Home / Urban / Pewaris Tunggal Itu Adalah Suamiku / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Pewaris Tunggal Itu Adalah Suamiku: Chapter 191 - Chapter 200

205 Chapters

Bab 191. Pengeroyokan

Beruntung Evan sempat mengelak dari tinju pria itu. Setelahnya, ia buru-buru menghindar sebelum orang tersebut menyerangnya lagi."Siapa kamu?" Evan menatap tajam ke arah pria itu."Tidak perlu tahu siapa aku! Sekarang, cepat pergi dari sini dan jangan ikut campur urusan kami!" pekik pria itu.Evan sama sekali tak takut dengan pria itu. Ia lebih takut jika sampai anak-anak sampai terluka akibat ulah penjahat tersebut.Namun, pria berambut gondrong dengan wajah sangar dan bertubuh tinggi besar itu seakan tak memperdulikan anak-anak. Ia malah memanggil beberapa rekannya yang terlihat seperti preman dengan tato yang memenuhi bahu."Lihatlah, pahlawan kesiangan itu sedang berusaha mengganggu pekerjaan kita!" teriak pria itu."Pekerjaan? Harusnya kalian malu mengatakannya. Yang bekerja adalah anak-anak kecil itu!" timpal Evan yang sudah kesal bukan kepalang.Anak-anak kecil yang menyaksikan pertikaian tersebut semakin merasa ketakutan, mereka berkumpul, saling merangkul satu sama lain di s
last updateLast Updated : 2023-07-02
Read more

Bab 192. Rumah Sementara

Evan mengerutkan alis, merasa aneh dengan respon anak-anak tersebut. Mereka seakan tak senang saat dirinya menyebut pemilik panti asuhan."Bos bilang jangan pernah sebut dia pemilik panti asuhan," ucap seorang anak yang terlihat paling besar di antara yang lain."Memang kenapa?" Evan semakin tertarik dengan ucapan anak itu.Namun, anak-anak kecil itu malah saling pandang, seakan ragu untuk menjelaskan semuanya secara detail. Sampai akhirnya Evan berusaha meyakinkan mereka."Tenang saja, aku akan menjaga rahasia ini untuk kalian," ujar Evan."Janji?""Ya, aku janji. Katakan saja!"Anak kecil itu pun menarik napas dalam. "Bos bilang kalau sampai orang-orang tahu soal panti asuhan, dia akan menyiksa dan mengurung kami."Evan mengepalkan tangan, kesal dengan fakta yang diucapkan anak-anak itu. Ternyata, selain memakan dana dari para donatur, si penjahat juga mempekerjakan anak-anak yatim demi meraup banyak keuntungan. Meski begitu, dengan liciknya dia malah masih berusaha menjaga nama bai
last updateLast Updated : 2023-07-03
Read more

Bab 193. Rayuan Maut

Evan langsung membelokkan mobilnya ke arah taman kota. Di sana banyak makanan kesukaan Alana yang selama ini sudah hampir jarang mereka beli.Perlahan Evan menyusuri jalan, di mana para pedagang menjajakan dagangannya. Satu persatu makanan itu ia beli, berharap Alana akan menyukainya.Setelah selesai membeli semua makanan kesukaan Alana, Evan pun langsung pergi menuju toko bunga langganannya, membeli sebuah buket bunga mawar merah yang sangat cantik."Semoga saja semua ini berhasil," gumam Evan.Setelah persiapan sempurna, Evan langsung meluncur ke rumah dengan harapan Alana akan luluh dengan semua usahanya.Perjalanan yang terasa panjang pun akhirnya berakhir saat Evan sudah berada di depan gerbang. Ia pun buru-buru masuk ke rumah.Tatapan para pelayan yang kagum, membuat Evan merasa malu. Apalagi, sekilas ia bisa mendengar para pelayannya saat sedang saling berbisik."Bu Alana sangat beruntung. Andai saja ada laki-laki seperti Pak Evan, aku pasti akan mengejarnya.""Kalau ada pun di
last updateLast Updated : 2023-07-03
Read more

Bab 194. Pria Tua Menyebalkan

"Memangnya kenapa, Pak?" Evan pun menjadi sedikit heran."Saya merasa sedikit ragu dengan bukti ini.""Ragu? Apa buktinya masih kurang?"Candra terdiam sejenak. Dari sorot matanya tersirat perasaan ragu. Namun entah apa yang diragukannya sampai terlalu banyak berpikir seperti itu."Kalau ada yang kurang katakan saja! Saya hanya ingin menjatuhkan orang sejahat Candra!" Evan tak ingin melewatkan kerjasama tersebut dan dengan gigih berusaha meyakinkan Candra."Aku tidak yakin, hanya saja perbuatan Anwar sudah melebihi batas, dia sampai menggunakan anggaran yang seharusnya untuk panti asuhan. Kupikir dia hanya curang soal pemilihan suara, tapi siapa sangka jika perbuatannya sudah sejauh ini," terang Candra."Bukan hanya itu saja, anak buahnya yang sekaligus pemilik panti asuhan itu juga mempekerjakan anak-anak panti hanya demi kepentingannya sendiri," ucap Evan.Candra mengepalkan tangannya dengan wajah merah padam penuh amarah. Evan telah berhasil menyulut emosi pria tua itu, karena dari
last updateLast Updated : 2023-07-04
Read more

Bab 195. Dikepung

Evan buru-buru mengeluarkan ponselnya dan bergegas menekan simbol telepon."Kalian datanglah kemari!" Evan langsung menutup teleponnya.Ia menunggu di dalam ruangan dengan santainya, seraya mengamati layar laptop yang menunjukan rekaman CCTV bagian depan ruangan.Lain dengan Danu yang terlihat panik. Ia mondar-mandir di depan Evan saking cemasnya. Rasa takutnya semakin memuncak saat melihat layar laptop sang atasan yang menunjukkan dengan jelas situasi di depan ruangan."Pak, mereka lebih mirip seperti preman di banding karyawan perusahaan," bisik Danu dengan tangan gemetar karena ketakutan."Mereka itu memang preman, aku tidak pernah melihat wajah-wajah itu di data karyawan. Tapi, tenang saja, aku akan mengatasinya.""Bagaimana bisa tenang kalau pintu keluar di jaga para preman menyeramkan seperti itu.""Tunggulah dan lihat saja apa yang akan terjadi selanjutnya," ucap Evan dengan santainya.Seolah tak terjadi apa-apa, Evan duduk bersandar seraya fokus menatap laptop dengan santainya
last updateLast Updated : 2023-07-04
Read more

Bab 196. Salah Lawan

Evan tersenyum senang melihat Dody kebingungan. Rasanya ingin tertawa kencang kalau saja tidak memikirkan wibawanya."Pak Dody. Kenapa berhenti? Katanya ingin memberi pelajaran padaku." Evan menatap dengan tatapan merendahkan."Kenapa kalian diam saja? Apa kalian takut pada orang itu?" Dody menunjuk anak buah Evan yang baru saja datang. "Dia hanya sendirian, kenapa harus takut?"Namun, bukannya menjawab, anak buah Dody malah menunduk, tak berani menatap pria yang baru saja datang itu."Pak Evan, maaf saya terlambat." Pria yang baru saja datang itu membungkuk ke arah Evan dengan penuh hormat.Dody yang merasa diabaikan malah semakin menjadi. Ia memaki Evan kemudian meraih kerah baju sang Presdir dengan sangat kencang.Melihat atasannya diperlakukan tidak sopan, anak buah Evan pun langsung menarik Dody dan menghempasnya ke sofa yang tak jauh dari meja kerja."Kenapa hanya diam saja? Berlutut dan minta maaf pada Pak Evan! Siapa saja yang berani menentangku, akan aku keluarkan dari organi
last updateLast Updated : 2023-07-04
Read more

Bab 197. Memar Palsu

Alana tertawa geli melihat ekspresi Evan yang terlihat muak saat memandangi setiap foto di tangannya."Foto ini terlihat seperti sungguhan. Jika bukan karena kamu menunjukan gambar aslinya, mungkin aku masih akan terus tertipu," terang Alana yang masih tertawa."Orang di foto sangat jelek, wajahku terlihat aneh, tidak simetris pula." "Sudahlah, bakar saja fotonya. Aku lupa membuangnya kemarin."Evan beranjak, bergegas ke teras kamarnya hanya demi untuk membakar foto-foto dirinya bersama banyak perempuan pemberian Jessica untuk Alana saat itu.Dengan perasaan kesal, Evan membakar foto tersebut satu persatu. Sekilas terbesit bayangan kejadian dengan Jessica saat itu. Ia sangat yakin jika semua masalah yang terkait dengannya memiliki satu sumber yang sama, di mana orang tersebut memang berniat membuat rumor buruk demi menjatuhkannya."Akan kubasmi semua hama di Lucio Group." Evan mengepalkan tangannya dengan sangat kuat.Bayangan akan kehidupan yang tenang saat menguasai Lucio Group tern
last updateLast Updated : 2023-07-05
Read more

Bab 198. Penjagaan Ketat

Evan buru-buru menelepon anak buahnya dengan perasaan cemas dan gelisah."Ada apa, Pak?" tanya anak buah Evan dengan suara yang terdengar santai."Perketat keamanan rumah! Jaga setiap sudut jangan sampai ada yang terlewatkan. Jangan biarkan siapa pun masuk!" seru Evan."Baik, Pak," jawab anak buah Evan yang dari nada suaranya terdengar serius.Evan menutup telepon, lalu berjalan menuju ruang kerjanya yang telah berantakan. Beruntung sebelumnya ia telah mengamankan seluruh barang bukti."Pak, memangnya apa yang tertulis di kertas itu?" Danu mengekor sejak tadi, rasa penasarannya semakin besar saat melihat perubahan wajah Evan yang menjadi tampak semakin emosi.Namun, bukannya menjawab, Evan malah langsung mencari nomor kontak dan menekannya untuk melakukan panggilan."Orang itu masih di tempatmu?""Ya, dia masih bersama saya. Ada apa, Pak?""Cepat pindah dari tempat itu sekarang! Dody sudah mengirim pesan pada orang-orangnya, di sana sudah tidak aman!" Evan semakin gelisah."Tapi, saya
last updateLast Updated : 2023-07-05
Read more

Bab 199. Negosiasi

Evan langsung keluar dari mobil saat sudah berada di depan gerbang. Ia buru-buru menghampiri security yang sedang berusaha mengusir seorang ojek online."Ada apa ini?" tanya Evan, berjalan mendekat."Ini, Pak. Orang ini bilang Bu Alana memesan bakso. Tapi saat saya ingin melihat isi pesannya, dia bilang kalau itu privasi," terang security."Sudah kamu tanyakan pada Alana, apa dia memesan bakso?" Evan terus menatap ojek online yang sejak tadi terus menunduk."Sudah, Bu Alana bilang memang pesan bakso. Plat nomornya pun sama dengan yang ada di aplikasi. Saya ingin mengeceknya lagi untuk memastikan saja," ujar security tersebut.Evan masih terus memandangi tukang ojek online tersebut dengan wajah datarnya."Apa Alana memesan Bakso Mas Jo? dia sangat menyukai itu.""Benar, Pak. Seperti yang Anda bilang, ini memang Bakso Mas Jo," ucap tukang ojek tersebut seraya menatap security dengan tatapan penuh kemenangan.Evan tersenyum simpul seraya menatap pria tersebut. "Berapa totalnya?""Dua rat
last updateLast Updated : 2023-07-07
Read more

Bab 200. Bala Bantuan

Laki-laki jahat di depan Evan tertawa puas, merasa kemenangan telah berada di tangannya.Karena kalah jumlah, anak buah Evan tak bisa menghalau lagi orang-orang yang baru saja datang itu. Meski begitu, beberapa di antaranya masih berusaha menghadang meski pada akhirnya berakhir lengah dan pihak Dody berhasil melumpuhkannya."Menyerahlah, Evanders. Kami bukanlah lawanmu!" timpal pria yang berada di hadapan Evan."Menyerah? Aku tidak takut pada penjahat yang memakan uang anak yatim piatu seperti kalian!" balas Evan."Masih besar kepala juga rupanya? Apa kamu tidak sadar dengan kondisimu sendiri? Jangan sok menjadi pahlawan jika diri sendiri saja sedang dalam keadaan terdesak," ujar pria tersebut."Aku, terdesak? Seharusnya kamu sedikit menoleh ke belakang." Evan pada akhirnya bisa tersenyum penuh kemenangan saat tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi.Pria jahat di hadapan Evan awalnya ragu, tetapi pada akhirnya memilih untuk menoleh saat ia merasa jika suasana menjadi sedikit hening.
last updateLast Updated : 2023-07-08
Read more
PREV
1
...
161718192021
DMCA.com Protection Status