"Ya, Mas. Halo."Viola mengangkat telepon dari Bobby yang kebetulan menghubunginya di jam makan siang."Gimana? Kamu masih digangguin sama perempuan itu?""Hmm, aman, Mas.""Yakin aman?""Aman, Mas. Kenapa nelpon, Mas?""Nggak cuma mastiin aja, kalau misal dia ganggu kamu lagi, biar ditindak sama Pak Tito."Ada rasa agak lain di hati Viola."Nggak perlu, Mas. Nanti malah kesannya mematikan rezeki orang lain.""Okelah, tapi kalau ada yang isengin kamu lagi, kasih tahu ya.""Siap."Komunikasi antara Viola dan Bobby tak begitu intens tak selayaknya orang yang sedang pendekatan."Mas, kamu yang kirim kopi ke kantor?"Pukul tiga sore saat Viola sedang fokus belajar, tiba-tiba ada gofood untuk dirinya."Gimana? Udah dicobain, enak nggak?""Belum sih, ini baru aja diambil. Nggak usah repot-repot, Mas. Nggak enak soalnya.""Nggak repot kok, pas juga aku lagi mesan, ingat kamu, sekalian aja dipesanin juga. Lagian cocok nemenin kamu yang lagi belajar." Senyuman Viola terukir tipis. "Terima kas
Read more