Share

108. Lamaran

Happy Reading

*****

"Kenapa Ibu harus diam, Pak. Ibu tidak akan membiarkan Tari hidup dengan lelaki sepertinya. Jangan sampai Tari mengalami sakit hati seperti diriku." Entah mengapa, Aminah mulai tersedu.

"Maaf, Bu. Bukannya saya lancang mencampuri urusan Ibu. Tari nggak akan pernah mengalami seperti yang Ibu rasakan. Saya sudah berjanji pada diri sendiri dan juga almarhum istri untuk nggak mengulang kesalahan yang sama. Mungkin, dulu saya nggak peka hingga menyakiti hati almarhum sedemikian rupa, tapi berkat Tari saya menyadari semua kesalahan itu." Andrian menghela napas panjang dan menatap satu per satu seluruh anggota keluarga sang pujaan.

"Dahulu, mungkin saya lelaki bejat, tak paham agama tentang syariat poligami yang benar. Suatu ketika putri Bapak dan Ibu telah menyadarkan saya bahwa langkah itu salah. Lalu, saya pun berusaha berubah demi memantaskan diri untuk bersanding dengannya. Seiring waktu, saya menyadari jika semua niat itu salah, karena itulah Allah menjauhkan Tari d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status