Share

47. Lebih Baik Mundur

Happy Reading

*****

"Jangan bertindak bodoh!" kata Andrian cukup keras, "ingat janin yang ada dalam kandunganmu. Dia bukan cuma anakmu, tapi darah dagingku. Awas saja sampai aku pulang kamu masih belum datang," ancam lelaki itu tak main-main.

Nina dan Tari akhirnya mengerti bahwa lelaki itu bukan memarahi mereka. Keduanya bernapas lega. Namun, ada sisi keingintahuan dari sang istri pertama untuk menelisik kemarahan sang suami.

"Kenapa sama Lita, Mas?" kata Nina sebelum masuk mobil.

"Masuk dulu, Bun. Ayah ceritakan nanti." Andrian segera membukakan pintu untuk sang istri. Sementara anak-anak sudah masuk dan duduk anteng di kursi.

Sebelum si bos masuk, dia berpamitan secara khusus pada sekretarisnya. "Maaf untuk hari ini, sudah membuatmu terluka dan terima kasih sudah mengajarkan anak-anak ilmu yang sangat bermanfaat. Aku harap kamu nggak akan berhubungan lagi dengan Bramantio. Jangan membuatku terus cemburu dan memikirkan yang enggak-enggak. Aku nggak sanggup, Tar." Tangannya bergera
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status