“Rawai Tingkis, warga meminta dirimu menjadi Adipati Dinang, bagaimana ini?” Rawas Kalat berkata ketika pemuda itu terjaga dari tidurnya.Masih mengucek dua mata yang tembelekan, Rawai Tingkis tidak begitu mendengar perkataan Rawas Kalat.“Hoi Rawai Tingkis, kau mendengarku?!”“Huammm, apa yang kau katakana?”“Warga berkumpul di halaman istana, menuntutmu untuk menjadi Adipati Medang!”“-A …Apa?” Rawai Tingkis terkejut, “Celaka! Cepat! Cepatlah!”Dia mengambur, langsung berdiri dan menyambar pedang gading cempaka, mengenakan jubahnya, dan mulai sibuk mencari beberapa benda yang mungkin dapat dia masukan ke dalam jubah tersebut.Rawas Kalat melihat tingkah Rawai Tingkis hanya bisa menggaruk kepalanya yang entah kenapa mendadak gatal.“Kita akan pergi,” ucap Rawai Tingkis.“Tunggu, apa yang kau katakana Rawai Tingkis?” Danur Jaya muncul di depan pemuda tersebut, lalau menarik kerah baju belakangnya. “Kau tidak bisa meninggalkan mereka begitu saja!”“Benar, kau benar …” Rawai Tingkis mon
Last Updated : 2023-05-22 Read more