Menggerebek Suami Dan Selingkuhannya (Season 1 & 2)

Menggerebek Suami Dan Selingkuhannya (Season 1 & 2)

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-07
Oleh:  Pena_Receh01Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.8
32 Peringkat. 32 Ulasan-ulasan
71Bab
132.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Tersedia Season 1 & 2 Saat tahu suaminya berselingkuh, Maura memanggil warga untuk menggerebek dan menikahkan mereka sang suami dan selingkuhannya. Pasang selingkuh itu merasa senang. Padahal itu ada cara Maura membalas pengkhianatan mereka.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1 (Revisi)

Maura keluar bilik mandi, ia kini telah rapi berpakaian dengan jubah tidurnya. Lelaki yang berstatus suaminya terlelap begitu pulas, bahkan sampai mendengkur. Dia mendekat dan mengusap puncuk kepala pria itu, lalu menoleh saat mendengar suara notifikasi pesan dari benda pipih milik sang suami.

"Siapa yang chat? Mungkin aja penting, mendingan aku cek aja," ucap Maura.

[Mas udah pulang, besok malam kamu ke rumah ya. Mas kangen, jam seperti biasa. Setelah Mas kasih susu buat Maura.] - Hamdan.

[Cepetan ya kasih obat tidur ke susu itu, aku pengen ketemu sama Mas Hamdan. Kangen banget,]

Mata Maura memerah saat membaca deretan pesan dari ponsel sang suami. Lelaki itu tidak terusik sama sekali dengan notifikasi chat dari handphonenya.

"Apa maksudnya ini ...."

Maura berkata dengan lirih, ia berusaha membuka layar tetapi, benda tersebut memakai sandi.

"Kenapa pake sandi segala, biasanya, kan, enggak."

Wanita itu bergumam, ia masih berusaha menyangkal semua rasa curiga. Tetapi, saat tahu benda pipih tersebut terkunci dengan sandi. Hati perempuan mana yang tidak menduga-duga.

"Apa Mas Hamdan selingkuh? Aku harus cari tau. Kalau benar, aku harus balas dan mengambil hak anakku," batin Maura.

Perempuan yang berstatus istri dan Ibu itu bergegas meletakan benda pipih tersebut. Lalu melangkah keluar dengan perasaan yang campur aduk.

"Jangan sampe aku minum susu pemberian Mas Hamdan," gumamnya pelan.

Dia berusaha tetap tegar untuk sang buah hati. Kini putrinya sedang menginap di kediaman Ibu mertua.

"Kenapa Mas Hamdan tega menduakanku? Setidaknya apa dia tidak memikirkan Delia."

Air mata berjatuhan ke pipi wanita itu. Seberapa pun kuat menahan, dia hanya perempuan yang hatinya rapuh. Dia berlari menuju dapur, ia memekik mengeluarkan rasa sakit hati.

"Kamu jahat, Mas!"

Maura langsung mengusap air matanya saat terdengar suara bel. Bergegas menuju pintu utama lalu membukanya. Terlihat seorang gadis yang mengulas senyum dan memamerkan rantang yang di bawa.

"Mawar, ada perlu apa ke sini?"

Tatapan Maura penuh dengan kebingungan. Banyak tanda tanya di kepalanya karena perempuan itu selalu datang kala sang suami berada di rumah.

"Denger-denger Mas Hamdan baru pulang? Aku bawain makanan nih buat kalian," jawab Mawar.

Maura bersidekap menatap perempuan itu, bahkan sekarang memiringkan kepala.

"Kenapa kamu selalu kasih makanan buat kami? Kamu, kan perantau. Harusnya yang itu kamu hemat lho," nasihat Maura.

Dia menatap dengan tatapan aneh pada gadis itu.

"Gal papa kok, Mbak. Gak boleh lho nolak rezeki."

Gadis itu selalu menampilkan riak bersahabat pada mereka. Maura berusaha mengabaikan rasa penasaran itu lalu mengajaknya masuk.

"Hm ... makasih. Ayo masuk! Kamu mau minum apa?" tanya Maura.

Setelah sampai di ruangan tamu, Mawar langsung mendaratkan bokong ke sofa. Perempuan itu berlaga seperti pemilik rumah saja, tidak ada rasa sungkan sedikitpun.

"Air putih aja, Mbak. Oh iya, Mas Hamdannya mana ya?" tanya Mawar.

Perempuan tersebut celingak-celinguk mencari keberadaan suami Maura.

"Tidur, emang ada urusan apa cari suamiku?" tanya Maura.

Wanita itu sedikit kesal karena Mawar selalu saja mencari suaminya. Dia tidak jadi mengambilkan air minum dan memilih mendaratkan bokong di sofa yang berhadapan dengan Mawar.

"Eh ... anu, aku besok mau nebeng, Mbak. Kan searah tuh ke kampusku."

Mawar menampilkan seringai saat mengatakan demikian. Terlihat Maura menghela napas mendengar jawaban wanita itu.

"Ya udah, nanti Mbak kasih tau ke Mas Hamdan."

Mendengar jawaban Maura, perempuan itu mengulas senyuman. Ia lekas bangkit dan pamit pada istri Hamdan yang dibalas anggukan wanita tersebut.

***

Malam berikutnya, Hamdan menyodorkan segelas susu pada sang istri.

"Sayang, ini minum susunya. Habisin ya!"

Maura yang tengah bersantai di kamar dengan menyandarkan tubuh di kepala ranjang langsung mendongak.

"Iya, Mas, makasih ya."

Maura menerima gelas yang berisi susu tersebut. Ia bimbang menatap minuman buatan sang suami, yang selalu dibuatkan lelaki itu setiap malam.

Suara dering ponsel yang bergetar di saku Hamdan membuat Maura mengulas senyum tipis. Lelaki itu langsung pamit untuk mengangkat telepon. Hamdan memberikan wejangan bahwa susu harus habis kala dia kembali.

Setelah lelaki itu menghilang dari balik pintu. Maura bergegas turun dari ranjang dan menuju bilik mandi untuk menumpahkan isi gelas tersebut hingga tandas. Lalu melangkah ke kamar lagi dan meletakan benda itu di nakas.

"Susunya udah abis?"

Saat masuk ke kamar, lelaki itu langsung menanyakan susu tersebut. Melihat gelas tersebut kosong, Hamdan mengulas senyuman bungah.

"Bagus! Kalau gitu ayo kita tidur sekarang," ajak lelaki itu.

Hamdan beranjak ke kasur lalu berbaring di samping sang istri. Mendengar ucapan lelaki itu, Maura membalas dengan anggukan dan berpura-pura menguap lalu menutup mata.

Dua puluh tiga menit berlalu, Hamdan bergegas turun dari tempat tidur. Ia tersenyum bahagia kala melihat Maura yang sudah terlelap. Dengan langkah pelan, lelaki itu melangkah keluar untuk menyambut wanita yang telah menunggu di pintu dapur.

"Mas! Kenapa lama banget," keluh Mawar.

Wanita itu langsung berhamburan memeluk tubuh lelaki pujaannya.

"Maaf. Ayo mendingan kita cepet ke ruang tengah, takut tetangga lihat," ajak lelaki itu.

Mawar mengangguk dia langsung melepaskan pelukannya. Sedangkan lelaki itu dengan gerakan cepat mendekap pinggang ramping selingkuhannya.

Kedua manusia itu lantas melakukan pergumulan terlarang di ruang tengah. Bahkan mereka tak segan memutar film dewasa seraya meniru adegan tersebut.

Maura yang sebenarnya belum tertidur lekas keluar kamar, karena ingin menangkap basah perselingkuhan sang suami. Saat hendak memasuki ruang tengah, ia langsung bersembunyi. Kala melihat sekilas pemandangan yang membuat dia syok.

"Astagfirullah, ternyata Mawar orang ketiga dalam rumah tanggaku," pekik Maura pelan.

Berusaha menetralkan diri dan hati yang terluka. Maura bergegas ke kamarnya lagi, untuk keluar rumah lewat jendela. Setelah dirinya berada di luar kediaman, ia segera berlari ke rumah ketua RT yang jaraknya lumayan dekat.

Mendengar penjelasan Maura, Pak RT lantas mengerahkan warga yang belum tertidur. Istri Hamdan mengetuk pintu seorang penghulu dan memintanya untuk ikut ke kediaman.

Semua berkumpul di depan kediaman Maura, dia menyuruh mereka langsung masuk ke rumah dengan mengendap-endap. Ternyata Hamdan dan Mawar yang tadinya di ruang tengah sudah berpindah ke kamar tamu. Tanpa pikir panjang, Maura meminta agar beberapa warga untuk mendobrak pintu tersebut.

Pintu kamar itu terbuka, terlihat Hamdan dan Mawar kini tengah asik bercumbu. Mungkin tadi mereka larut dalam gairah sampai tidak menyadari pintu yang di dobrak. Keduanya terkejut mendapatkan kejadian yang mungkin tidak dipikirkan oleh mereka.

"Cepat pake baju kalian!"

Pak RT memerintahkan dengan nada tinggi. Dengan tergesa-gesa mereka langsung bergegas menyelimuti tubuh. Lelaki yang berstatus suami Maura menatap sang istri dengan nanar. Masih terlihat wajah sembab dan hidung merah itu.

Maura langsung melangkah dengan lebar, dia mendekati keduanya dan menampar pasangan mesum tersebut.

"Tega kamu, War."

Dia menjambak rambut gadis itu, karena perempuan tersebut menunduk sambil terisak. Seperti seorang yang habis diperkosa, padahal dia menikmati kegiatan itu.

"Dasar jalang! Apa kamu gak mikirin perasaanku, kamu juga wanita, bukan!"

Maura dengan emosi menampar pipi perempuan itu lagi. Tatapannya beralih pada sang suami, ia memancarkan pandangan terluka.

"Kamu jahat, Mas! Setidaknya pikirkan Delia dulu sebelum kamu melakukan sejauh ini."

Hamdan terus berkata maaf saat mendengar ucapan Maura. Wanita itu mengembuskan napas kasar.

"Cepat pake baju kalian! Lalu keluar. Kami menunggu di ruangan tamu, untuk menikahkan kalian."

Hamdan terkejut mendengar ucapan sang istri. Sampai netranya membulat, pria itu tidak percaya. Jika wanitanya malah mau menikahkan dia dan Mawar.

"Mbak serius? Makasih ya, Mbak."

Wanita itu memekik girang saat mendengar perintah Maura yang sama sekali tidak ada dipikirannya.

"Kalian hanya bisa nikah siri."

Maura keluar dan mengajak semua orang untuk meninggalkan kamar itu menunggu mereka bersiap.

"Mas! Akhirnya kita bisa menikah. Aku seneng banget," pekik Mawar.

Dia memeluk Hamdan lalu berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan memakai pakaian.

"Kenapa Maura ngomong gitu, tapi ... sudahlah. Mungkin ini resekiku dapet istri dua,' ucap Hamdan.

Lelaki itu langsung mengikuti calon istrinya yang membersihkan diri di bilik mandi. Sedangkan Maura yang mendengar perkataan pasangan mesum itu hanya mengulas senyum sinis.

"Kalian pikir aku akan membiarkan kalian bahagia! Tunggu saja ... ini baru permulaan. Kalian harus mendapatkan balasan."

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

10
94%(30)
9
0%(0)
8
3%(1)
7
0%(0)
6
3%(1)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
9.8 / 10.0
32 Peringkat · 32 Ulasan-ulasan
Tulis Ulasan
user avatar
Rietha Hartanti
nah... gitu dunk Aji yg tegas biar tidak ada gosip2 miring n shillanya jg g ngelunjak kepedean ngaku² calon istri
2022-04-18 09:55:18
1
user avatar
Mama fia
Aku mampir nih, bagus ceritanya ......
2022-03-21 06:30:47
0
user avatar
KSIndra
keren lho ceritanya, bahasanya lmayan rapih. lanjut lah thor
2022-03-17 06:51:31
2
user avatar
Meiska Azzalya
baguuuuuuss ceritanya... cuma kasian s maura.. nikah yg kedua juga kayaknya bakal banyak sakit hatinya
2022-03-11 10:11:30
0
user avatar
Tiger
soul:way back home
2022-03-09 23:40:41
0
user avatar
Yuliawati
nggak seru ah ujung2 nya Maura yg di sakiti lagi......kirain ending nya Maura bahagia......
2022-02-26 23:40:11
3
user avatar
Rietha Hartanti
kirain udh happy ending karena maura ketemu jodohnya... eee g tau nya malah datang pelakor baru klo gtw sama aja cerita kek pernikahan pertamanya bedanya cuma di suami dan pelakornya aja yg baru.......
2022-02-23 02:00:39
1
user avatar
Asia July
Sukaaaa ...
2022-02-18 20:13:26
0
user avatar
Secret.Vee
Nice, rekomended nih
2022-02-12 19:41:43
0
user avatar
Aeris Park
keren banget Maura, next Kak
2022-02-12 19:02:33
0
user avatar
Rohani Nuraeni
Ceritanya menarik. Bab awal udah seru, nih. Keren...
2022-02-12 16:38:27
0
user avatar
Ayu S Andiny
Keren, Kaak. Lanjuut
2022-02-12 16:36:38
0
user avatar
Safiiaa
Keren Kak ceritanya,,, musnahkan pelakor!!
2022-02-12 16:21:48
0
user avatar
Novica Ayu
Ceritanya seru nih, yang pro sama istri pertama mampir sini. Kita belajar meringkus Pelakor.
2022-02-12 16:09:16
0
user avatar
Rianievy
Hajarrr.... jgn ksh kendor, semangat thor
2022-02-12 16:04:09
0
  • 1
  • 2
  • 3
71 Bab
Bab 1 (Revisi)
Maura keluar bilik mandi, ia kini telah rapi berpakaian dengan jubah tidurnya. Lelaki yang berstatus suaminya terlelap begitu pulas, bahkan sampai mendengkur. Dia mendekat dan mengusap puncuk kepala pria itu, lalu menoleh saat mendengar suara notifikasi pesan dari benda pipih milik sang suami."Siapa yang chat? Mungkin aja penting, mendingan aku cek aja," ucap Maura.[Mas udah pulang, besok malam kamu ke rumah ya. Mas kangen, jam seperti biasa. Setelah Mas kasih susu buat Maura.] - Hamdan.[Cepetan ya kasih obat tidur ke susu itu, aku pengen ketemu sama Mas Hamdan. Kangen banget,] Mata Maura memerah saat membaca deretan pesan dari ponsel sang suami. Lelaki itu tidak terusik sama sekali dengan notifikasi chat dari handphonenya. "Apa maksudnya ini ...."Maura berkata dengan lirih, ia berusaha membuka layar tetapi, benda tersebut memakai sandi. "Kenapa pake sandi segala, biasanya, kan, enggak." Wanita itu bergumam, ia masih berusaha menyangkal semua rasa curiga. Tetapi, saat tahu bend
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-02
Baca selengkapnya
Bab 2
Mendengar suara pintu terbuka, mereka langsung menoleh. Tatapan sinis terpancar disemua mata semua orang. Mawar yang merasa terimidasi menundukan kepala dan memegang lengan Hamdan."Bisa gak sih kalian gak usah natap kami begitu, udah kaya buronan tau rasanya," sembur Hamdan.Beberapa orang memutarkan bola mata mendengar ucapan Hamdan. "Udah, gak usah debat! Mendingan ayo cepat kalian nikah," tegur Pak RTMaura telah duduk menunggu, wanita itu tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Hamdan melihat sang istri mendekat."Jangan mendekat! Mendingan kalian cepat menikah!"Tatapan Maura begitu dingin pada sang suami. Membuat Hamdan mengembuskan napas dan dia mulai duduk di depan penghulu, begitupun Mawar. "Eh, Mas! Kitakan belum ngomongin maharnya," pekik wanita itu.Hamdan mendengar itu menoleh menatap Mawar, begitupun semua orang. Maura mendengar hal tersebut, menyeringai dan bersidekap. "Aku mau maharnya ...." Ucapan Mawar terpotong saat mendengar Maura menyela."Kamu ini, udah bagus ak
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-02
Baca selengkapnya
Bab 3
Semua telah pergi, tinggal Mawar yang berada di kediaman. Mendengar suara tukang sayur dia bergegas keluar, karena Maura memerintah belanja bahan makanan. Rasa kesal masih bersemayan di hati, ia tidak terima saat akan diperkenalkan sebagai pembantu saja. "Mang, tunggu!" teriak Mawar. Mawar berlari mengejar tukang sayur yang tak mau berhenti. Lalu yang berjualan itu berteduh saat ada beberapa Ibu-Ibu memanggil."Ish, Mamang nih apa-apaan sih! Sudah Mawar panggil malah nyelonong terus," cecar Mawar. Dia bergabung dengan Ibu-Ibu yang memilih bahan pangan. Mereka langsung bergeser menjauh, saat ada di dekat Mawar membuat wanita itu mengeryit heran."Maaf, Neng, disuruh istri Mamang. Jangan deket-deket ama Neng, Neng pelakor soalnya. Harus jauh-jauh kalau enggak, bisa kagak dikasih jatah Mamang," sahut Kang sayur."Mamang ini apa-apaan sih, mana mau Mawar ama Mamang. Inget umur, Mang!" ledek Mawar lalu menjulurkan lidah."Gak sopan kamu ngomong sama orang yang lebih tua, ternyata sikapmu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-02
Baca selengkapnya
Bab 4
Di lain tempat, Maura menggandeng tangan kecil sang buah hati. Mereka turun dari taksi dan menuju kediaman. Lengan mungil yang halus, tawanya membuat di sekitar ikut mengembangkan bibir. Maura lekas mengeluarkan kunci dari tas dan bergegas membuka pintu, Delia langsung berhampuran bermain mainanan baru di karpet dari Oma."Delia, mau Bunda buatin susu?" tanya Maura.Wanita itu ikut selonjoran di karpet bulu tebal. Gadis kecil tersebut mengangguk tanda setuju, sangat fokus bermain sampai tidak mengalihkan tatapannya. Maura tertawa melihat tingkah menggemaskan sang buah cinta dari Hamdan dan dirinya. Ia bergegas ke dapur membuatkan pesanan yang tersayang. Berusaha menguatkan hati, agar selalu melihat kebahagiaan Delia."Aku harus semangat demi Delia," kata Maura. Dia mengembangkan senyuman saat menyuguhkan sebotol susu ke anaknya."Ayo, Sayang diminum sampai habis ya. Jangan dibuang-buang! Ingat ada yang lebih susah dari kita, kamu harus bersyukur karena memiliki semua ini," nasehat Mau
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-02
Baca selengkapnya
Bab 5
"Awwww, Bun. Sakit ...," keluh Delia. Tangannya mendorong lengan Maura yang mengompres."Jangan gitu, Sayang, harus di kompres. Emang mau kening kamu jadi benjol besar nanti?" bujuk Maura, dibalas gelengan Delia."Ya sudah, Bun. Tapi kompresnya pelan-pelan jangan di pindah-pindahin."  Delia memelas."Ya sudah." Maura dengan telaten mengompres kening sang buah hati."Bun, dia siapa?" tanya Delia. Tangannya menunjuk Mawar yang berdiri menatap khawatir Delia.Maura menoleh memandang Mawar, ia mengembuskan napas kasar. Sungguh hatinya masih kesal dengan Mawar. Sudah merusak rumah tangga sekarang malah membuat Delia terluka walau tak sengaja."Dia Mbak Mawar, pembantu di sini. Nanti kamu minta tolong saja sama Mbak Mawar ya," seru Maura membuat Mawar menoleh menatapnya tak percaya."Iya, Bun. Mbak, tolong lanjutkan buat susu dong, ini juga, kan, salah Mbak." Permintaan Delia membuat Mawar mengembuskan napas kasar, tapi ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-02
Baca selengkapnya
Bab 6
Mawar mengibaskan tangannya, ia terus berkata, "Aduh ... sakit."Hamdan masih menggendong Delia, menatap khawatir istri keduanya. Sedangkan Maura menatap kesal Mawar karna baru disuruh begitu saja sudh celaka. Ia mengembuskan napas lalu mendekat, menatap kaki adik madu yang sedikit memerah."Kukira parah, ternyata cuma segitu. Kamu lebay banget sih!" sinis Maura lalu menarik wanita itu agar ke kamar mandi."Mbak, mau ngapain!" hardik Mawar saat masuk kamar mandi."Mau bunuh kamu! Cepat pelan-pelan siram pake air, lalu cepat ke kamarmu. Jangan manja, Nanti Mbak ambilkan salep," sinis Maura lalu pergi meninggalkan Mawar.Benar ucapan Maura, setelah Mawar beristirahat sebentar. Wanita itu membuka pintu dan menyodorkan salep. Dia berlalu pergi, tidak mau terlalu lama dengan adik madunya, muak melihat wajah sok lugu. "Bunda, Delia laper. Mbak Mawar sih, segala belum masak," keluh Delia mengusap perutnya."Ya sudah, kamu main aja sama
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-02
Baca selengkapnya
Bab 7
"Buuuu, kenapa pagi-pagi nelepon. Tenang saja, Mawar tidak hidup terlantar kok. Mawar masih tidur di kasur empu," ujar Mawar menjelaskan pada wanita yang melahirkannya."Sebutkan alamatmu Nak, Ibu hanya ingin memastikan," ucap Ibu Mawar dari telepon, wanita itu melost spaker karena hendak mengambil mengambil jajanan di atas. "Ibu tak perlu ke sini, Mawar baik-baik aja," ucap Mawar menegaskan, ia sungguh tak mau sang Ibu mengetahui bahwa dia menjadi pelakor."Enggak, War. Ibu harus memastikan kamu tidak nakal di sana," ujar Ibunya tegas. Maura yang hendak mengambil air akhirnya berhenti untuk mendengar percakapan Mawar di telepon. Ia tersenyum senang lalu mendekat mengambil handphone Mawar membuat sang empu menjerit. Tatapan adik ipar membulat dan menyodorkan tangan meminta ponsel dikembalikan."Ini dengan Ibunya Mawar?" tanya Maura dengan nada sopan."Iya, ini siapa ya?" tanya Ibu Mawar."Mawar berada di rumah saya Bu, ban
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-02
Baca selengkapnya
Bab 8
"Kamu aja, Ra. Kamu masak sarapan, liat ... tangan Mawar kecipratan minyak," ujar Hamdan menunjukan bintik-bintik merah."Gitu aja lebay, War. Gimana kalau kaya Mbak dulu, ke guyur gara-gara kamu senggol wajan," sinis Maura lalu berbalik memilih ke dapur untuk membuatkan sarapan buat anaknya."Bun, kok masaknya cuma sedikit, nanti Ayah gimana?" tanya Delia saat Maura menyodorkan piring yang berisi nasi goreng. "Udah mendingan kamu makan aja, Sayang. Biar Mbak Mawar aja yang masakin Ayah sarapan," sahut Maura membuat Delia mengangguk.Setelah sarapan keduanya beranjak keluar lalu menatap Hamdan yang ternyata berbincang dengan Mawar. Mereka tertawa bahagia membuat Maura tersenyum kecut, wanita itu langsung menyodorkan tangan ke hadapan suaminya membikin Hamdan menoleh. Delia sudah menarik-narik agar cepat pergi, kata Maura bentar lagi telat memicu takut Delia."Bun ... cepat, katanya Bunda udah telat," pinta Delia."Iya Sayang, bentar. M
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-02
Baca selengkapnya
BAB 9 [POV Maura]
Cepat kugoyangkan kepala ke kiri kanan. Tidak! Aku tidak boleh menyerah. Memberikan Mawar hidup bahagia dengan Mas Hamdan, gak bisa egois memikirkan diri sendiri. Tanpa mementingkan Delia. Sudah banyak peristiwa orangtua bercerai lalu anak menjadi korban broken home. Harusnya itu menjadi pelajaran untukku. "Bundaaa, Delia bisa!" pekik anakku saat waktu pulang sudah tiba, ia memeluk lalu melepaskan melompat-lompat girang."Anak Bunda, pintar," ucapku seraya berjongkok lalu mencium pipi Delia."Ayo sekarang kita pulang!" ajakku menggendong putri kecil tapi dia memberontak."Tidak, Bunda. Lia sudah besar, jangan digendong." Dia meminta diturunkan, membuatku kewalahan lalu minta agar dia diam untuk bisa menurunkannya. "Oke-oke, anak Bunda sudah besar. Ayo kita pulang," ajakku lalu masuk ke taksi yang telah dipesan sejak tadi.Setelah sampai rumah, bergegas masuk untuk mengistirahatkan tubuh. Sungguh letih raga ini, padahal hanya dudu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-17
Baca selengkapnya
BAB 10
Hamdan masuk ke kamarnya dan Maura tetapi tidak menemukan wanita itu. Melangkah menuju bilik Delia, lalu tatapan menangkap pandangan keseruan anak dan sang istri. Senyuman pria tersebut terukir, ikut bergabung duduk di samping Maura."Sayang ... lagi apa nih anak Ayah? kok Ayah gak di ajak," ujar Hamdan mengusap surai Delia. Delia menoleh mendengar ucapan sang Ayah. "Ayah sibuk terus, sampe gak bisa ngajak Lia jalan-jalan," ketus Delia membuat Hamdan terdiam."Maafin Ayah, Sayang. Ya sudah, besok kita jalan-jalan yuk!" ajak Hamdan lembut dibalas gelengan Delia."No ... Ayah. Lihat di sana, Lia tadi habis sekolah langsung jalan-jalan sama Bunda." Tolak Delia menunjukan beberapa tote bag yang belum dirapikan. "Maaf, kapan-kapan kita liburan deh," kata Hamdan lalu mendongak melirik Maura yang membuang muka saat dia menatapnya."Mas ... aku izin mau jalan-jalan lusa sama Mawar, Delia mau aku titipkan ke Mama dulu." Mendengar ucapan san
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-18
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status