Happy Reading*****Andrian menepuk kening ketika Nina meminta makan siang. "Biar Ayah pesen dulu, ya, Bun. Tadi, mu tak beliin langsung takut nggak ada yang doyan. Makanya, mau tak tanya dulu pengen makan apa?" alibi lelaki itu. Kenyataan, dia lupa jika sudah menyuruh sang istri pertama untuk menjenguk Tari."Ya, sudah. Ayah pesen aja gado-gado buat Bunda sama anak-anak." Nina melirik Tari. "Kamu pengen makan apa, Tar?"Sang sekretaris menggelengkan kepala. "Saya nanti saja, biar pesan sendiri.""Samain saja, ya, Bun," kata Andrian memutuskan. "Gado-gado 5 bungkus. Empat bungkus nggak pedas, satu bungkus pedas." Jari lelaki itu mulai lincah di atas layar ponselnya.Setelah sang suami selesai dengan benda pipih di depannya, Nina mulai bertanya. "Yah, kok pesen pedas. Bukannya Ayah tidak menyukai makanan pedas?""Buat Tari, Bun," sahut Andrian. Dia juga melirik Tari. Sejak dia datang, gadisnya itu lebih banyak diam dan mendengarkan percakapan keluarga mereka."Oalah, Tari suka pedas t
Read more