Adriana membeku di tempatnya. Dia memandang Daren dan nenek Daren secara bergantian. Pikirannya sekarang sedang berkecamuk. Bolehkah dia menjawab pertanyaan itu dengan sejujurnya? Atau dia bisa berbohong, dan mengarang cerita lain?"Kenapa kau hanya diam, Adriana?"Suara nenek Daren terdengar sangat berat. Wajahnya terlihat gusar dan tidak sabaran. Ucapan Adriana beberapa saat yang lalu sangat mengganggu pikirannya."Nenek, aku bisa menjelaskan semuanya," ucap Daren kemudian."Aku tidak bertanya padamu," sergah nenek Daren sengit.Adriana menatap Daren lurus. Dari sorot matanya dia memberi isyarat pada Daren untuk berkata yang sebenarnya. Sepertinya dia tidak bisa menghindar lagi."Nenek sebelumnya aku ingin meminta maaf," ucap Adriana setenang mungkin. "Sejak awal aku tidak pernah berniat membohongi nenek.""Katakan saja yang sejujurnya. Aku tidak ingin mendengar kau bertele-tele," tukas nenek Daren ketus."Aku memang bukan istri Daren, Nek."Adriana memejamkan matanya. Tidak sanggup
Read more