanya Icha.Maryam menggeleng tapi air matanya justru semakin menderas. Firasatnya sudah tak enak sejak semalam. Pikirannya terus tertuju pada orang tuanya tapi ia tak sempat pulang. Lalu tiba-tiba kabar duka itu datang menghantam dadanya hingga sulit bernapas.Icha berlari masuk memanggil mamanya. "Ma. Tante Maryam nangis banget. Aku nggak tau kenapa."Ines langsung berdiri meninggalkan Salma dan Fatih tak sempat memperhatikan raut Salma yang tiba-tiba cemberut."Mama nangis?" Tanya Salma.Icha menyadari kesalahannya. Seharusnya ia tak mengatakan terang-terangan di depan Salma soal mamanya. "Salma di sini dulu sama Mbak. Mama Salma biar ngomong sama Mamanya Mbak Icha dulu, ya?" Kata Icha.Salma mengangguk dan langsung tertunduk. Apa karena papa lagi? Pikir Salma.Maryam menunduk dengan memegang ponselnya sangat erat. "Ada apa, Mbak? Mbak Mar kenapa?" Tanya Ines."Ayah. Saya-, Ayah saya. Saya ma-u pulang." Jawab Maryam terbata. Air matanya semakin deras mengali

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-11
  • Jodoh Dari Anakku   Bab 17 Datang Lagi

    "Ayah. Mana ayah, Bu?""Di sana. Ayo." Ibu Ahsin menuntun anaknya. Saat melewati Rama, Ibu Ahsin memandang Rama cukup lama. Dan Rama mengangguk sebagai sapaan.Ia undur diri memberikan waktu untuk Maryam berduka. Menahan diri untuk memperkenalkan diri dan kembali ke mobil setelah mendapat jawaban soal jadwal pemakanam ayah Maryam pada salah seorang warga.Maryam tak menangis. Melihat wajah pucat sang ayah yang sudah diliputi kain kafan Maryam justru tak menangis. Ia mengusap wajah ayahnya. Duduk bersimpuh di samping jasad sang ayah lalu menunduk."Ayah. Maafkan Mar belum bisa membahagiakan ayah. Mar minta maaf karena jarang mengunjungi ayah. Mar..." Maryam tercekat. "Mary minta maaf karena dulu tak mendengar kata-kata ayah. Maafkan Mar, Yah... Mar akan hidup lebih baik setelah ini. Mar akan berusaha."Ibu Ahsin tersedu di belakang Maryam. Maryam menoleh ke belakang dan menggenggam tangan sang ibu.Mereka hanya berpandangan cukup lama lalu kembali berpelukan. Banyak kata-kata yang ingi

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-12

Bab terbaru

  • Jodoh Dari Anakku   Bab 94

    Malam itu, semua orang kembali ke kamar dengan dada mengembang bahagia. Setelah Khalid memutuskan undur diri. Termasuk Khalid yang juga memasang senyum sepanjang perjalanan pulangnya.Tak apa menunggu dua sampai empat minggu lagi. Ia yakin jawaban Ines adalah 'iya' untuknya.Tetapi, masih ada satu hal lagi yang mengganjal bagi keduanya. Icha.Seharusnya, Icha ikut dilibatkan tadi. Seharusnya ia mengajak Icha diskusi terlebih dulu sebelum memutuskan pulang.Khalid sedikit menyesal. Sebab entah kapan lagi memiliki kesempatan seperti tadi, saat Icha dengan gamblang bertanya soal niatannya.Senyum Khalid semakin mengembang memingat hal itu.Ines mengetuk pelan kamar anaknya yang berada di rumah Pak Ali itu. Ines sempat melirik jam tangannya, masih jam 20.20. Biasanya Icha masih memainkan gawai untuk sekedar nonton youcup atau game online.Ines mengetuk lama. Lama tidak ada sahutan lalu Ines sedikit berseru."Icha.. Buka pintunya, Dek. Udah tidur, ya"Panggilan Adek yang selalu Ines sematka

  • Jodoh Dari Anakku   Bab 93

    "Gimana, Pi, Mi? Mbak Ines mana?" Tanya Rama tak sabar.Mahesa sudah lelap setelah ditimang gendong oleh papanya. Salma dan Fatih juga susah berhasil terlelap setelah sedikit drama pencarian sang mama yang sedang menggali informasi dari Icha.Maryam berjalan dari arah kamar Icha, menuju ruang tamu bergabung dengan suami dan mertuanya.Belum juga Pak Ali maupun Bu Andini menjawab, Rama kembali berkata,"Itu ketawa-ketawa kenapa? Padahal tadi kayaknya sengit banget kaya mau nerkam mangsa. Kok bisa?""Kamu cerewet banget kaya perempuan!" Sergah Bu Andini. "Tunggu aja di sini. Biarin mereka ngomong. Semoga itu pertanda baik. Kita berhutang banyak pada Nak Khalid.""Ha? Hutang apa? Perusahaan? Emang iya, Sayang?" Rama mencecar lagi, memvalidasi pada MaryammTadi sewaktu ada tamu gayanya berwibawa sekali, tak mau banyak omong tak mau ikut campur. Begitu tidak ada orang sifat aslinya langsung keluar. Jiwa kepo dan cerewetnya seringkali bikin Bu Andini pusing tujuh keliling.Maryam mendelik k

  • Jodoh Dari Anakku   Bab 92

    Hujan malam itu tak lagi deras. Menyisakan rintik lembut terbawa angin sepoi menimpa punggung Ines yang kini sempurna menghadap Khalid.Matanya memicing, mengkerut lalu membeliak karena sebuah hantaman memori masa lalu.Memori itu masih berserak, tapi ia bisa mengingatnya.Seorang laki-laki berdarah campuran arab dengan cambang dimana-mana, bola mata cokelat yang perlahan memejam itu berada di bawahnya, menopang bobot tubuhnya. Saat Ines bangkit dari atas tubuh itu, ia melihat belakang kepala laki-laki itu mengalir darah segar.Saat itu, yang dilakukan Ines adalah berteriak kencang histeris. Ia sama sekali belum pernah melihat darah sebanyak itu.Dan laki-laki itu terluka kepalanya karena kecerobohannya.Ines tengah bercanda dengan temannya waktu itu di halaman fakultas entah berebut apa, berlarian mundur tanpa tahu bahwa ada batu besar yang siap menyambutnya tanpa dosa.Ines mundur dan tersandung batu itu, tubuhnya terpelanting mundur menabrak seseorang di belakangnya dan menindih or

  • Jodoh Dari Anakku   Bab 91

    Tok tok tok. Maryam mengetuk pintu kamar Icha beberapa kali, tetapi tidak ada sahutan. Mustahil Icha sudah tertidur. Maryam meraih handle pintu itu, terkunci. "Mbak Icha cantik.. Ini Tante. Boleh Tante masuk? Mbak Icha belum tidur 'kan?" Bibir Maryam hampir menempel dengan pintu karena suara rendahnya. Ia tak ingin membuat keirbutan di malam itu sekaligus agar suaranya tetap terdengar oleh Icha. "Mbak Icha.. Tante pengen curhat, nih.." Bujuk Maryam lagi. Ia menggunakan panggilan 'Mbak' pada Icha agar Icha dianggap sebagai yang paling tua dan dihargai. Nyatanya, Icha bukan anak kecil lagi. Panggilan yang awalnya diciptakannya untuk melatih Salma dan Fatih itu justru amat sangat disukai oleh Icha. Tak lama terdengar bunyi anak kunci diputar. Kemudian handle pintu bergerak dan membuat pintu itu terbuka."Kalau Tante mau membujukku karena Mama, mending Tante pergi aja. Maaf. Icha lagi pengen sendiri." Icha hendak menutup pintunya kembali tapi ditahan oleh tangan Maryam. "Tunggu du

  • Jodoh Dari Anakku   Bab 90

    Khalid adalah mahasiswa luar negeri dari program 'Student Exchange' di kampus tempat Ines menimba ilmu. Fakultas yang sama, tetapi sayangnya mereka berbeda jurusan. Hanya sekitar satu tahun, dua semester penuh Khalid memintal ilmu di nusantara kendati ia masih memiliki darah nusantara dari ibunya. Ibunya berasal dari sini. Mereka tinggal berpindah-pindah dari satu negara ke negara lain termasuk Indonesia karena bisnis keluarganya. Tetapi sejak ibunya meninggal 18 tahun lalu, keluarga mereka seolah ikut berhenti melupakan nusantara. Mereka mulai menetap di Dubai dan selama 18 tahun itu tak ada yang kembali ke Indonesia. Baru sekarang Khalid kembali karena mengingat seorang gadis yang dulu dikenalnya. Dengan alasan ingin mengembangkan bisnis, Khalid membujuk sang ayah agar mengijinkannya ke Indonesia. Lalu tepat sebulan yang lalu, ia tak sengaja bertemu dengan Ines di sebuah bank yang ternyata ia adalah manager di sana. Bagaimana Khalid masih mengingat wajah Ines padahal sudah lewa

  • Jodoh Dari Anakku   Bab 89

    Setelah acara reuni malam itu, Khalid bergegas terbang menuju Dubai untuk menemui kedua ayahnya. Dini hari pesawatnya mulai meninggalkan zona udara Indonesia menuju negara yang memiliki teknologi super canggih itu.Di sanalah tempat tinggalnya selama 20 tahun terakhir.Ah, lebih tepatnya, di sanalah ayahnya sekarang tinggal. Seorang diri. Hanya ditemani seorang asisten rumah tangga yang membantu beliau mencukupi kebutuhan sehari-hari. Usianya sudah menjelang 85 tahun. Istrinya sudah lama meninggal meninggalkannya sendirian di dunia ini.Anak-anaknya?Anaknya melanglang buana mengikuti rezekinya masing-masing bersama keluarga masing-masing. Tinggalah si bungsu yang tak kunjung menikah dan membuatnya resah.Hidupnya dilanda gelisah karena memikirkan si bungsu yang katanya enggan menikah.Maka malam itu, merasa waktunya telah dekat. Beliau meminta anak bungsunya agar lekas kembali ke tanah air."Hidup tak melulu soal bisnis dan uang. Ada ruang kosong di jiwa yang harus segera diisi agar

  • Jodoh Dari Anakku   Bab 88

    "Belum ada kabar lagi dari Pak Khalid, Teh?" Tanya Maryam yang sengaja berhenti di meja Teh Arum pagi itu."Belum, Bu. Nomor Pak Khalid tidak aktif sejak seminggu yang lalu."Sudah lewat dua minggu sejak pertemuan mereka membahas kerja sama itu. Tapi Khalid seolah raib begitu saja.Tak ada kabar. Arum pun tak bisa menghubungi siapapun entah sekretarisnya atau kantor Khalid. Sebab Khalid lah yang menghubungi mereka secara langsung menggunakan nomor pribadinya pertama kali.Sesuatu terasa janggal. Apa sebenarnya Khalid memiliki maksud lain?Tapi obrolan mereka dua minggu yang lalu biasa saja. Obrolan layaknya bisnis lainnya. Tidak ada yang mencurigakan.Kecuali satu. Sebutan unik yang dilontarkan Khalid untuk Mbak Ines.Astaga."Aneh.." Gumamnya.Pikiran Maryam terbang ke beberapa hari yang lalu saat ia berkunjung ke rumah oma dan opa anak-anaknya.Bu Andini sempat menyinggung bahwa Ines uring-uringan sejak pulang dari acara reuni kampusnya itu.Tidak jelas apa yang ia kesalkan tapi kat

  • Jodoh Dari Anakku   Bab 87

    Malam di kediaman keluarga Rama. Icha berada di sana, dititipkan oleh mamanya karena ia akan memenuhi undangan reuni itu.Icha memilih berada di rumah om dan tantenya karena lebih rame. Juga bisa bermain dengan Mahesa. Dari pada di rumah oma-nya. Bisa-bisa ia mati kutu. Kata Icha.Jadilah malam itu ia menginao di sana. Rama tak tinggal diam. Ejekan demi ejekan ia lontarkan pada kakaknya itu.Seumur-umur ia tak pernah melihat kakaknya keluar rumah untuk acara-acara semacam itu. Kecuali benar-benar resmi.Rama mengernyit. "Nggak biasanya ikut-ikutan acara begituan. Famgat (family gathering) kantor aja dia sering mangkir." Ejek Rama yang ia utarakan pada Maryam.Ia sedang duduk berdua di kursi ruang makan hanya bersama istrinya, sambil mengawasi anak-anak bermain di depan televisi ruang keluarga."Sewaktu ke butik itu dia juga terus uring-uringan. Katanya Mbak Ines dapet undangan khusus untuk acara itu. Jadi ngerasa nggak enak kalau nggak dateng." Sahut Maryam."Memangnya siapa ngundang?

  • Jodoh Dari Anakku   Bab 86

    Ines bergidik karena sapaan yang kedengarannya sangat biasa itu.Tapi karena ekspresi si laki-laki itulah Ines merasa jijik. Ganteng, sih. Tapi...Tampang si laki-laki itu sudah di usia sangat matang. Ines berani menebak kalau usianya pasti di atas empat puluhan. Mustahil kalau laki-laki itu belum menikah.Atau, dia memang tipe laki-laki genit yang suka tebar pesona dengan caranya yang sok cuek seperti tadi?Ines menegakkan duduknya lantas menggeleng menyapu pikirannya soal si laki-laki itu. Ngapain pula dia memikirkan orang asing?"Kasihan yang jadi istrinya. Suaminya genit begitu." Gumamnya lirih seraya melirik singkat punggung laki-laki yang sekarang sudah menghilang di balik elevator."Mbak Ines.. Ngelihatin apa?" Sapa Maryam dari belakang Ines.Ines terperanjat. Seperti seseorang yang ketahuan diam-diam memata-matai, Ines salah tingkah."Eh? Udah selesai?" Lontarnya."Nunggu lama, ya? Maaf, Mbak. Jadi, kan? Udah makan?" "Jadi.. jadi. Mm, Mar?""Ya?""Tamu tadi, aku dengar mau ke

DMCA.com Protection Status