Maya***"Awas ya kamu, May! Suamimu selingkuh baru tahu rasa! Aku dengar dia itu bujang, nikah sama janda kayak kamu. Mungkin untuk asisten di rumah ya? Kasihan! Bentar lagi juga nangis darah diselingkuhi!" Risma benar-benar mulutnya itu tak sekolah. Tak ada adab sekali saat bicara. Tapi, sedikit-sedikit dia perlu diberi pelajaran supaya tak seenaknya saja.Aku memperlihatkan mimik wajah biasa saja, menyeringai lalu bicara. "Oh, terima kasih karena kamu sudah mengingatkan ya, Risma. Tapi, soal aku dijadikan pembantu, sepertinya enggak ya. Asisten rumah tangga di rumahku lebih dari lima orang. Malah, enggak ada bagian untukku beres-beres sedikitpun. Aku hanya disuruh belanja, belanja, main, liburan, ya begitulah, Ris, mungkin dugaan kamu meleset." Dengan nada pelan super standar aku menjelaskan kekeliruannya terhadap dugaan buruk terhadapku. Sepertinya saat ini dia terpukau dengan emosinya.
Read more