Share

POV BU HESTI (2)

Penulis: Kom Komala
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Hesti

***

Aku terus merajuk, "tak bisa, ini rumah saya dan anak saya. Tak bisa Anda semena-mena mengambilnya."

Bibi saat ini sepertinya gemetaran menahan tubuhku yang kembali bangkit berusaha mengusir mereka.

"Mohon maaf, Bu, silahkan segera angkat kaki atau kami akan berlaku kasar."

Biadab sekali mereka, bisa-bisanya menindas orang yang lemah.

"Kalian akan saya laporkan ke aparat sekitar!" ancamku.

"Silahkan, Bu, kami membawa bukti surat penyitaan rumah ini. Jadi, silahkan kemasi barang-barang kalian dan pergi!"

Nadanya di akhir penuh dengan penekanan sekali.

"Bu, saya sudah bereskan pakaian semuanya ke koper. Termasuk pakaian Neng Mira dan Den Anang."

Bibi malah membuatku semakin kesal.

"Apa yang Bibi lakukan? Ini rumah saya! Tak ada yang berhak lakukan hal itu!" bentakku padanya.

"Silahkan cepat segera angkat kaki, Bu. Kami akan ambil alih hunian ini." Mereka terus menggertakku.

"Tak bisa!" Aku kekeh.

"Baiklah, kami akan usir Ibu dengan cara kasar!"

"Pak, jangan, Pak!" Bibi berusa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   Situasi Buruk (Bab Terbalik)

    *Mohon maaf, bab sebelumnya tertukar. Ini adalah bab sebelumnya, dan dua bab sebelumnya bisa dibaca setelah ini****Anang***Saat ini aku tidak bisa berbuat banyak. Apapun yang kukeluhkan dan yang aku jelaskan sama sekali tak digubris. Saat ini posisiku telah dimasukkan ke dalam sel bersama orang-orang yang tak berguna. Harkh!"Ini semua gara-gara kalian!" bentakku keras pada mereka yang kini berada satu sel denganku."Heh, Pak! Bapak tak bisa salahkan kami ya! Semua ini gara-gara Bapak!"Deg!Dua bola mataku melebar mendengar kalimat yang terucap dari anak buahku. Beraninya mereka. Apa mereka bosan hidup?Yang bicara lantang itu kudekati dengan mimik wajah super geram karena dia sudah berani menghadangku dengan lontaran kalimat barusan."Berani kau bicara begitu, hah?" bentakku kasar sembari kuraih kerah bajunya menatapi bola matanya nanar.Dia malah mencengkeram rahang menahan emosi. Yang lain kulihat ada yang serba salah ada juga yang ketakutan.Harkh!Kuhempas dia dengan kasar s

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   Perihal Penyitaan

    PoV Sindy***"Sudah selesai, Mbak. Penghuni rumah itu sudah pergi semuanya. Rumah itu sudah kosong.""Mereka percaya?""Tentu saja, Mbak. Meskipun kami tidak memberikan surat dari pengadilan, karena mereka juga tidak bertanya.""Hahaha. Bagus. Sekarang saya berada di perjalanan ke luar negeri. Jangan hubungi saya dan bayaran kalian telah saya transfer.""Tapi, Mbak, kalau kami tertangkap bagaimana?" "Santai, yang ada juga mereka akan berterima kasih karena sebelum disita oleh pihak berwenang, rumah itu sudah kosong duluan. Lagipula, aku hanya niat menyingkirkan orang-orang di rumah itu saja. Rumahnya masih ada 'kan?" "Tapi, Mbak, tetap saja kita pasti kena. Kan tanpa ada kewenangan.""Halah, kalian diam saja. Kalian santai saja. Ini ibaratnya prank saja. Lagipula, mereka nggak bakalan lapor ke pengadilan, toh mereka

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   Mantan Mertua Bawa Koper (1)

    PoV Maya***"Mas, Mas, stop deh sebentar. Itu lihat taksi di depan mobil kita, yang keluar kayak mantan mertuaku dan asisten rumah tangganya. Tapi mereka bawa koper gitu. Itu depan hotel 'kan?"Netraku mengarah ke arah depan dengan teliti melihat mantan mertua turun dari taksi. "Masak sih?" Mas Yoga heran. Ia pun sejenak meminggirkan kendaraan supaya tak halangi kendaraan lain."Iya, Mas. Itu mereka bawa koper sama tas. Sama si bibi juga. Kenapa ya, Mas? Mereka menginap di hotel itu? Tapi rumah mereka tak begitu jauh dari sini!" Aku terus berkomentar sembari menatap ke arah yang masih sama.Aku baru saja menemani Mas Yoga menemui kolega bisnisnya. Kebetulan sekali lewat ke arah sini dan melihat mereka."Oh ya, Mas, apa mungkin rumah Mas Anang sudah disita hingga mereka sepertinya pindah gitu." "Tak mungkin lah, Sayang, maksudanya memang pasti akan tersita. Tapi 'kan bel

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   Mantan Mertua Bawa Koper (2)

    Maya***Alih-alih menegur balik, Ibu malah mengajak bibi untuk bergegas. Masih ada raut wajah malu tersirat di paras Ibu. Sepertinya ia malu dengan tuduhannya selama ini terhadap Mas Yoga."Tante tunggu!" Mas Yoga kini yang mencegah Ibu."Ada apa?" Dia akhirnya menanggapi."Maaf, Bu, boleh kita bicara sebentar di sana." Mas Yoga meminta ijin lalu menunjuk ke arah sofa yang tersedia di loby hotel."Ada apa? Seenaknya minta-minta ke saya. Kamu senang sudah buat saya terusir dari rumah?" celetuk Ibu dengan nada super kesal. Sedangkan bibi yang masih setia mendampingi Ibu hanya menunduk."Itu yang ingin saya bicarakan. Mari, Bu!"Dengan santun Mas Yoga mengajak Bu Hesti untuk bicara dengannya."Mau bicara apa? Kalau kamu mau kembalikan aset anak saya, baru saya akan setuju bicara dengan kamu." Ibu saat ini malah terbawa emosi."Oke, oke kita bicarakan ya, Bu. Mari kita duduk dulu, Bu."Dengan

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   Sok Tahu

    PoV Risma***"Mas, kapan kamu naik jabatan? Masih aja jadi OB, gaji juga gak seberapa."Pagi hari aku menggerutu kepada Mas Diwan. Aku malah merasa bosan karena punya suami bekerja hanya menjadi tukang bersih-bersih. Keren saja namanya Cleaning service, tapi artinya tukang bersih-bersih. "Naik jabatan gimana? Jadi kepala OB? Aku kerja juga baru beberapa mingguan, udah mau naik jabatan aja. Kamu gila." Dia protes sembari membenarkan kerah pakaian."Iya, Mas, aku gila sejak melihat si Maya ternyata menikah dengan orang tajir super melintir. Lebih gilanya lagi, dia menikah dengan bos besarmu. Kalau saja aku tak tebal muka, mungkin saat bertemu si Maya beberapa hari yang lalu aku sudah melipir, Mas. Aku udah bangga-banggain kamu jadi karyawan di perusahaan, eh, malah kena jidadku sendiri, kamu cuma OB di kantor cabangnya. Asem 'kan, Mas!"Sembari meremas baju yang baru sel

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   Sok Tahu

    Risma***Untuk mempermalukannya, aku ada ide untuk ikut masuk ke dalam rumah. Pura-pura mengiba dan empati untuk cari perhatian. Kasihan, dasar orang aneh, punya menantu kaya kok masih pinjam uang.Semua barang-barang dikeluarkan dan entah akan diangkut ke mana. Sepertinya akan di bawa ke pegadaian. Hihi.Saat aku ikut masuk ke rumah ibu si Maya, anehnya aku melihat ada di Maya dan ibunya di dalam dengan wajah yang biasa saja. Bahkan mereka seperti senyam-senyum. Orang gila, barang diangkut malah sok sumringah."Eh, Risma, ngapain di sana? Masuk!" Teg!Maya dan ibunya melihat aku yang berdiri di ambang pintu rumah mereka. Sepertinya aku harus mulai berakting. Sebenarnya mules perut kalau melihat si Maya, tapi sepertinya memang ada sebuah kejadian aneh, jadi aku harus pura-pura mengiba."Ya ampun, Bu, Maya. Aku maaf gak bisa bantu-bantu angkatin barangnya ya. Aku juga turut prihatin."

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 79 Mulut Tak Sekolah

    Maya***"Awas ya kamu, May! Suamimu selingkuh baru tahu rasa! Aku dengar dia itu bujang, nikah sama janda kayak kamu. Mungkin untuk asisten di rumah ya? Kasihan! Bentar lagi juga nangis darah diselingkuhi!" Risma benar-benar mulutnya itu tak sekolah. Tak ada adab sekali saat bicara. Tapi, sedikit-sedikit dia perlu diberi pelajaran supaya tak seenaknya saja.Aku memperlihatkan mimik wajah biasa saja, menyeringai lalu bicara. "Oh, terima kasih karena kamu sudah mengingatkan ya, Risma. Tapi, soal aku dijadikan pembantu, sepertinya enggak ya. Asisten rumah tangga di rumahku lebih dari lima orang. Malah, enggak ada bagian untukku beres-beres sedikitpun. Aku hanya disuruh belanja, belanja, main, liburan, ya begitulah, Ris, mungkin dugaan kamu meleset." Dengan nada pelan super standar aku menjelaskan kekeliruannya terhadap dugaan buruk terhadapku. Sepertinya saat ini dia terpukau dengan emosinya.

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   BAB 80 Caper

    PoV Maya***"Iya, Mbak, saya mau bawa ibu mertua saya dulu. Rumah ini akan di renovasi, jadi ibu sementara akan tinggal di rumah kami." Mas Yoga menanggapi Risma seperti benar saja. Dia tak tahu bagaimana wanita itu."Oh begitu. Aduh, Mas ini ya sudah tampan, baik, perhatian sama mertua. Suami idaman benget. Ih!"Keningku mengernyit heran melihat tingkah Risma. Aku tahu, dia sedang cari perhatian pada suamiku. Baiklah, lihat, sejauh mana dia akan melangkah."Terima kasih, Mbak. Tentu saya harus bisa membahagiakan orang tua istri saya, karena beliau telah rela menyerahkan putrinya yang cantik dan terbaik. Seorang wanita yang telah membuat beliau bangga karena pencapaian karirnya. Tentunya merenovasi rumah ini tak seberapa dibanding keridhoannya membiarkan saya bersanding dengan putrinya yang sekarang telah jadi istri saya."Jleb!Seketika liurku terteguk malu mendengar jawaban Mas Yoga terhadap pernya

Bab terbaru

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   156 TAMAT

    PoV Maya***"Oh, jadi kamu Mas biang kerok semua ini? Aku gak nyangka kamu begini ya Mas!" Aku begitu marah. Wajahnya memerah nanar menatap pria itu."Arkh, apaan kalian, dasar tukang tuduh!" Dia itu berdecak. Dia berdalih dan tidak mengakui hal yang sebenarnya terjadi.Kami sekarang sedang berada di sebuah tempat. Dimana sekarang di sini kami sudah berhadapan dengan Mas Diwan yang ternyata memang biang kerok dari semuanya.Di sini juga tidak hanya ada aku dan suami juga anak buahku. Tapi di sini juga ada Hans yang baru saja datang. Aku sengaja ingin memperlihatkan kepadanya kalau anak buahnya selama ini telah melakukan hal yang buruk.Mas Diwan mencuri identitas dirinya untuk menerorku. Dan seakan-akan Hans lah yang ingin menggencarkan rumah tanggaku bersama Mas Yoga. Pijit sekali kelakuannya.Plak!Sebuah tamparan mendarat di pipi nya Mas Diwan oleh telapak tanganku. Mas Yog

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   155 Sampai Ke Mulut Oma (2)

    Dada omah mundur ke belakang. Bibirnya tertarik ke atas seperti tak mengindahkan apa yang aku duga. "Ya ampun, Yoga. Kamu menduga istrimu itu hanya jadi korban orang lain? Takut itu kah kamu istri kamu pergi? Pasti benar, dia itu sudah selingkuh. Kamu ini kok kaya melindungi banget istri kamu?" Dugaanku benar, Oma menyalahkan istriku."Bukan begitu, Oma. Tapi aku sama Mas Yoga juga sedang menyelidiki siapa orang yang selalu meneror aku dengan barang-barang seperti ini. Aku benar-benar enggak tahu, Oma, aku yakin ini ada unsur disengaja." Istriku mendekat membela dirinya.Aku coba meredam kemarahan Oma. "Oke, Oma tenang dulu. Jangan marah-marah dulu. Sekarang Yoga sama Maya mau ke kamar dulu. Ada hal yang ingin kita bicarakan.""Nah, itu bagus!" Oma setuju, "pasti kamu ingin memarahi dia kan? Bagus itu, ayok sana. Jangan pernah mau kalah sama istrimu. Nanti dia bakal kebiasaan," tandas Oma.Istriku masih terus rerpojok

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   154 Sampai Ke Mulut Oma

    PoV Yoga***"Semua informasinya sudah aku kirim lewat email."Pesan masuk setelah aku keluar dari ruang meeting. Temanku yang detektif ini menjanjikan waktu sebentar, tapi karena katanya dia ada meeting penting sehingga pekerjaannya dia tunda dulu. Dan baru sekarang dia mengirimkan semuanya. Katanya sudah lewat email.Aku Pun bergegas menuju ruang bekerja. Membuka laptop dan segera mencari tahu informasi terbaru yang masuk lewat email yang yang aku pakai untuk mendapatkan informasi darinya.Tanpa basa-basi aku pun segera membaca dan melihat bukti lokasi yang telah temanku itu selidiki.Degh!Aku kaget ketika dua nomor yang berbeda itu ternyata berada di lokasi yang sama. Bahkan bukan berdekatan, tapi memang di titik yang sama.Satu Nomor dengan identitas bernama Diwan. Dan satu lagi nomor atas nama Hans. Aku malah semakin bingung, jangan-jangan dugaan istriku benar, kalau Diwan lah yang memanfaatkan situasi ini untuk meneror istriku. Tapi apa maksud dan tujuannya?Ku tanya lagi kepad

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   153

    PoV Yoga***[Maaf, kita belum bisa bertemu. Aku hanya bisa mengagumimu tanpa bisa melihatmu. Kita ini berada di posisi yang masih salah. Aku punya istri dan kamu pun punya. Aku hanya berharap suatu saat kita bersatu]Wajah istriku saat ini benar-benar murung dan ketakutan. Dia pasti berpikir kalau aku akan marah. "Mas, sumpah aku nggak tahu lho Mas salah orang ini," resahnya.Aku berusaha percaya. "Oke, sudah jelas kalau orang itu benar-benar menginginkan kamu. Tapi identitasnya terus saja dia sembunyikan.""Mas, aku yakin, ini adalah kerjaan seseorang untuk menghancurkan rumah tangga kita saja. Sumpah, aku gak tahu soal ini." Kekeh istriku seperti meresahkan pikiranku saat ini.Kami berdua diam. Namun, tiba-tiba istriku mengatakan kalau dia memiliki sebuah ide. "Mas!" Dia membuyarkan lamunanku. "Ada apa?" tanyaku.Dia malah mondar-mandir. "Gini nih, Mas, aku kok jadi suuzon kalau

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   152

    PoV Yoga***"Selidikku siapa Diwan yang dimaksud oleh Hans. Saya mau kabar sebelum 24 jam!" titahku pada orang suruhan.Mereka langsung sigap mengiyakan.Aku ingin tahu nama Diwan yang disebut Hans. Mungkin saja dia adalah Diwan yang sama dengan suaminya Risma.Dari kantor dia resign katanya ingin buka usaha, tapi setelah aku telusuri ternyata Diwan tidak buka usaha di rumah. Kata ibunya istriku Diwan itu seperti masih kerja kantoran.Aku ingin segera clear kan masalah ini. Keresahan hati mengenai Hans yang ingin merebut istriku ini harus segera aku pecahkan saat ini juga. Jangan sampai ada kesalahpahaman diantara kita yang terlalu jauh.Di menit kemudian tiba-tiba ponselku berdenting. Setelah melihat nama yang tertera di nomor panggilan yang masuk, ternyata dia adalah istriku.Segera aku menjawabnya. "Ya, Sayang?" sapaku lebih dulu."Mas, aku ada kabar dari sese

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   151

    Ternyata Hans sedang ada masalah keluarga. Mungkinkah dia bermasalah dengan istrinya sehingga ingin mendapatkan istriku? Benar saja dia barusan menyanjung istriku tanpa ada rasa resah."Semoga rumah tangga kalian kembali membaik ya," ujarku mengharapakan."Ya, semoga. Terima kasih."Lumayan lama berbincang-bincang ke sana-kemari. Bahkan kami juga membahas bisnis yang sedang berjalan. Namun, karena sudah pukul sebelas, aku pun gegas kembali ke kantor. Cukup untuk hari ini menjadi detektif secara langsung tanpa Hans sadari. Karena aku yakin, dia tak akan sadar kalau kecurigaan hati ini jatuh padanya. Entah kalau dia sudah tahu semuanya, sehingga dia seakan-akan memperlihatkan tak sedang terjadi sesuatu di depanku.***Saat makan siang aku ijin pada istri untuk bertemu dengan dua rekan. Yang satunya baru tiba dari luar negeri setelah pergi selama empat bulan lamanya. Dia melanjutkan studi di sana."Halo, Will, apa kabar?" Aku m

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   150 Kecurigaan itu benar atau tidak?

    PoV Yoga***Dia seperti gelisah setelah berkali-kali melirikku. "Oh, ya, it's oke. Em, diantar siapa kemari? Em, ya, duduk, duduk!" Ia nampak salah tingkah lagi. Hal yang membuat hatiku jadi tidak nyaman bila dia begini. "Resepsionis yang mengantarkan." Aku menjawab sembari duduk di sofa."Oh iya." Ia manggut dengan bola mata tak henti bergerak.Aku semakin curiga dengan ekspresinya. "Sepertinya Pak Hans sedang gelisah sekali? Ada hal buruk 'kah?" Bola matanya tak menatapku fokus. Semuanya membuatku semakin penasaran. Kenapa aku menduga dialah yang akan merusak rumah tanggaku. Untuk apa juga dia pindah rumah ke tempat yang dekat dengan rumahku? Tapi aku tak bisa suudzon begini. Harus benar-benar dicari bukti terlebih dahulu."Em, ada hal yang teramat pentingkah hingga langkah Pak Yoga sampai kemari?" tanyanya begitu resah. Tapi ada sandiwara persembunyian di baliknya."Oh tak ada apa-apa. Kebetulan saya hari

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   149 Apakah Hans?

    Betapa kagetnya aku, ada KTP rekan bisnisku di layar. Dengan jelas kutatap foto dan juga nama lengkap. Benar sekali, tak ada yang salah."Hans Putra Baskhara," batinku kaget.Aku zoom kembali lebih detail. Aku juga melihat lagi file lain, siapa tahu salah buka, ternyata tidak. Benar-benar identitas Hans kudapat.Ada sosial media juga yang terpaut dengan nomor asing itu. Semua wajah rekan bisnisku. Ini benar-benar membuatku bertanya-tanya. Bukankah kemarin Risma memalsukan atas nama Hans? Lalu istriku menyelidiki hingga identitas Risma dan suaminya itu terbukti? Sekarang?Apa mungkin ini bukti palsu? Gegas kuhubungi kembali si orang suruhan. Dia yakin 100%, data yang ia dapat dari nomor tersebut itu benar. Tidak ada yang keliru. Aku jadi geleng-geleng kepala. Setelah dipikir-pikir, hari ini lebih baik aku datang pada Hans. Perusahaan cabangnya yang baru berdiri itu akan kuhampiri. Mungkin dia bisa memberikan penjelasan atas semu

  • Ganjaran Untuk Mantan Menyebalkan   148 Bukti dan Tanda

    PoV Yoga***Sekarang di rumah ada Oma. Ia katanya ingin tinggal di sini sampai istriku melahirkan nanti. Biasalah, orang tua selalu banyak sekali aturan dan juga soal pantrangan. Kupikir dulu dia juga melakukan hal yang sama pada anak dan cucunya, dan sekarang istriku. Oma akan berada di sini untuk menjaga istri dan jabang bayiku. Mungkin lebih ke ingin menemani.Itu kata Oma, yang aku pikir di sini Oma lebih ke menginginkan peraturan baru. Dia sepertinya ingin mencaritahu bagaimana istriku kesehariannya lebih detail. Kutahu, Oma selalu menginginkan semua hal itu sempurna.Di sisi lain datangnya Oma membuatku gembira. Jadinya, aku juga bisa melihat dan menjaga dia lebih dekat lagi. Bukan hanya bertemu setahun sekali atau dua kali saja.Usianya sudah sepuh sekali. Kalau tak salah, sudah lebih dari 78 tahunan. Begitu katanya. Dengan usia demikian, dia masih mampu berjalan tegap walaupun tak secepat sewaktu masih muda. Kadang aku berpikir,

DMCA.com Protection Status