Share

Merencanakan Aksi Balas Dendam

Lelaki dewasa itu menelepon seseorang saat mobil Viola melewatinya yang masih berdiri di tempat semula.

"Tugas apa, Pak?" tanya lelaki berambut panjang tapi diikat bersamaan dengan membuang puntung rokok ke sembarang arah. Suaranya parau, matanya merah.

"Balaskan dendam saya pada seseorang, nanti saya kasih tahu kapan kamu harus bereaksi!" Lelaki dewasa itupun mematikan sambungan telepon dan berjalan masuk ke mobil bersama dengan Fadlan.

"Besok kamu ledekin lagi dia. Sekalian juga gigit anak itu, biar dia tahu rasa sakitnya seperti apa."

"Siap, Pi. Tapi kalau seandainya aku dipanggil lagi gimana?"

"Itu urusan terakhir, biar papi yang urus."

Tak jauh dari sekolah Ammar, ada mall, Viola membanting stir ke sana. Dia perlu mengajak Ammar untuk berbicara dari hati ke hati.

"Maafkan Bunda ya, Mmar. Kemarin Bunda nggak kontrol diri akhirnya teriakin kamu. Sekarang Bunda paham dan sangat menyesal."

Viola menggenggam kuat kedua tangan Ammar di saat mereka menunggu pesanan makanan di salah satu
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status