Home / Pendekar / Satria Roh Suci / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Satria Roh Suci: Chapter 191 - Chapter 200

260 Chapters

Energi Yang Berbeda

Gemuruh banjir bandang berhasil menyapu semua satria penjaga dunia yang berada di pinggiran aliran bekas sungai.Entah apa yang terjadi dengan mereka setelah terhempas oleh banjir bandang. Sepertinya, mereka akan tenggelam ke lautan, atau paling tidak mereka kehabisan tenaga.Tidak banyak orang yang mampu bertahan dalam air, bahkan jika itu satria suci sekalipun.Di sisi lain, masih terlihat Putri Intan Kumala melayang di udara dengan semua reruntuhan bendungan yang mengelilingi dirinya seperti cincin raksasa.Pandangan mata tertuju kepada gadis itu dengan wajah ketakutan.Danur Jaya sendiri, melihat sosok Putri Intan Kumala yang berbeda dari sebelumnya.Entah kenapa, aura gadis tersebut membuat Danur Jaya merinding. Bahkan senyumnya telah berubah, penuh misteri.Tatapan Putri Intan Kumala terkesan datar, dingin dan mengintimidasi.Kini Danur Jaya mendongak ke langit, saat Putri Intan Kumala terbang melewati dirinya, dengan semua reruntuhan bendungan yang berputar pelan.“Apakah dia b
last updateLast Updated : 2023-05-31
Read more

Menguji Mental Lawan

“Jurus Tinju Dewa Mabuk!”Rawas Kalat mulai bertingkah seperti kesurupan, dengan gerakan yang tak beraturan, dan sesekali melakukan bantingan sendiri.Sementara di sisi lain, lawannya sudah siap menghadapi serangan Rawas Kalat.Setelah saling memasang kuda-kuda, keduanya kemudian langsung saling menyerang.Teriakan ke duanya terdengar bersamaan, sebelum kemudian benturan dua pukulan bertemu. Kilatan cahaya biru terlihat untuk beberapa saat, di susul dengan gelombang kejut bertekanan tinggi, yang membuat sebagian dinding di dalam ruangan ini bergetar kuat.Namun…“Kau tidak cukup kuat untuk menahan jurus ini …” senyum Rawas Kalat sepintas muncul di bibirnya yang tipis, dengan mata menyala-nyala, energi tenaga dalam mengalir lebih besar menuju sarung tinjunya.“A …-apa?” hanya ucapan ini yang terdengar dari mulu petinggi cabang, sebelum kemudian tinju Rawas Kalat mulai menekan dirinya.Krak.Tangan petinggi itu mulai patah, tulangnya hancur, tapi ini tidak berhenti, retakan-retakan teru
last updateLast Updated : 2023-06-02
Read more

Rawai vs Pimpinan

Rawai Tingkis menutup matanya sejenak, hanya sepersekian detik saja, sebelum kemudian tebasan pedangnya bergerak lebih cepat dari kedipan mata lawannya.Akibat tebasan tersebut, energi menembus dinding hingga keluar dari piramida.Bruk.Lawannya jatuh di hadapan Rawai Tingkis, dan pemuda itu tidak ingin melihat apa yang terjadi setelahnya. Rawai Tingkis langsung berbalik badan.Dia mendekati Rawas Kalat, “bagaimana situasinya?” tanya Rawas Kalat.Rawas Kalat tersenyum sembari menunjukan ibu jari yang keluar dari sarung tangannya.“Sepertinya, teman-teman kita sudah menghancurkan bendungan di luar, sungai di sini telah mengering,” ucap Rawas Kalat, kemudian dia memandang Rawai Tingkis dan bertanya, “apa yang harus kita lakukan terhadap Jurang Tanpa Batas ini?”“Hancurkan!” ucap Rawai Tingkis.“Kau tidak tertarik dengan ‘senjata’ yang mereka maksud?” Rawas Kalat merasa sangat menyangkan senjata yang dimaksud oleh Penjaga Dunia, dan berharap jika Rawai Tingkis atau pula Padepokan Surya d
last updateLast Updated : 2023-06-03
Read more

Tinju Yang Kuat

Merasakan getaran aura suci yang cukup kuat, Pimpinan Cabang menjadi tersentak, terkejut sekaligus merinding. Perasaan takut mulai menguasai dirinya, tapi kemudian segera ditepis sejauh mungkin.Namun sayangnya, Rawai Tingkis telah berada tepat dihadapan pria tersebut, sembari mengayunkan pedangnya dengan kekuatan besar.Kali ini, gadah tidak sempat digunakan untuk menahan serangan Rawai Tingkis.“Bocah ini-“ Pimpinan Cabang lagi-lagi terkejut, tapi kemudian tubuhnya terlempar entah berapa puluh depa jauhnya.Namun kini, luka tebasan harus dia rasakan oleh Pimpinan tersebut. Tepat dari bahu kanannya sampai ke perut bagian kiri, ada sebuah luka yang memanjang dan cukup dalam.Tulang rusuknya barang kali teriris saat ini.“Uhuk.” Pria itu memuntahkan darah dari dalam mulutnya.Dia mulai merasa panas, nyeri dan perih dalam waktu yang bersamaan. Perasaan tersebut tentu saja timbul karena luka besar yang didapatkan dari Rawai Tingkis.Berusaha berdiri, dan menyeimbangkan tubuhnya, pria itu
last updateLast Updated : 2023-06-05
Read more

Kemenangan

Hampir saja, tebing tinggi itu juga hancur karena tinju kuat Rawas Kalat.Merasakan kekuatan tersebut, Pimpinan Cabang itu menampakan ekspresi terkejut luar biasa. Sungguh dia tidak menduga, jika Rawas Kalat memiliki kemampuan tinju yang begitu besar.Namun jika dia tahu, bahwa kekuatan Rawas Kalat pada dasarnya tidaklah lebih besar dari Rawai Tingkis, barang kali dia tidak akan memulai pertarungan ini.Saat melihat piramida itu hancur, Rawai Tingkis tertawa terbahak-bahak, pemuda itu bahkan menunjukan ibu jarinya ke arah Rawas Kalat.“Bagus, aku tahu kau pasti bisa melakukannya?” timpal Rawai Tingkis.“Anak muda, siapa kalian sebenarnya?” tanya Pimpinan Cabang itu, “aku tidak pernah melihat manusia normal memiliki kekuatan sebesar itu sebelumnya. Padepokan Surya, seperti apa kalian sebenarnya? Pergerakan kalian telah menjadi ancaman bagi Penjaga Dunia, kami telah menemukan banyak sekali kelompok yang kuat, tapi tidak ada yang seperti kalian.”Rawai Tingkis tersenyum tipis sebelum kem
last updateLast Updated : 2023-06-05
Read more

Teliksanda

Rawai Tingkis berdiam di pulau tersebut selama beberapa minggu lamanya. Di pulau tersebut, Rawai Tingkis beserta teman-temannya membimbing para binatang buas untuk mengamankan pulau ini dari musuh yang akan kembali menyerang.Terkadang,Rawai Tingkis berpikir keras mengenai binatang tersebut, darimana asalnya, kenapa mereka bisa menjadi besar seperti ini, atau apakah mereka diciptakan oleh para ilmuan dunia? Entahlah, sampai saat ini tidak ada yang tahu asal muasal binatang tersebut, kecuali mungkin para petinggi Penjaga Dunia.Di sisi lain, Rawas Kalat malah sibuk berlatih dengan kepalan tinjunya. Dia melakukan ratusan kali gerakan setiap satu jam, kemudian beristirahat lalu melakukan lagi latihan.Barulah setelah menjelang petang hari, Rawas Kalat akan membantu teman-temannya dalam melakukan kegiatan sehari-hari.Dia juga kadang ditugaskan untuk menambah beberapa bagian pada kapal kecil mereka.Seperti menciptakan sebuah bendera. Bendera Bayangkara.“Sekarang markas kita sudah selesa
last updateLast Updated : 2023-06-06
Read more

Kura-kura Purba

Akhirnya dengan begini, Teliksanda menjadi organisasi dibidang informasi paling besar di dunia.Namun satu hal yang tidak diketahui oleh Penjaga Dunia, Teliksanda tidak hanya menjual informasi kepada mereka saja, tapi kepada siapapun yang layak mendapatkan informasi yang mereka miliki. Tentu saja dengan harga yang bervariasi.“Rawai Tingkis akan diburu oleh Penjaga Dunia mulai hari ini,” ucap Pimpinan Teliksanda, berbicara di balik kamar yang dikelilingi oleh tirai, sehingga tidak ada yang tahu siapa sebenarnya orang ini, tapi yang jelas, pimpinan ini mengenal Rawai Tingkis, bahkan cukup dekat dengan Rawai Tingkis.“Apa tidak masalah memberikan informasi seputar Rawai Tingkis kepada Penjaga Dunia?” salah satu pria pincang mendekati pimpinan Teliksanda itu.“Dunia harus mengendal siapa Rawai Tingkis, orang yang berpotensi mengancam Penjaga Dunia …hahaha …”Meski sepertinya berbahaya, tapi tampaknya tujuan Pimpnan Teliksanda lebih khusus untuk mengenalkan Rawai Tingkis pada dunia.Dia t
last updateLast Updated : 2023-06-07
Read more

Suku Baba

Rawai Tingkis dan temannya kini berada di atas punggung kura-kura purba. Awalnya punggung itu, tidak udabhnya seperti punggung kura-kura biasa, hanya saja berukuran besar, tapi seiring waktu berjalan, mulai ditumbunuhi oleh tanaman dan lumut, hingga pepohonan yang tinggi dan, dan pada akhirnya punggung itu menjelma menjadi hutan belantara, alias sebuah pulau bergerak.Menurut kitab pengobatan di tangan Rinjani, hanya tanaman yang berkualitas dapat tumbuh di punggung kura-kura tersebut. Inilah yang menjadikannya sebagai surga bagi para tabib.Tidak banyak tabib atau ahli medis yang menemukan kura-kura tersebut. Tanpa keberuntungan barang kali Rinjani juga tidak mungkin menemukan kura-kura itu.“Putri Intan Kumala, bantu mencari jenis tanaman ini, ini dan ini …” Rinjani menunjukan contoh tanaman kepada Putri Intan Kumala.“Aku akan menemani kalian berdua,” ucap Danur Jaya.Ketiganya lalau pergi meninggalkan Rawai Tingkis dan Rawas Kalat di tepi punggung Kura-kura tersebut.“Ini membosan
last updateLast Updated : 2023-06-08
Read more

Tertangkap

Setelah beberapa saat kemudian.“Lega sudah rasanya!” ucap Nenek Baba itu. “Aku sudah kembali, sekarang apa yang kalian usulkan?”“Siapkan Ritual penumbalan!” teriak Baba tua itu.“AHHHKKKKK!!!” terdengar suara teriakan di luar.Semua mahluk di dalam sontak menoleh ke arah pintu keluar, tapi suara teriakan itu seolah ada dimana-mana.Rinjani langsung tersenyum tipis saat ini, karena dia mengenal pemilik teriakan tersebut. Tidak lain dan tidak bukan adalah, Rawai Tingkis.“Pimpinan Bayangkara,” ucap Rinjani. “Kalian telah berurusan dengan orang yang salah.”“Pimpinan, memangnya sekuat apa manusia itu?”Belum pula satu detik setelah pertanyaan itu dilontarkan oleh Panglima Baba, tiba-tiba ada getaran di luar pohon besar tersebut.Beberapa saat kemudian.Wush.Energi pedang yang sangat kuat baru saja melintasi pohon tersebut. Gelombang udara yang dihasilkan oleh tebasannya, membuat mahluk baba tercengang sekaligus merasa takut.“Siapa yang ingin kalian jadikan tumbal, Mahluk Kerdil kuran
last updateLast Updated : 2023-06-08
Read more

Rawas Kalat Menggila

Baru pula Rawai Tingkis hendak dipancung oleh mahluk kerdil itu, tiba-tiba langsung terjadi gempa pada pulau tersebut.Membuat arah mata senjata mahluk tersebut, senjata yang dibuat dari batu pipih di asah dan gagang kayu, meleset dari batang leher Rawai Tingkis.“Ahkkk …hampir saja!” Rawai Tingkis menatap mata senjata yang berada hanya dua atau tiga jari dari kepalanya.“Apa yang terjadi dengan Kura Purba?” tanya Komandan Baba, “Tidak biasanya dia bertindak seperti ini?”Sejenak situasi sedikit tenang, tapi kala Komandan Baba hendak mengeksekusi Rawai Tingkis, tiba-tiba pulau itu bergetar lagi.Kali ini jauh lebih kuat, nyaris membuat semua mahluk kerdil itu terjungkang karena getaran gempa yang lumayan besar.Lagi-lagi senjata algojo tidak berhasil melukai batang leher Rawai Tingkis.“Kura Purba!” teriak komandan Baba, “apa yang terjadi, kami sedang mengadakan ritual pengorbanan untuk diberikan kepadamu …”Mendengar teriakan Komandan Baba, Kura Purba malah kembali menggoyang tubuhny
last updateLast Updated : 2023-06-09
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
26
DMCA.com Protection Status