Share

103. Patah Karenamu

Penulis: pramudining
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-22 07:44:19

Happy Reading

*****

Seketika dunia Andrian terhenti ketika melihat perempuan berjilbab di depannya, sedangkan sang perempuan belum menyadari keberadaan lelaki yang telah mencarinya selama setahun ini. Sang wanita masih saja memanggil dan mengejar gadis kecil yang tengah berlari mendekat pada gazebo. Namun, si kecil tidak juga mau berhenti malah semakin kencang berlari.

Sosok perempuan yang dicari Andrian selama ini berjalan cepat mengejar gadis kecil yang berlari. Dia berteriak-teriak memanggil namanya, tetapi gadis kecil itu malah berlari semakin kencang.

Gemas, Andrian berdiri dan menghampiri anak itu. Dia melupakan keberadaan Artha yang tengah berbincang dengannya tadi. Sang duda tiga anak itu, memerangkap tubuh mungil gadis yang berlarian tadi ke dalam pelukan dan segera menggendongnya.

Setelah mendapatkan gadis kecil itu Andrian berkata, "Jangan lari-lari, Sayang. Kalau kamu terjatuh bagaimana? Banyak bebatuan di sini."

Lelaki itu belum mengetahui apa hubungan sang pujaan dengan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   104. Salah Paham

    Happy Reading*****Ingin rasanya Andrian memberi pukulan pada lelaki yang telah berani menyentuh pujaannya itu, tetapi kemudian dia tersadar pada nasihat Ustaz Muhammad. Sang ustaz pernah mengatakan bahwa sebaik-baiknya kesabaran adalah ketika kita memilih diam padahal emosi di dalam tubuh sedang meronta-ronta untuk didengarkan. Sebaik-baik kekuatan adalah ketika kita tetap tersenyum, meskipun ada air mata yang sejak tadi tak terbendung.Berkali-kali duda tiga anak itu merapalkan istighfar agar emosinya reda. Lalu, Andrian mengikuti mereka masuk, acara ulang tahun sudah dimulai. Sambil mencari keberadaan si bungsu, Andrian juga mengawasi Tari dan si lelaki.Matanya menatap awas pada pasangan itu, gerak-gerik Tari tak pernah luput dari pengamatan Andrian. Si bungsu memanggil ayahnya saat lelaki itu malah termenung ke satu arah."Ayah lagi lihat siapa?" tanya si bungsu. Matanya mengikuti arah pandang Andrian, tetapi Akmal menemukan sosok gadis kecil yang umurnya di bawahnya. "Anak siap

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-22
  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   105. Akhirnya Menemukanmu

    Happy Reading*****Lelaki itu menggerakkan kepala beberapa kali. "Siapa kamu sebenarnya?" Walau usia Andrian lebih dewasa darinya, tetapi karena lelaki itu belum mengenal. Maka, lelaki yang diduga saudara Tari itu belum bisa menghormati. "Apakah kamu memiliki hubungan spesial atau jangan-jangan kamu mencintai adikku?" selidiknya."Ya," jawab Andrian dengan lantang dan mantap. Tak ada keraguan sama sekali dalam ucapannya. "Selama setahun ini saya mencari keberadaan Tari. Saat bertemu di depan tadi, pupus sudah harapan saya untuk memilikinya karena menyangka Anda telah menikah dengan Tari.""Oh, jadi Anda lelaki itu?" Mata lelaki yang mengaku sebagai saudara Tari menatap tajam Andrian. "Berarti kamu mantan bos adik saya? Pantas kamu menyangka saya dan istri berselingkuh karena melihat dirimu sendiri, ya."Andrian mulai geram dengan perkataan lelaki yang belum diketahui namanya itu. Walau saudara Tari, tetapi tak sepantasnya dia berkata demikian. Lelaki itu belum tahu perubahan apa yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-23
  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   106. Malam Keramat

    Happy Reading*****Tepat saat jam makan siang, Andrian sudah sampai di rumah. Akmal antusias berlari ke arah kedua saudaranya yang baru akan makan siang. Dari ruang tamu, suara si bungsu sudah menggema memanggil Febi dan Shalwa."Kakak tahu tidak di pesta ulang tahun teman, adik ketemu siapa?" tanya Akmal dengan napas ngos-ngosan.Febi menaruh makanan yang siap masuk ke mulut. Dia memperhatikan si bungsu, lalu menggelengkan kepala. Detik berikutnya, Akmal memajukan bibir karena kecewa sang kakak tidak bisa menebak dengan siapa dia bertemu. Di sebelah Febi, Shalwa tertawa lepas."Adik itu lucu. Kakak kan bukan cenayang yang bisa meramal dan tahu dengan siapa tadi adik ketemu," sahut Shalwa. Kepalanya geleng-geleng melihat kekonyolan Akmal. "Coba ceritakan sama Mbak. Siapa yang adik temui di pesta itu? Kenapa sampai sebahagia ini.""Adik kasih kata kunci, ya. Kakak sama Mbak harus bisa menebak," kata Akmal antusias. Kedua gadis kecil itu mengangguk. "Adik ketemu seseorang yang sangat k

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-23
  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   107. Malam Keramat 2

    Happy Reading*****Mendengar suara keras ibunya, Radit mendekat ke ruang tamu. Dia dan keluarga yang lain tengah duduk santai di ruang tengah."Kenapa berteriak seperti itu, Bu? Siapa yang datang?" Radit bergerak menengok pada seseorang yang kini menundukkan kepala. Ketika tahu siapa yang datang, lelaki itu berkata, "Masuk, Pak. Sudah ditunggu di dalam," katanya.Sedikit canggung, Andrian berjalan masuk melewati Aminah yang masih terlihat kesal. Diikuti oleh ketiga anaknya, lelaki itu duduk di ruang tamu."Maaf atas sikap Ibu saya. Beliau tidak tahu jika saya yang mengundang Anda ke sini. Sebentar, saya panggilkan yang lain sekalian membuatkan minuman," kata Radit. Tangannya reflek menarik pergelangan Aminah."Tunggu, Mas," ucap Andrian. Lalu, melirik pada ketiga buah hatinya. Satu per satu anak-anak menyerahkan bingkisan yang sudah dipersiapkan hingga menyisakan satu paper bag yang berada di tangan Febi. "Bisa panggilkan Tari, Mas. Anak-anak saya ingin memberikan kado ini secara lan

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-24
  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   108. Lamaran

    Happy Reading*****"Kenapa Ibu harus diam, Pak. Ibu tidak akan membiarkan Tari hidup dengan lelaki sepertinya. Jangan sampai Tari mengalami sakit hati seperti diriku." Entah mengapa, Aminah mulai tersedu."Maaf, Bu. Bukannya saya lancang mencampuri urusan Ibu. Tari nggak akan pernah mengalami seperti yang Ibu rasakan. Saya sudah berjanji pada diri sendiri dan juga almarhum istri untuk nggak mengulang kesalahan yang sama. Mungkin, dulu saya nggak peka hingga menyakiti hati almarhum sedemikian rupa, tapi berkat Tari saya menyadari semua kesalahan itu." Andrian menghela napas panjang dan menatap satu per satu seluruh anggota keluarga sang pujaan."Dahulu, mungkin saya lelaki bejat, tak paham agama tentang syariat poligami yang benar. Suatu ketika putri Bapak dan Ibu telah menyadarkan saya bahwa langkah itu salah. Lalu, saya pun berusaha berubah demi memantaskan diri untuk bersanding dengannya. Seiring waktu, saya menyadari jika semua niat itu salah, karena itulah Allah menjauhkan Tari d

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-24
  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   109. Tes Ombak

    Happy Reading*****Tubuh Andrian seperti dialiri listrik ribuan volt yang siap membunuhnya. Kata 'tidak' yang terlontar dari bibir sang gadis mampu meruntuhkan semua dinding pertahanan dan juga harapannya saat ini. Ketiga buah hatinya bahkan sudah merapat padanya. "Jadi, kamu menolak lamaranku, Tar?" kata Andrian pada akhirnya karena tak sabar menanti jawaban yang tak kunjung dilanjutkan.Ibrahim berdiri, mengajak sang istri untuk meninggalkan ruang tamu. "Duduklah, Tar. Mungkin kamu perlu bicara dengan Nak Andri. Ayah akan membiarkan kalian berdua." Lelaki itu kemudian menoleh pada Radit. "Temani adikmu, Mas." Lelaki sepuh itu, juga mengajak ketiga buah hati Andrian dan juga menantunya kembali ke ruang tengah. Duduk di sebelah Radit membuat jantung Tari berlompatan. Menatap saudaranya, si gadis mulai membuka suara. "Bukan maksud saya menolak, Pak. Masih ada satu ganjalan yang ingin saya tanyakan yaitu tentang Ibu Lita dan janin yang dikandungnya. Saya tidak ingin ada masalah lagi

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-25
  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   110. Rindu itu Memang Berat

    Happy Reading*****Malam semakin larut, tetapi mata Andrian sepertinya enggan terpejam. Bayangan wajah sang pujaan yang malu-malu ketika dipakaikan cincin oleh Radit terlihat dengan jelas. Tak kuasa menahan hasrat ketika membayangkan wajah pujaannya, Andrian turun dari ranjang dan berjalan ke kamar mandi. Sepertinya, dia harus mandi supaya suhu tubuhnya menjadi dingin dan pikirannya kembali waras."Sungguh berat siksaan ini, Tar. Andai kamu tahu apa yang aku alami setiap kali membayangkan wajahmu. Ya Allah sungguh aku sangat berdosa. Membayangkan perempuan yang belum halal untukku. Seminggu lagi, hanya seminggu setelah itu aku bisa memilikimu seutuhnya." Tengah malam, Andrian terpaksa mandi. Setelahnya, dia salat dan membaca Al-Qur'an supaya semua pikirannya teralihkan. Bayangan manis sang pujaan bisa teralihkan dan Andrian mulai kembali memejamkan mata. Hal sama pun dialami Tari. Setelah kepergian Andrian, dia belum juga bisa tidur. Kini, gadis itu sedang menatap bintang. Kenangan

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-25
  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   111. Sifat Asal

    Happy Reading*****Mendengar ponselnya berbunyi, Tari meminta Haura untuk mengambilkan tasnya. Gadis itu melihat nama Andria pada layar ponsel. Segera saja dia mengangkat, takut jika ada hal penting yang ingin disampaikan oleh sang calon."Nikahnya besok saja, ya, Sayang. Aku mana tahan nunggu seminggu kalau kamu cantik banget kayak gini," kata Andrian begitu si gadis mengangkat teleponnya.Tari menatap Febi, lalu tersenyum ketika si sulung mengangkat dua jarinya, telunjuk dan tengah. "Nunggu setahun saja kuat, Mas. Masak cuma enam hari saja tidak sanggup." Jawaban itu terpaksa meluncur dari bibir tipis si gadis."Sebenarnya nggak nahan juga setahun itu, Yang. Aku sering mimpi basah karena merindukanmu." Tawa Andrian membahana."Ish, mulai genitnya. Aku matikan, ya, daripada makin ngawur ngomongnya." Kali ini, Tari berbisik lirih saat berkata bahkan Andrian nyaris tak mendengar."Iya. Maaf, Sayang. Aku lepas kontrol. Gini nih kalau kelamaan nungguin kamu." Sebelum sang calon istri m

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-26

Bab terbaru

  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   121. Indah Tanpa Dendam

    Happy Reading*****Sebelum menjawab salam dari perempuan di hadapannya, Tari meneliti tampilan orang tersebut dari atas ke bawah. Rentang waktu setahun telah mengubah perempuan itu menjadi jauh lebih baik. Pakaian yang semuanya tertutup serta tutur kata lembut saat menyapa. Mencerminkan adanya perubahan dalam dirinya."Waalaikumsalam. Apa kabar, Bu?" sapa Tari berusaha menghormati perempuan itu."Jangan panggil aku ibu. Saya bukan suami atasan kamu lagi," ucap perempuan itu yang tak lain adalah Lita. Tari sama sekali tidak mengetahui apa yang terjadi pada Lita hingga merubahnya seperti sekarang. Walau jelas tahu bahwa perempuan itu sudah tidak bersama Andrian, tetapi Tari tetap berusaha menghormatinya. Terlepas dari segala ancaman dan teror yang pernah dilakukan, istri Andrian sudah memaafkan semua kesalahan itu.Baru akan menjawab perkataan Lita, dari arah belakang Andrian memanggil nama Tari. "Sayang, belanjanya sudah selesai belum." Lita dengan cepat menundukkan pandangan dari l

  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   120. Terkejut

    Happy Reading*****Ingin rasanya Tari menghilang saat ini juga. Bagaimana bisa dia sebrutal itu. Sungguh, si perempuan tidak menyadari aksinya sudah meninggalkan begitu banyak jejak pada suaminya.Andrian yang tahu jika istrinya terkejut dengan hasil perbuatannya sendiri, hanya bisa mengulas senyum. Hatinya berbunga-bunga, ternyata Tari juga bisa seganas tadi. Sebelum sang istri menjawab perkataan putranya, lelaki itu berbisik."Kamu hebat, Sayang. Mas ketagihan dengan yang tadi." Lalu, lelaki itu membuka selimutnya dan menjejakkan kaki ke lantai.Tari menghela napas panjang. Benar-benar jahil suaminya itu. Tidak tahukah Andrian jika dirinya malu setengah mati dengan kebrutalan itu. Melihat begitu banyak jejak di bagian tubuh sang suami yang lain, Tari menggelengkan kepala. Dia kemudian fokus pada Akmal sebelum si kecil bertanya macam-macam."Iya, Sayang. Nanti, Mama pasti obati bekas gigitan serangga di leher Ayah," jawab Tari pada akhirnya.Perempuan itu merutuki dirinya sendiri ya

  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   119. Digigit Serangga

    Happy Reading*****Sesampainya di kamar, Tari membuka pintu dengan tergesa. Takut juga jika sang suami sampai salah paham dengan perkataannya tadi. "Mas, jangan salah paham, dong," ucapnya.Sekarang, Andrian sedang mengganti pakaiannya dengan kaos serta celana pendek. Dia melirik sang istri sebentar. "Gimana nggak salah paham. Kamu membandingkan lelaki lain di depan suamimu. Aku itu cemburuan, Sayang. Bukankah kamu sudah tahu sejak dulu?" Sang suami melanjutkan aktifitasnya melipat sarung dan menggantung baju koko, tiba-tiba saja suasana hati Andrian berubah jelek."Membandingkan gimana, Mas?" Sepertinya, Tari memang salah memilih kata. Padahal maksudnya tadi bukan membandingkan Andrian dengan Pamungkas. "Kalau nggak membandingkan terus apa? Bukankah kamu mengatakan kasus kami berbeda. Maksudmu pasti si Pamungkas pasti jauh lebih baik dari Mas, kan?" Andrian duduk di tepi ranjang dan memajukan bibir. Setelah menjadi suami Tari, lelaki itu makin manja saja. Tidak ingat sama umur.Sek

  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   118. Sedikit Cemburu

    Happy Reading *****Andrian tidak pernah bosan dengan ibadah menyenangkan bersama sang istri. Sekali lagi, mereka melakukannya dan setelahnya tertidur hingga suara azan Zuhur membangunkan. Tari melenguh dan meregangkan tangan. Kemudian menatap lelaki di sebelahnya yang masih menutup mata."Mas, bangun. Sudah Zuhur," kata Tari pelan disertai guncangan pelan pada lengan Andrian."Hmm," jawab Andrian, tetapi matanya masih tertutup. "Boleh nggak kalau Mas salatnya di rumah saja?""Tidak boleh. Memangnya Mas Andri mau disebut salihah?" kata Tari cepat.Seketika Andrian membuka mata dan menatap sang istri. "Kok bisa salihah, Yang?"Memutar bola mata dan tersenyum, Tari berkata, "Ya, kan. Seorang perempuan itu lebih baik salat di rumah. Nah, jika seorang lelaki tidak salat di masjid tanpa uzur yang jelas, kan, namanya salihah." "Ih, jadi kamu ngatain Mas, ya?" Andrian gemas sendiri melihat wajah sang istri. Dia menggelitik pinggang perempuan itu sampai minta ampun setelahnya."Sudah ... su

  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   117. Cinta Itu

    Happy Reading*****Tari menengok pada suaminya. Indera Andrian sudah dipenuhi kabur gairah. Tak akan bisa lagi perempuan itu beralasan lain apalagi anak-anak tidak berada di kamar lagi. "Mas mau sarapan apa? Biar aku siapkan dulu," katanya berusaha lepas dari pelukan Andrian yang makin erat dan menggebu."Sarapan kamu boleh, Sayang?" Andrian semakin berani. Mulai menciumi leher dan juga pundak sang istri."Jangan dulu, masih ada anak-anak di rumah. Jika mereka tiba-tiba ketuk pintu kayak kemarin, malah tidak nyaman. Lebih baik, biarkan aku masak supaya cepat sarapan dan meminta bantuan Bapak sama Ibu untuk menjaga anak-anak," kata Tari mencoba bernegosiasi. Dia, hanya perlu sedikit waktu untuk melayani suaminya. Menata jantung yang terus saja bertalu."Anak-anak sudah dibawa ngungsi sama Mas Radit. Di rumah ini tinggal kita berdua, Sayang. Mas sudah nggak sabar menantikan hari ini, apalagi melihat wajah cantikmu. Mas semakin nggak kuat menahannya." Andrian mulai melancarkan rayuan ke

  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   116. Harus Berhasil

    Happy Reading*****Siang berlalu dan berganti sore. Sudah tidak ada tamu lagi di rumah Radit. Namun, ketiga buah hati Andrian dan juga ponakannya Tari tidak mau beranjak dari kamar pengantin. Mereka memonopoli perempuan yang baru saja menjadi istri Andrian.Sekarang, keempat anak-anak itu malah tidur di ranjang dengan Tari di tengah. Andrian yang duduk di sofa depan tempat tidur menatap malas pada anak-anak tersebut."Kenapa selalu saja ada gangguan saat aku ingin berduaan dengan istriku. Radit sama Haura memangnya nggak nyariin anaknya? Enak sekali mereka berdua. Bukan mereka yang jadi pengantin, tapi malah mereka yang berduaan," gerutu Andrian.Matanya mengawasi anak-anak dengan sangat iri karena mereka bisa tidur dipeluk oleh Tari. Jengkel dengan keadaan di kamarnya, Andrian keluar tanpa pamit pada sang istri. Turun, di ruang keluarga, terlihat Radit dan juga Ibrahim tengah berbincang, entah membahas apa. Andrian pun berniat untuk bergabung daripada suntuk memikirkan malam pertama

  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   115. Gagal

    Happy Reading*****Ingin rasanya Andrian menghilang saat ini juga. Kenapa obrolan yang harusnya cuma untuknya dan sang istri harus didengar oleh ibu mertua. Jadi, tidak bisa menjalankan misi. "Saya nggak modus, Bu. Tari memang terlihat capek. Kasihan kalau sampai siang harus berdiri sampai sore," alibi Andrian."Tidak mungkin sampai sore. Sebelum Zuhur saja sudah habis. Lebay banget kamu."Ibrahim menatap istri dan menantunya bergantian. "Kalian berdua ini, kok, tidak pernah akur," katanya, "kalau Nak Andri mau istirahat duluan saja sana, tapi jangan lama-lama."Lelaki yang baru saja menjadi suami Tari itu memutar bola mata malas. Mana ada istirahat sendiri. Lebih baik di sini menemani sang istri. Tujuan utama istirahat Andrian adalah untuk melepas kerinduan jika sendirian mana bisa. Seketika, wajah gadis yang sudah dihalalkannya tersenyum. Tari seperti mengerti kekecewaan sang suami. "Lagian, Mas itu kenapa tidak sabaran banget.""Rinduku itu sudah seperti puncak Himalaya, Sayang

  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   114. Sah

    Happy Reading*****Selesai salat berjemaah di masjid, Andrian bersiap-siap. Keluarga Ustaz Muhammad diminta menginap di rumahnya karena lelaki itu memang sudah tak memiliki keluarga di kota tersebut. Semua adiknya tinggal di pulau seberang bahkan si bungsu tinggal di negara sebelah sehingga mereka tidak bisa datang pada pernikahan ketiga Andrian.Anak-anak beserta istri sang Ustaz sedang dirias oleh MUA yang disewa terpisah oleh Andrian dari WO yang digunakan. Lelaki itu sudah siap dengan setelan jas serta kopiah. Dia duduk di ruang keluarga bersama Ustaz Muhammad menunggu yang lain untuk berangkat ke rumah Tari."Sudah siap Pak Andri?" tanya sang Ustaz."Insya Allah, sudah. Lahir batin sudah siap, Taz. Rasanya, pernikahan kali ini sangat menegangkan. Semalam hampir nggak tidur mikirin hari ini," jujur Andrian mengakui semua kegundahan hatinya.Sang ustaz tertawa. "Mungkin karena gadis yang Pak Andri nikahi sangat spesial. Makanya, mikirin terus.""Sepertinya begitu, Taz. Entahlah."

  • Sekretaris Alim Sang Bos Genit   113. Pingitan

    Happy Reading*****Kembali dengan wajah ditekuk-tekuk, suasana hati Andrian memburuk. Pertemuan dengan WO yang dia sewa untuk pesta pernikahannya pun kurang bersemangat seperti hari sebelumnya. Semua karena kejujurannya yang menceritakan kejadian kemarin pada sang pujaan."Atur semua dengan baik, Pak. Saya percaya pada WO yang Bapak pimpin. Lagian tamu yang saya undang juga tidak banyak," kata Andrian pada pemilik organizer."Baik, Pak. Kami sudah menyiapkan dengan baik dan persiapan sudah hampir 50%," ucap sang organizer."Bagus, kita langsung ketemu di tempat acara saja karena mulai besok saya nggak bisa datang ke tempat tersebut.""Jadi, saya harus koordinasi dengan siapa, Pak?""Mungkin saudara kandung calon istri saya. Nanti, saya kirim nomor beliau. Tolong berikan yang terbaik dan turuti permintaan calon istri saya.""Baik, Pak. Saya bisa bergerak dari sekarang jika seperti itu.""Silakan." Andrian meninggalkan restoran cepat saji tempat janjian mereka. Dia kembali ke kantor de

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status