Beranda / Lain / Sekretaris Alim Sang Bos Genit / 110. Rindu itu Memang Berat

Share

110. Rindu itu Memang Berat

Happy Reading

*****

Malam semakin larut, tetapi mata Andrian sepertinya enggan terpejam. Bayangan wajah sang pujaan yang malu-malu ketika dipakaikan cincin oleh Radit terlihat dengan jelas. Tak kuasa menahan hasrat ketika membayangkan wajah pujaannya, Andrian turun dari ranjang dan berjalan ke kamar mandi. Sepertinya, dia harus mandi supaya suhu tubuhnya menjadi dingin dan pikirannya kembali waras.

"Sungguh berat siksaan ini, Tar. Andai kamu tahu apa yang aku alami setiap kali membayangkan wajahmu. Ya Allah sungguh aku sangat berdosa. Membayangkan perempuan yang belum halal untukku. Seminggu lagi, hanya seminggu setelah itu aku bisa memilikimu seutuhnya."

Tengah malam, Andrian terpaksa mandi. Setelahnya, dia salat dan membaca Al-Qur'an supaya semua pikirannya teralihkan. Bayangan manis sang pujaan bisa teralihkan dan Andrian mulai kembali memejamkan mata.

Hal sama pun dialami Tari. Setelah kepergian Andrian, dia belum juga bisa tidur. Kini, gadis itu sedang menatap bintang. Kenangan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status