Share

BAB 80 Caper

Author: Kom Komala
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

PoV Maya

***

"Iya, Mbak, saya mau bawa ibu mertua saya dulu. Rumah ini akan di renovasi, jadi ibu sementara akan tinggal di rumah kami." Mas Yoga menanggapi Risma seperti benar saja. Dia tak tahu bagaimana wanita itu.

"Oh begitu. Aduh, Mas ini ya sudah tampan, baik, perhatian sama mertua. Suami idaman benget. Ih!"

Keningku mengernyit heran melihat tingkah Risma. Aku tahu, dia sedang cari perhatian pada suamiku. Baiklah, lihat, sejauh mana dia akan melangkah.

"Terima kasih, Mbak. Tentu saya harus bisa membahagiakan orang tua istri saya, karena beliau telah rela menyerahkan putrinya yang cantik dan terbaik. Seorang wanita yang telah membuat beliau bangga karena pencapaian karirnya. Tentunya merenovasi rumah ini tak seberapa dibanding keridhoannya membiarkan saya bersanding dengan putrinya yang sekarang telah jadi istri saya."

Jleb!

Seketika liurku terteguk malu mendengar jawaban Mas Yoga terhadap pernya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 81 Penghuni Sel Baru

    Anang***Aku telah melapor pada pihak berwenang atas penyitaan rumah yang tanpa ada putusan dari pengadilan. Kupikir yang melakukan itu benar-benar perusahaan si Yoga seenaknya, ternyata setelah mendengar dari mulut pengacara, yang lakukan itu si Sindy. Dia sekarang masih ada di luar negeri kemungkinan jalan-jalan bersama pria lain. Aku sudah menduga, dia bukan wanita yang setia.Ibuku saat itu tak tahu apapun. Ia langsung saja pergi meninggalkan rumah tanpa bertanya banyak atau curiga. Dasar Ibu, anaknya saja baru ditahan, masak iya rumah langsung disita. Tapi itu kelakuan si Sindy, dia pasti dendam padaku. Dasar wanita bod*h, dia sepertinya ingin merasakan mendekam di dalam sel tahanan sepertiku saat ini.Sidang pertama telah aku lalui. Sialnya, lancar sekali. Pengacara tak bisa melakukan apapun karena memang bukti-bukti konkrit sekali. Tak ada yang bisa dibuat berdalih, hanya pembelaan kecil tak berarti saja.Lukma

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 82 Kalah Sangar

    Anang***"Kenapa melotot?" Dia menegurku dengan nada menakutkan. Sepertinya santapannya hari ini adalah aku. Yang lain tak digubris."Saya gak percaya Abang dikurung empat kali bolak-balik. Pembunuhan itu dikurungnya lama. Masak usia Abang segini sudah empat kali." Aku coba buka suara supaya tak terlihat seperti bajingan yang mentalnya ibarat tempe basi.Dia malah terkekeh lalu tertawa. "Hahahaha. Hahahaha. Kalian ingin tahu usiaku? Usiaku sekarang delapan puluh tahun!"Aku dan mereka semua tersentak kaget mendengar lelucon si pria itu. Masak iya usianya 80 tahun? "Alah, gak mungkin!" Aku menanggapi. Yang lain hanya diam sembari bisik-bisik."Kalian pasti tak percaya padaku. Rahasia awet muda ini, karena aku suka minum darah segar. Darah manusia-manusia bajingan yang segar. Hahaha."Jleb!"Kedua bola mataku melebar tak percaya. Mana ada manusia makan darah sesamanya." Bat

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 83 Dilabrak (1)

    Sindy***Plaakk!Aku terperangah sembari meringis.Baru saja tiba di bandara kepulangan di negeri tercinta, seorang wanita seusiaku datang-datang langsung menampar tanpa ada basa-basi."Della!"Om Teguh menegur wanita itu. Sepertinya ia mengenalnya. Om Teguh adalah pria yang baru saja tiba liburan bersamaku. Kami habiskan waktu dua hari di sana.Siapa dia?"Papa, apa-apaan ini? Papa enak-enakan pergi dengan wanita girang ini?" Telunjuk wanita yang bernama Della itu menunjukku dengan kasar. Jadi dia anaknya Om Teguh?Om Teguh saat ini benar-benar kecewa berat sembari menahan malu. "Del, Del, Della udah. Kamu jangan bikin malu!" "Diem, Pah, Papa yang bikin malu. Mama lagi sakit, Papa malah enak-enakan berdua-duaan liburan dengan wanita laknat ini! Papa ijin kerja ke luar kota, nyatanya pergi dengan wa

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 84 Dilabrak (2)

    Sindy***"Kamu memang gak tahu ibuku, tapi dengan kamu pergi dengan papaku, itu artinya kamu telah menganiaya ibuku. Ibuku sedang berjuang dalam sakit di ICU, butuh support dari suami, dan kamu malah enak-enakan. Mau kamu aku penjarakan hah?"Sepertinya wanita ini memang bisa berperan penting. Dari tampilannya saja terlihat, dia wanita yang mengerti soal hukum seperti ini. Aku tak boleh cari mati. Bisa-bisa benar, aku akan dipenjarakan olehnya. Tak bisa, ini tak boleh dibiarkan."Lalu sekarang kamu mau apa, hah?" tegurku balik."Mauku, kembalikan lagi uang yang telah papaku transfer ke kamu. Cepat!"Kedua bola mataku melebar kaget. "Enak saja, ini uangku, kamu nggak ada hak ya!" cekalku nanar."Kembalikan! Atau kamu akan aku buat menderita. Kamu lihat 'kan, pria yang tadi bersamamu memilih untuk pergi dan gak hiraukan kamu! Itu artinya, kamu gak bisa lagi berlindung. Kalau kamu gak balikkin uang

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 85 Nasib Sindy

    Maya***"Sindy, Sindy, kamu konyol sekali. Bisa-bisanya kamu lakukan ini. Apa cara kamu ini seperti dalam sebuah drama perfilman. Pasangan ikut berbuat kriminal demi ditahan dengan kekasihnya. Padahal, kalian tak akan dibuat satu sel tahanan. Kalian berbeda jenis kelamin."Aku ikut bicara setelah kami dipanggil untuk sejenak bertemu dengan pelaku. Ternyata benar, Sindy yang melakukan hal konyol itu. Di sini juga ada ibunya Sindy. Dia ikut menyusul di belakang.Mendengar pernyataanku, Sindy memperlihatkan raut wajah yang amat marah terhadapku."Diam kamu ya, Maya! Aku ini ada di pihakmu. Aku sengaja bantu sita rumah itu supaya kalian nanti akan lebih mudah." Dia dengan nada marah melempar tanggapan."Oh ya, atau itu caramu untuk memfitnah perusahaaan kami?" tandasku santai."Tolong maafkan anak saya. Dia pasti gak sengaja lakukan hal itu." Ibunya ikut bicara. Si Ibu tak tahu bagaimana kelakuan anaknya itu. Sekarang begini, dulu, dia sampai meledek dan menghina-hina Mas Yoga."Maaf, Bu

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 86 Nasib Sindy (2)

    Mas Yoga yang sedang ngobrol dengan mandor pun teralihkan perhatian sebentar. Ia beberapa detik melempar senyum pada Risma lalu manggut satu kali menanggapi kalimat Risma."Maya, ayok minum dulu di rumahku. Di sini panas." Dia benar-benar ingin cari perhatian suamiku. Laganya yang sok kaya dan sok tak akur denganku, kini seperti perhatian dan menjadikanku sahabatnya. "Makasih, Risma, kami hanya sebentar kok." Aku menanggapinya.Bukannya fokus dengan jawabanku, Risma malah lenggak-lenggok memperhatikan Mas Yoga—suamiku. Ya ampun, terlihat sekali dia cari sensasi. Sambil geleng-geleng ujung rambut, berdiri tak diam, dia meminta diperhatikan suamiku sepertinya."Baik, kalau begitu saya kembali dulu, Pak. Ada beberapa tugas yang belum saya sampaikan pada pekerja." Pak Mandor hendak pamit kembali ke area pembangunan. Jadinya kini Mas Yoga tak lagi bicara dengannya."Baik, Pak. Saya juga tak akan lama, akan segera pamit lagi." Mas Yoga membalas. Perjumpaan mereka kali ini pun diakhiri. "

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 87 Kesempatan (1)

    Maya***Saat ini Mas Yoga sudah berangkat ke luar kota. Mungkin juga sudah sampai. Ada sesuatu hal yang harus ia urus di sana. Aku mengetahui apa yang akan dia urus. Katanya ia akan sampai di rumah kembali nanti malam. Ada asisten dan sopir yang menemaninya. Jangan salah sangka dulu, asistennya itu seorang pria. Sejak awal, Mas Yoga tidak mempekerjakan asisten wanita.Teringat soal Risma kemarin yang selalu saja cari perhatian kepada suamiku. Sepertinya lewat Mas Diwan aku harus beritahu ini. Siapa tahu dia bisa mendapatkan efek jera. Tapi, yang aku bingung adalah kapan aku bisa bertemu dengan suami Risma itu. Seharusnya dalam momen tak sengaja. Kalau disengaja, bisa-bisa Mas Yoga salah paham. Apalagi dia itu mantan pacarku dulu sewaktu jaman SMA. Baru saja menarik napas panjang, tiba-tiba datang sebuah video call lewat sebuah aplikasi dari suami tercinta. Gegas, tak menunggu lama aku pun me

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 88 Kesempatan (2)

    Maya***"Ehm!" Sebelumnya aku berdehem, "mohon maaf ya, Mas. Mas mungkin bisa duduk di sebelah sana, aku di sebelah sini," saranku.Dia pun akhirnya duduk terhalang dua kursi denganku....~Kom Komala~"Ya, sepertinya kamu ada hal yang ingin disampaikan ke aku ya? Ngomong-ngomong, selamat ya, May, kamu sekarang sudah sukses dengan menikah dengan orang yang sukses."Dari pernyataan selamatnya itu aku tak begitu suka. Dia ibaratnya seperti merendahkan aku, mengangap kesuksesan jabatanku ini karena unsur lain dari Mas Yoga. Tapi tak perlu dijadikan masalah, cukup tahu, Mas Diwan berarti orangnya lumayan sama dengan Risma. Hanya dia mampu mengemas dengan cara berbeda."Terima kasih, Mas. Alhamdulillah berkat kerja keras aku bisa duduk sebagai supervisor. Kalau menikah dengan suami sekarang itu di luar dugaan. Ibaratnya nilai plus saja." Aku dengan santai menanggapi."I–iya, May. Aku tur

Latest chapter

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   156 TAMAT

    PoV Maya***"Oh, jadi kamu Mas biang kerok semua ini? Aku gak nyangka kamu begini ya Mas!" Aku begitu marah. Wajahnya memerah nanar menatap pria itu."Arkh, apaan kalian, dasar tukang tuduh!" Dia itu berdecak. Dia berdalih dan tidak mengakui hal yang sebenarnya terjadi.Kami sekarang sedang berada di sebuah tempat. Dimana sekarang di sini kami sudah berhadapan dengan Mas Diwan yang ternyata memang biang kerok dari semuanya.Di sini juga tidak hanya ada aku dan suami juga anak buahku. Tapi di sini juga ada Hans yang baru saja datang. Aku sengaja ingin memperlihatkan kepadanya kalau anak buahnya selama ini telah melakukan hal yang buruk.Mas Diwan mencuri identitas dirinya untuk menerorku. Dan seakan-akan Hans lah yang ingin menggencarkan rumah tanggaku bersama Mas Yoga. Pijit sekali kelakuannya.Plak!Sebuah tamparan mendarat di pipi nya Mas Diwan oleh telapak tanganku. Mas Yog

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   155 Sampai Ke Mulut Oma (2)

    Dada omah mundur ke belakang. Bibirnya tertarik ke atas seperti tak mengindahkan apa yang aku duga. "Ya ampun, Yoga. Kamu menduga istrimu itu hanya jadi korban orang lain? Takut itu kah kamu istri kamu pergi? Pasti benar, dia itu sudah selingkuh. Kamu ini kok kaya melindungi banget istri kamu?" Dugaanku benar, Oma menyalahkan istriku."Bukan begitu, Oma. Tapi aku sama Mas Yoga juga sedang menyelidiki siapa orang yang selalu meneror aku dengan barang-barang seperti ini. Aku benar-benar enggak tahu, Oma, aku yakin ini ada unsur disengaja." Istriku mendekat membela dirinya.Aku coba meredam kemarahan Oma. "Oke, Oma tenang dulu. Jangan marah-marah dulu. Sekarang Yoga sama Maya mau ke kamar dulu. Ada hal yang ingin kita bicarakan.""Nah, itu bagus!" Oma setuju, "pasti kamu ingin memarahi dia kan? Bagus itu, ayok sana. Jangan pernah mau kalah sama istrimu. Nanti dia bakal kebiasaan," tandas Oma.Istriku masih terus rerpojok

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   154 Sampai Ke Mulut Oma

    PoV Yoga***"Semua informasinya sudah aku kirim lewat email."Pesan masuk setelah aku keluar dari ruang meeting. Temanku yang detektif ini menjanjikan waktu sebentar, tapi karena katanya dia ada meeting penting sehingga pekerjaannya dia tunda dulu. Dan baru sekarang dia mengirimkan semuanya. Katanya sudah lewat email.Aku Pun bergegas menuju ruang bekerja. Membuka laptop dan segera mencari tahu informasi terbaru yang masuk lewat email yang yang aku pakai untuk mendapatkan informasi darinya.Tanpa basa-basi aku pun segera membaca dan melihat bukti lokasi yang telah temanku itu selidiki.Degh!Aku kaget ketika dua nomor yang berbeda itu ternyata berada di lokasi yang sama. Bahkan bukan berdekatan, tapi memang di titik yang sama.Satu Nomor dengan identitas bernama Diwan. Dan satu lagi nomor atas nama Hans. Aku malah semakin bingung, jangan-jangan dugaan istriku benar, kalau Diwan lah yang memanfaatkan situasi ini untuk meneror istriku. Tapi apa maksud dan tujuannya?Ku tanya lagi kepad

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   153

    PoV Yoga***[Maaf, kita belum bisa bertemu. Aku hanya bisa mengagumimu tanpa bisa melihatmu. Kita ini berada di posisi yang masih salah. Aku punya istri dan kamu pun punya. Aku hanya berharap suatu saat kita bersatu]Wajah istriku saat ini benar-benar murung dan ketakutan. Dia pasti berpikir kalau aku akan marah. "Mas, sumpah aku nggak tahu lho Mas salah orang ini," resahnya.Aku berusaha percaya. "Oke, sudah jelas kalau orang itu benar-benar menginginkan kamu. Tapi identitasnya terus saja dia sembunyikan.""Mas, aku yakin, ini adalah kerjaan seseorang untuk menghancurkan rumah tangga kita saja. Sumpah, aku gak tahu soal ini." Kekeh istriku seperti meresahkan pikiranku saat ini.Kami berdua diam. Namun, tiba-tiba istriku mengatakan kalau dia memiliki sebuah ide. "Mas!" Dia membuyarkan lamunanku. "Ada apa?" tanyaku.Dia malah mondar-mandir. "Gini nih, Mas, aku kok jadi suuzon kalau

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   152

    PoV Yoga***"Selidikku siapa Diwan yang dimaksud oleh Hans. Saya mau kabar sebelum 24 jam!" titahku pada orang suruhan.Mereka langsung sigap mengiyakan.Aku ingin tahu nama Diwan yang disebut Hans. Mungkin saja dia adalah Diwan yang sama dengan suaminya Risma.Dari kantor dia resign katanya ingin buka usaha, tapi setelah aku telusuri ternyata Diwan tidak buka usaha di rumah. Kata ibunya istriku Diwan itu seperti masih kerja kantoran.Aku ingin segera clear kan masalah ini. Keresahan hati mengenai Hans yang ingin merebut istriku ini harus segera aku pecahkan saat ini juga. Jangan sampai ada kesalahpahaman diantara kita yang terlalu jauh.Di menit kemudian tiba-tiba ponselku berdenting. Setelah melihat nama yang tertera di nomor panggilan yang masuk, ternyata dia adalah istriku.Segera aku menjawabnya. "Ya, Sayang?" sapaku lebih dulu."Mas, aku ada kabar dari sese

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   151

    Ternyata Hans sedang ada masalah keluarga. Mungkinkah dia bermasalah dengan istrinya sehingga ingin mendapatkan istriku? Benar saja dia barusan menyanjung istriku tanpa ada rasa resah."Semoga rumah tangga kalian kembali membaik ya," ujarku mengharapakan."Ya, semoga. Terima kasih."Lumayan lama berbincang-bincang ke sana-kemari. Bahkan kami juga membahas bisnis yang sedang berjalan. Namun, karena sudah pukul sebelas, aku pun gegas kembali ke kantor. Cukup untuk hari ini menjadi detektif secara langsung tanpa Hans sadari. Karena aku yakin, dia tak akan sadar kalau kecurigaan hati ini jatuh padanya. Entah kalau dia sudah tahu semuanya, sehingga dia seakan-akan memperlihatkan tak sedang terjadi sesuatu di depanku.***Saat makan siang aku ijin pada istri untuk bertemu dengan dua rekan. Yang satunya baru tiba dari luar negeri setelah pergi selama empat bulan lamanya. Dia melanjutkan studi di sana."Halo, Will, apa kabar?" Aku m

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   150 Kecurigaan itu benar atau tidak?

    PoV Yoga***Dia seperti gelisah setelah berkali-kali melirikku. "Oh, ya, it's oke. Em, diantar siapa kemari? Em, ya, duduk, duduk!" Ia nampak salah tingkah lagi. Hal yang membuat hatiku jadi tidak nyaman bila dia begini. "Resepsionis yang mengantarkan." Aku menjawab sembari duduk di sofa."Oh iya." Ia manggut dengan bola mata tak henti bergerak.Aku semakin curiga dengan ekspresinya. "Sepertinya Pak Hans sedang gelisah sekali? Ada hal buruk 'kah?" Bola matanya tak menatapku fokus. Semuanya membuatku semakin penasaran. Kenapa aku menduga dialah yang akan merusak rumah tanggaku. Untuk apa juga dia pindah rumah ke tempat yang dekat dengan rumahku? Tapi aku tak bisa suudzon begini. Harus benar-benar dicari bukti terlebih dahulu."Em, ada hal yang teramat pentingkah hingga langkah Pak Yoga sampai kemari?" tanyanya begitu resah. Tapi ada sandiwara persembunyian di baliknya."Oh tak ada apa-apa. Kebetulan saya hari

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   149 Apakah Hans?

    Betapa kagetnya aku, ada KTP rekan bisnisku di layar. Dengan jelas kutatap foto dan juga nama lengkap. Benar sekali, tak ada yang salah."Hans Putra Baskhara," batinku kaget.Aku zoom kembali lebih detail. Aku juga melihat lagi file lain, siapa tahu salah buka, ternyata tidak. Benar-benar identitas Hans kudapat.Ada sosial media juga yang terpaut dengan nomor asing itu. Semua wajah rekan bisnisku. Ini benar-benar membuatku bertanya-tanya. Bukankah kemarin Risma memalsukan atas nama Hans? Lalu istriku menyelidiki hingga identitas Risma dan suaminya itu terbukti? Sekarang?Apa mungkin ini bukti palsu? Gegas kuhubungi kembali si orang suruhan. Dia yakin 100%, data yang ia dapat dari nomor tersebut itu benar. Tidak ada yang keliru. Aku jadi geleng-geleng kepala. Setelah dipikir-pikir, hari ini lebih baik aku datang pada Hans. Perusahaan cabangnya yang baru berdiri itu akan kuhampiri. Mungkin dia bisa memberikan penjelasan atas semu

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   148 Bukti dan Tanda

    PoV Yoga***Sekarang di rumah ada Oma. Ia katanya ingin tinggal di sini sampai istriku melahirkan nanti. Biasalah, orang tua selalu banyak sekali aturan dan juga soal pantrangan. Kupikir dulu dia juga melakukan hal yang sama pada anak dan cucunya, dan sekarang istriku. Oma akan berada di sini untuk menjaga istri dan jabang bayiku. Mungkin lebih ke ingin menemani.Itu kata Oma, yang aku pikir di sini Oma lebih ke menginginkan peraturan baru. Dia sepertinya ingin mencaritahu bagaimana istriku kesehariannya lebih detail. Kutahu, Oma selalu menginginkan semua hal itu sempurna.Di sisi lain datangnya Oma membuatku gembira. Jadinya, aku juga bisa melihat dan menjaga dia lebih dekat lagi. Bukan hanya bertemu setahun sekali atau dua kali saja.Usianya sudah sepuh sekali. Kalau tak salah, sudah lebih dari 78 tahunan. Begitu katanya. Dengan usia demikian, dia masih mampu berjalan tegap walaupun tak secepat sewaktu masih muda. Kadang aku berpikir,

DMCA.com Protection Status