Share

44. Titik Terlemah 3

Happy Reading

*****

"Waalaikumsalam," jawab Tari tergagap. Salah tingkah, gadis itu merapikan hijab yang dia kenakan, rasa canggung dan takut menyelimuti jiwanya.

"Lah, malah bengong. Kamu tidak menyuruh saya masuk, Tar?" Walau ada tangan tak kasat mata yang merobek hati perempuan itu, Nina tetap bersikap baik pada Tari. Apalagi saat melihat perban di kening gadis itu.

"Maaf, Bu. Saya terkejut sekali. Kok, Ibu bisa datang ke sini dan tahu alamat saya?" tanya Tari. Dia menyipitkan mata.

"Panjang ceritanya. Kita masuk dulu dan cerita di dalam."

Nina menyerahkan keranjang buah yang dibelinya tadi disertai ucapan doa semoga gadis itu cepat sembuh. "Aku tidak disuruh duduk, nih?" tanya Nina.

"Astagfirullah. Silakan, Bu! Maaf jika tempatnya tidak senyaman di rumah Ibu." Tari sungguh tak enak pada Nina. Gadis itu bahkan membersihkan sofa sebelum diduduki oleh istri si bos.

"Jangan terlalu formal, Tar! Aku datang ke sini atas perintah Bapak. Sepertinya, beliau sangat khawatir dengan keadaanm
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status