Home / Romansa / Pembantu Kesayangan Tuan Muda / Chapter 231 - Chapter 240

All Chapters of Pembantu Kesayangan Tuan Muda: Chapter 231 - Chapter 240

284 Chapters

42. Nasib yang Telah Menanti

Bel pintu apartemen Laura menyela keasyikan Laura yang tengah duduk santai di ruang televisi, menikmati tayangan drama Korea kesukaannya sambil menunggu Bimo pulang. Dengan langkah malas, Laura menuju pintu dan mengintip sebentar. Dilihatnya wajah Katty, tetangga yang menempati unit di sebelah.“Halo, Katty, ada apa?” sapa Laura begitu membuka pintu.Katty tersenyum. “Maaf kalau aku mengganggu, Laura. Apakah kau punya hair dryer? Aku mau pinjam sebentar saja, punyaku tiba-tiba rusak, padahal aku sangat memerlukannya sekarang,” ujarnya terdengar sedikit ragu sambil menunjukkan rambutnya yang basah.Laura tersenyum, dia bisa memaklumi kondisi itu. Sebagai sesama wanita Laura tahu betapa Katty sedang membutuhkan alat itu untuk menunjang penampilannya. Lagipula Katty sangat baik padanya. Mereka sering berpapasan di lift dan Katty selalu membantu Laura membawakan barang-barang tentengannya sampai di depan pintu apartemennya.“Tentu saja, masuklah, Katty. Kuambilkan sebentar ya.” Laura berk
last updateLast Updated : 2023-08-15
Read more

43. Disekap Kenyataan

Sambil menahan rasa sakit yang masih bercokol di kepalanya, Aya menyusul Bimo ke sebuah rumah sakit begitu pria itu mengabarinya. Perasaannya dirundung kecemasan, kejadian di klinik tadi membuatnya merasa tersudut dan seperti menjadi orang ketiga di antara Bimo dan Laura, padahal sudah tidak ada apa-apa lagi di antara mereka. “Bimo, apa yang terjadi? Maafin gue, Bim, gara-gara nolongin gue … elu jadi ribut sama Laura dan kecelakaan kayak gini.” Aya menangis melihat Bimo yang harus dirawat pasca kecelakaannya tadi. Kepalanya diperban dan tangannya dibebat karena terkilir. “Nggak apa-apa, Ay. Salah gue sendiri tadi ngebut pas ngejar mobilnya Laura.” “Terus. Laura mana, Bim?” tanya Aya melihat Bimo sendirian dalam kondisinya saat ini. “Gue nggak bisa telepon dia. Berkali-kali gue telepon tapi nggak diangkat. Mungkin dia udah di apartemen sekarang,” ujar Bimo dengan kepala tertunduk sedih. Meskipun suka ceplas-ceplos dan terkesan galak, tapi Bimo tahu Laura sebenarnya orang yang sens
last updateLast Updated : 2023-08-16
Read more

44. Terhempas Kebingungan

Kegelisahan yang mendalam semakin merayap dalam diri Bimo sejak Laura menghilang pergi tanpa kabar. Dia bertanya pada Katty, si tetangga yang terakhir kali membawa Laura pergi dengan mobilnya. Namun jawaban Katty semakin membuatnya sedih. “Waktu itu Laura minta diturunkan di pusat perbelanjaan, aku sudah membujuknya agar pulang saja ke rumah, tapi dia bersikeras ingin pergi sendirian. Maaf, Bimo, aku tak bisa menemaninya saat itu karena aku ada urusan lain yang mendesak. Kupikir dia hanya butuh menenangkan diri lalu pulang, aku tak mengira dia belum pulang sampai sekarang,” demikianlah alibi Katty. Dia berkata sambil memasang wajah bersimpati. Bimo kemudian mencari Laura dengan mobil Dimas karena mobilnya telah remuk akibat kecelakaan itu. Dia berkeliling kota Montreal, keluar-masuk tempat wisata, mencari-cari ke hotel. Mungkin saja Laura butuh menenangkan hatinya yang sedang terbakar marah dan cemburu di tempat-tempat itu. Namun, Laura tak juga ditemukan. Bimo pun kembali ke apart
last updateLast Updated : 2023-08-17
Read more

45. Menjadi Pelayan

Laura merasakan napasnya tersengal-sengal saat dia berusaha menenangkan diri setelah beristirahat sesaat. Keringat mengalir di dahinya, mencerminkan ketegangan dan kerja keras yang dia jalani. Namun, kata-kata tajam Madam Dorothy langsung membuyarkan momen ketenangan itu. Telinga Laura berdengung ketika mendengar bentakan Madam Dorothy yang tajam dan memaksa. Dia mengangkat pandangannya, wajah Madam Dorothy yang marah menatapnya dengan tegas. Laura merasa hatinya berdenyut kencang, mencoba menahan emosinya yang mulai mencuat. "Jangan manja!" bentak Madam Dorothy sekali lagi, kata-kata itu seperti cambukan yang menghantam Laura. Dia merasa seolah kesalahannya begitu besar, padahal dia hanya mencoba sedikit beristirahat dari beban kerja yang begitu berat. "Selama ini mungkin kau bisa bermanja-manja, mungkin di luar sana kau diperlakukan bak tuan puteri, tapi tidak di sini!" Madam Dorothy melanjutkan, suaranya tajam seperti pisau yang menusuk hati Laura. Laura mencoba menahan air mat
last updateLast Updated : 2023-08-17
Read more

46. Di Bawah Ancaman

“Ini tidak bisa dibiarkan, Laura tak ada kabar sudah lebih dari 3x24 jam! Aku harus lapor polisi.” Bimo berkata dengan wajah penuh kegelisahan. Matanya mencerminkan rasa kalut dan cemas yang memenuhi pikirannya. Di depannya, Dimas mengangguk-angguk setuju, keputusan adiknya adalah tindakan yang tepat. Mereka telah melakukan pencarian secara mandiri di berbagai tempat, tetapi Laura belum juga ditemukan. "Cepatlah hubungi polisi sekarang, Bim. Jangan menunda lebih lama lagi," Barbara mendesak dengan wajah khawatir. Laura adalah bagian dari keluarganya, dan sebagai dokter, Barbara merasa sangat prihatin, terutama karena Laura sedang mengandung dan usia kehamilannya sudah hampir mencapai 9 bulan. Bimo hampir saja mengambil ponselnya untuk menelepon polisi dan menyampaikan laporan tentang orang yang hilang, namun tiba-tiba ponselnya berdering dengan suara yang nyaring. Nama “Istriku” muncul di layar, dan Bimo tidak sabar untuk menjawab panggilan dari Laura itu. "Laura! Dia menelepon!"
last updateLast Updated : 2023-08-18
Read more

47. Terdorong Naluri

Laura tak punya banyak waktu untuk meratapi kesedihannya atas gugatan perceraian yang telah ditandatanganinya di bawah ancaman Adam Ashford. Di bawah komando langsung Madam Dorothy, Laura harus melaksanakan pekerjaan abadinya sebagai pelayan Adam Ashford di pulau pribadinya ini. Tak ada waktu untuk mengeluh, tiada tempat untuk mengadu. Mau tak mau, suka tak suka, Laura harus menjalaninya seperti budak. “Laura! Apa kau tuli, Madam Dorothy memanggilmu!” seru seorang pelayan seraya mencekal tangan Laura dan menyeretnya ke dalam. “Laura, mereka adalah orang-orang yang kejam dan tak segan-segan menghukum meskipun kau hamil, jangan sampai kau melakukan kesalahan,” kata pelayan yang usianya tak jauh berbeda dengan Laura. “Kita manusia biasa, bagaimana mungkin tak boleh melakukan kesalahan,” protes Laura sia-sia karena tak akan ada yang peduli. Semua pelayan di sana sibuk menjaga dirinya masing-masing dari kekeliruan. Laura berjalan menuju ruangan Madam Dorothy seraya memegangi pinggang
last updateLast Updated : 2023-08-19
Read more

48. Pria yang Kejam

Suasana di ruangan itu terhenti sejenak, seperti waktu berhenti bergerak ketika Laura dengan tegas membentak Adam Ashford. Pandangan semua orang tertuju padanya, mulai dari para pelayan yang berdiri di sekeliling, hingga penjaga yang berjaga-jaga di sudut ruangan. Ada kejutan, cemas, dan ketidakpercayaan dalam setiap tatapan yang terpancar.Marcella, yang sebelumnya sempat bicara dengan Laura, menggigit bibirnya dan menutup mulutnya dengan tangan. Bahkan dia, yang lebih senior dalam menghadapi Adam, merasa kaget oleh tindakannya ini. Dia tahu betapa berbahayanya melawan atau membentak Adam Ashford. Laura telah melanggar batas yang selama ini dianggap tak terlampaui.Pelayan lain mengucapkan kata-kata dalam bisikan, "Tidak ada yang pernah berani bicara seperti itu kepada Tuan Ashford sebelumnya," bisik salah satu pelayan perempuan sambil mendelik tak percaya.Sementara itu, Adam Ashford menatap Laura dengan sorot mata yang penuh amarah dan terkejut. Tatapannya yang tajam seolah-olah in
last updateLast Updated : 2023-08-19
Read more

49. Sudah Jinak

Bimo duduk gelisah di kamar calon bayinya. Pandangan matanya kosong, terfokus pada langit-langit kamar yang terlihat seperti tempat pelarian dari kenyataan yang sedang dia hadapi. Getaran kegelisahan merambat dalam dirinya. Dia merenung tentang segala yang terjadi dalam beberapa minggu terakhir. Laura, tiba-tiba berubah menjadi orang asing baginya. Dia merasakan keresahan yang mendalam, meratapi ketidakmengertian atas perubahan mendadak dalam hubungan mereka. Kenapa Laura tiba-tiba sulit dihubungi? Mengapa dia seolah-olah menjauh padahal mereka sebentar lagi akan menjadi orangtua? Kepala Bimo dipenuhi pertanyaan-pertanyaan yang tak berujung. Matanya menatap ponselnya. Dia menggenggamnya erat-erat, berharap akan ada pesan dari Laura yang menjelaskan segala kerumitan ini. Namun, pesan itu tidak ada. Teleponnya tetap sunyi, tak ada pesan atau panggilan lagi dari Laura. Dia teringat suara Laura melalui telepon, kata-kata yang menyayat hatinya. "Aku hanya ingin bercerai, Om. Kita berpisa
last updateLast Updated : 2023-08-20
Read more

50. Kritis

Adam terpaku sejenak, matanya masih memandang lantai yang basah. Kepalanya tiba-tiba pusing, dan dia merasa kewalahan oleh situasi yang tak terduga ini. Pria itu menggigit bibir dengan wajah pucat. Laura tak pernah melihatnya dalam keadaan seperti ini sebelumnya. Setelah beberapa detik yang terasa seperti berabad-abad, Adam akhirnya bergerak. Dia meraih ponselnya dengan cepat dan mulai menekan beberapa tombol. “Dokter, cepat ke villa utama, ke ruanganku, ada pelayanku yang akan melahirkan sekarang juga!” katanya. Dia kemudian menoleh kepada Laura setelah menutup teleponnya. “Sudah kupanggilkan dokter. Bisa kau tahan sebentar?” ujarnya terdengar kalut dan bingung. Laura merasa lega atas reaksi Adam yang tak terduga ini. Syukurlah pria itu tak menyeretnya keluar kamar detik ini juga. Laura merasa kesakitan dan lemah, tetapi ada sedikit harapan di tengah kekacauan ini. “Aaaah!” rintihnya sambil memegangi perutnya yang terus-terusan berkontraksi. “Duduklah! Kenapa kau berdiri saja?” Ada
last updateLast Updated : 2023-08-21
Read more

51. Tersihir

Di ruangan villa yang berada di sebuah pulau pribadinya, Adam merasa gelisah mendengar tangisan bayi Laura yang tak henti-henti. Tatapannya yang biasanya tajam dan dingin kini penuh dengan kecemasan dan kegelisahan. Setiap tangisan bayi itu seakan menusuk hatinya dan membuatnya merasa tidak tenang."Apa mungkin dia lapar? Jika kondisi Laura tak memungkinkan penyediaan ASI untuk sementara waktu, cepat carikan donatur ASI buat bayi ini daripada dia harus mengkonsumsi susu formula," ucap Adam dalam nada cemas kepada Madam Dorothy, kepala pelayannya yang selalu siap membantu.Madam Dorothy bisa merasakan kegelisahan Adam, dia ingin menenangkan sang tuan dengan berkata, "Saya akan segera menghubungi dokter dan menanyakan tentang kebutuhan air susu untuk bayi ini, Tuan."Adam mengangguk. Tangannya menggosok pelipisnya dengan frustrasi. Dia tidak tahan melihat bayi itu menangis dan merasa tak berdaya dalam situasi ini. Semua kekerasan dan keangkuhan yang selama ini dia tunjukkan tampak mengh
last updateLast Updated : 2023-08-22
Read more
PREV
1
...
2223242526
...
29
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status