Happy Reading*****Mendengar suara keras ibunya, Radit mendekat ke ruang tamu. Dia dan keluarga yang lain tengah duduk santai di ruang tengah."Kenapa berteriak seperti itu, Bu? Siapa yang datang?" Radit bergerak menengok pada seseorang yang kini menundukkan kepala. Ketika tahu siapa yang datang, lelaki itu berkata, "Masuk, Pak. Sudah ditunggu di dalam," katanya.Sedikit canggung, Andrian berjalan masuk melewati Aminah yang masih terlihat kesal. Diikuti oleh ketiga anaknya, lelaki itu duduk di ruang tamu."Maaf atas sikap Ibu saya. Beliau tidak tahu jika saya yang mengundang Anda ke sini. Sebentar, saya panggilkan yang lain sekalian membuatkan minuman," kata Radit. Tangannya reflek menarik pergelangan Aminah."Tunggu, Mas," ucap Andrian. Lalu, melirik pada ketiga buah hatinya. Satu per satu anak-anak menyerahkan bingkisan yang sudah dipersiapkan hingga menyisakan satu paper bag yang berada di tangan Febi. "Bisa panggilkan Tari, Mas. Anak-anak saya ingin memberikan kado ini secara lan
Magbasa pa