“Eh ada mamihnya Amanda, gak kerja, Jeng?”Andhira yang sedang fokus membalas pesan dari Arsenio pun menoleh, dan segera bangkit. Dirinya menunduk, dan tersenyum manis, “Eh iya, Bu.”Ibu Angga mempersilahkan Andhira untuk kembali duduk, dan dirinya mengisi kekosongan di sisi kanan Andhira. Dia menatap Andhira, “Mbak Maya kemana, Jeng? Biasanya kan mbak Maya yang ngungguin Amanda.”“Oh itu, suaminya lagi sakit, Bu. Jadi, mbak Maya ngerawat suaminya, dan saya yang menggantikan perannya.”Ibu Angga mengangguk mengerti, “Papihnya Amanda juga kemana ya, Jeng? Ke luar kota?” tanyanya, diangguki oleh Andhira.“Iya, Bu. Nanti sore baru pulang,” jawab Andhira sopan, dan tersenyum kepada Ibu Angga. Ini pertama kalinya berkomunikasi dengan Ibu-ibu. Biasanya, dia berkomunikasi dengan Bapak-bapak, rekan kerja dari Papih.“Ohh. Maaf nih yaa, kamu ini umurnya berapa?” tanya Ibu Angga, membuat Andhira bergeming.Andhira memikirkan jawaban apa yang harus dia berikan, jika mengatakan dirinya berusia 2
Read more