Beranda / Pendekar / Satria Roh Suci / Beruntun Serangan

Share

Beruntun Serangan

Penulis: Pancur Lidi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sisadano tidak memiliki cara lain untuk melarikan, pada akhirnya dia memutuskan untuk bertarung melawan Rawai Tingkis.

Pria itu mulai memasang kuda-kuda, bersiap untuk menyerang musuhnya. Sementara itu, Rawai Tingkis menunjukan senyum tipis yang sinis, dengan pedang yang bersiap untuk menyambut serangan lawan.

Sisadano lantas melakukan gerakan ke arah samping, berusaha mendekati Rawai Tingkis atau pula mencari celah untuk membunuh pemuda tersebut.

Dia berlari di sekitar batang-batang pohon, lalu melempar benda apapun ke arah Rawai Tingkis.

Dedaunan basah, ranting kering, dan kerikil kini menjadi senjatanya.

Apakah dia pikir dengan benda-benda itu dapat menekan Rawai Tingkis? Tentu saja tidak.

Mata Rawai Tingkis yang tajam dapat melihat semua benda yang bergerak cepat, jadi semua benda yang mengarah ke tubuhnya dapat dihindari dengan sangat baik.

Tidak ingin menyerah begitu saja, Sisadano melompat ke atas dahan, dia sempat mengambil pohon sebesar lengan untuk dijadikan sebagai tombak.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Al Qadhi
harganya jg 21 poin.
goodnovel comment avatar
Azahar Mat Noryin
lanjut thor bila mau sambung crtanya????
goodnovel comment avatar
Kh_an
lanting beruga.. rambai kaca.. rawai tingkis.. sejarah mungkin berulang.. kemon lah thor..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Satria Roh Suci   Permintaan Rakyat

    Rawai Tingkis mengeluarkan aura suci pada saat yang sama pula, dia bergerak dengan kecepatan suara menuju dua lawannya.Ketika dia berada sekitar satu depa dari salah satu lawan, Rawai Tingkis mengayunkan pedangnya dengan aliran energi mistik yang kuat.Tidak, dua lawan itu tidak dapat bergerak saat ini. Tubuh mereka telah dikunci oleh aura suci, bahkan meskipun mereka bisa melepaskan diri dari pengaruh aura suci, mereka tidak akan sempat menghindari pedang gading cempaka dari jarak sedekat itu.“Sisadano, bertahan-“Ucapan Gantarong langsung terhenti, ketika matanya mendadak melihat sosok Rawai Tingkis telah berubah bentuk menjadi singa emas.Mata Gantarong tidak dapat berkedip, hanya terbelalak dengan mulut mengangaa lebar.Sementara itu, Sisadano yang berada sedikit di belakang Gantarong rupanya telah melihat singa ema situ tepat ketika Rawai Tingkis melepaskan aura sucinya.Ini membuat Sisadano benar-benar terpaku, dan sejenak dia tercerahkan, bahwa Rawai Tingkis bukanlah manusia

  • Satria Roh Suci   Penolakan Rawai Tingkis

    “Rawai Tingkis, warga meminta dirimu menjadi Adipati Dinang, bagaimana ini?” Rawas Kalat berkata ketika pemuda itu terjaga dari tidurnya.Masih mengucek dua mata yang tembelekan, Rawai Tingkis tidak begitu mendengar perkataan Rawas Kalat.“Hoi Rawai Tingkis, kau mendengarku?!”“Huammm, apa yang kau katakana?”“Warga berkumpul di halaman istana, menuntutmu untuk menjadi Adipati Medang!”“-A …Apa?” Rawai Tingkis terkejut, “Celaka! Cepat! Cepatlah!”Dia mengambur, langsung berdiri dan menyambar pedang gading cempaka, mengenakan jubahnya, dan mulai sibuk mencari beberapa benda yang mungkin dapat dia masukan ke dalam jubah tersebut.Rawas Kalat melihat tingkah Rawai Tingkis hanya bisa menggaruk kepalanya yang entah kenapa mendadak gatal.“Kita akan pergi,” ucap Rawai Tingkis.“Tunggu, apa yang kau katakana Rawai Tingkis?” Danur Jaya muncul di depan pemuda tersebut, lalau menarik kerah baju belakangnya. “Kau tidak bisa meninggalkan mereka begitu saja!”“Benar, kau benar …” Rawai Tingkis mon

  • Satria Roh Suci   Sebuah Kuburan

    Setelah beberapa utusan Padepokan Surya tiba di Kadipaten Dinang, Rawai Tingkis beserta empat temannya akhirnya melanjutkan perjalanan mereka.Tujuannya untuk menemukan keluarga kerajan Indra Pura, yang kemungkinan besar berada di Pulau Tengkorak.Ya, tidak ada tempat lain yang lebih memungkinkan untuk berlindung kecuali pulau tersebut, karena memang keberadaan pulau itu tidak termasuk ke dalam wilayah kekuasaan kerajaan manapun.Jikapun mereka tidak ada di sana, kemungkinan besar mereka tinggal di beberapa pulau kecil lainnya, yang tidak jauh dari Pulau Tengkorak.“Kakang, terima kasih …”gadis yang sempat dibantu oleh Rawai Tingkis memberikan salam perpisahan kepada pemuda itu, sebelum mereka meninggalkan Kadipaten Dinang.“Hahaha …sampai bertemu lagi di lain waktu, semuanya!” ucap Rawai Tingkis, melambaikan tangannya lalu pergi berlalu.Semua orang menangis saat melepas kepergian Rawai Tingkis, kehilangan sosok pahlawan seperti dirinya tentu saja menyisakan perasaan tersendiri di lu

  • Satria Roh Suci   Lima Kapal Musuh

    Danur Jaya melakukan penghormatan terakhir di depan makam Pangeran Nundru, seraya mengucapkan permintaan maaf karena tidak dapat membantu Indra Pura saat menghadapi Bulan Merah.Sementara itu, Rawai Tingkis berkeliling di pulau tersebut, tapi saat ini ada banyak desa telah berdiri di sana.Tidak seperti tahun-tahun yang lalu, pulau ini sepertinya telah diminati oleh banyak orang untuk dijadikan sebagai tempat tinggal mereka.Rawai Tingkis merasa lebih heran lagi, kala melihat ada banyak orang kaya yang telah tinggal di sini.Setelah berkeliling cukup lama, Rawai Tingkis kembali lagi, dan bertanya kepada pria tua kenalannya.“Mengenai orang di sini, sebenarnya mereka ini adalah orang-orang yang didesannya telah hambis dijarah oleh para bandit berkedok satria suci.”Rupanya, mereka menjadi betah tinggal di sini, dan memutuskan untuk menjadikan pulau kecil tanpa nama ini sebagai rumah baru bagi mereka.“Jadi ada untungnya Penjaga Dunia mendirikan markas cabang di Pulau Tengkorak, para b

  • Satria Roh Suci   Teknik Rahasia Rinjani

    Situasi di pulau itu mulai bertambah kacau, dengan kedatangan empat kapal dalam waktu yang bersamaan.Para satria suci Penjaga Dunia, turun dari kapal seperti gerlombolan semut yang mengincar setumpuk gula.Mereka berwajah garang, dengan jubah Penjaga Dunia melekat di punggung mereka.Semuanya berseru lantang, mengucapkan kata, “hancurkan para pemberontak yang menentang Penjaga Dunia!”Hanya mendengar suara sepatu yang mereka kenakan, bulu kuduk para warga langsung merinding. Jelas mereka sangat ketakutan.Sialnya, hanya ada lima petarung yang akan menghadapi mereka, dan sialnya satu petarung malah sibuk membantai musuh di atas kapal.Beberapa kelompok satria penjaga dunia, masuk ke dalam rumah warga, menghamburkan seisi rumah, sebelum kemudian meratakannya dengan tanah.“Siapapun juga yang bersembunyi di dalam rumah, segera tangkap! Jika perlu bunuh saja!” ucap komandan pasukan tersebut.Tidak butuh waktu lama bagi mereka, untuk menyapu rumah warga yang ada di pulau tersebut. Dengan

  • Satria Roh Suci   Pemilik Tenaga Dalam Terkuat

    Teknik menyalurkan tenaga dalam milik Rinjani mungkin terdengar umum dikalangan anggota Padepokan Surya, tapi cara yang dilakukan oleh kebanyakan mereka berbeda dengan gadis ini.Umumnya, mereka menyalurkan tenaga dalam dengan cara berkontak kulit secara langsung. Meletakan telapak tangan ke pundak seseorang, adalah cara paling umum dilakukan.Namun berbeda dengan Rinjani, dia mampu menyalurkan tenaga dalam dari jarak yang cukup jauh.Sekitar 5 depa jauhnya, Rinjani masih mampu untuk mengirimkan tenaga dalam miliknya, seperti yang dilakukan oleh gadis itu kepada Danur Jaya.Bukan hanya itu saja, dia mampu mengobati Danur Jaya, jika pemuda tersebut mungkin terkena serangan dari pihak lawan.Saat ini, Rinjani masih mempelajari cara menyerap ramuan atau obat-obatan, untuk disalurkan kepada pasien dari jarak yang cukup jauh.Jika teknik ini berhasil dilakukan, kemungkinan besar Rinjani akan menjadi penyumbang bantuan paling besar di kelompok Rawai Tingkis.Dia mungkin akan menjadi orang

  • Satria Roh Suci   Biarkan Meraka Pergi

    Sebelum menghadapi komandan tersebut, Rawai Tingkis menghadapi puluhan satria penjaga dunia yang ingin menjajal kekuatan atau hanya sekedar mengantar nyawa.Namun sejak tadi, Rawai Tingkis tidak menahan diri lagi. Dia tahu jika dalam situasi seperti ini, masih bercanda dan setengah hati, kemungkinan besar warga di pulau ini dalam bahaya.Karena itu, Rawai Tingkis menjelma menjadi dewa kematian bagi satria-satria tersebut.Tidak ada yang sanggup menahan tebasan gading cempaka, tidak ada! Bahkan untuk menjatuhkan tiga sampai lima orang musuhnya, Rawai Tingkis hanya membutuhkan satu kali tebasan saja.Langkah Rawai Tingkis kini meninggalkan genangan darah dan mayat musuh. Mata berwarna kuning, begitu tajam menatap lawan-lawannya yang datang tak ada habisnya.Sesekali, Rawai Tingkis tersenyum dingin, sebelum darah melintasi bibirnya yang tipis.Danur Jaya menatap pertarungan itu dari jauh, akhirnya memutuskan untuk tidak mengkhawatirkan Rawai Tingkis.Sekarang, sebenarnya tidak ada satupu

  • Satria Roh Suci   Tukang Kayu

    Rawai Tingkis dan teman-temannya tinggal di pulau ini beberapa hari, sembari berjaga-jaga, khawatir jika musuh datang kembali dengan pasukan yang jauh lebih besar dari sebelumnya.Namun sampai hari ini, tidak ada satupun satria penjaga dunia yang menampakan batang hidungnya.Di puncak bukit kecil itu, Rawai Tingkis dan teman-temannya menatap satu batu nisan lagi yang di tempatkan di sebelah nisan Prabu Dera.“Ini adalah sedikit orang yang kita ketahui, telah meninggal dunia karena mempertahankan prinsip, keluarga, dan martabatnya sebagai manusia …” ucap Rawai Tingkis. “Di luar sana, mungkin ratusan atau bahkan ribuan orang mati setiap bulannya. Kita manusia tidak hancur oleh roh suci, kita manusia hancur karena kita sendiri, terkadang aku tidak tahu apakah prinsipku ini benar atau salah, memberikan dampak baik atau bahkan sebaliknya, namun aku tegaskan! Penjaga Dunia harus dimusnahkan!”“Rawai Tingkis, apa yang akan kita lakukan?” tanya Danur Jaya.“Kita akan mengambil Pulau Tengkorak

Bab terbaru

  • Satria Roh Suci   END

    Di saat bersamaan, Rawai Tingkis menyernag Kelelawar Hitam dengan seluruh energi mistik yang dimilikinya.Kecepatannya masih tetap sama, tapi daya hancurnya menjadi sedikit berkurang, dan ini karena tubuhnya terlalu dibebani oleh teknik baru yang dimilikinya saat ini.Lima orang Manusia Murni mencoba melakukan sesuatu atas perintah Ki Langit Hitam untuk mengakhiri nyawa Kelelawar Hitam, tapi mereka bahkan tidak dapat mendekati pria jahat itu.Sekarang mereka tahu kekuatan Rawai Tingkis jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mereka semua.Kesombongan mereka selama ini, akhirnya dijatuhkan oleh kenyataan yang memalukan.Bukan hanya lima orang itu, Putri Intan Kumala sendiri juga tidak mampu berhadapan langsung dengan Kelelawar Hitam.“Apa sekarang kalian menyadarinya?” tanya Ki Sundur Langit. “Rawai Tingkis mungkin tidak membutuhkan pengakuan dari orang lain, tapi aku yakin, sekarang kalian mengakui kekuatannya!”Kelimanya langsung terdiam, tidak lagi menjawab ataupun berbuat sesuatu unt

  • Satria Roh Suci   Menuju Akhir

    Kedatangan Camar Putih membuat perubahan pada jalannya pertempuran antara Rawai Tingkis dan Kelelawar Hitam.Kedatangannya sama seperti kedatangan Ki Sundur Langit dan Ki Langit Hitam untuk membantu para Manusia Murni dalam mengalahkan Beruang Salju.Dua Satria Roh Suci kini menghadapi serangan demi serangan dari pihak Rawai Tingkis.Berkat kedatangan Camar Putih pula, Kelelawar Hitam untuk pertama kalinya setelah menggunakan Ulat Dari Neraka, terkena tebasan Rawai Tingkis.“Aku akan melindungimu!” ucap Camar Putih.“Baiklah, aku mengerti!” Rawai Tingkis melaju cepat ke arah Kelelawar Hitam, sementara Camar Putih bertugas menahan semua serangan bola mistik yang dilempar musuhnya.“Aku tidak akan membiarkan dirimu menguasai Benua ini,” ucap Camar Putih, sembari melepaskan beberapa serangan berbentuk sayap putih yang berputar seperti gasing.Boom.Setiap bola mistik diledakan sebelum menyentuh tubuh Rawai Tingkis dengan sayap-sayap putih tersebut.“Camar Putih, kau selalu menghalangi re

  • Satria Roh Suci   Begitu Sengit

    Ki Langit Hitam dan Ki Sundur Langit, memasang kuda-kuda sebelum kemudian mulai menyerang Beruang Salju.Dua larik cahaya keluar dari telapak tangan dua pria tua tersebut, melesat cepat ke arah Beruang Salju.Mendapati serangan itu, Beruang Salju terpaksa menangkis serangan lawan dengan teknik pertahanan dinding es miliknya.Boom.Ledakan kecil terjadi di atas istana es, menggetarkan bagian puncak dari bangunan es tersebut.Saat Beruang Salju berniat melakukan perlawanan, dua petinggi Padepokan Surya telah berada di depannya, dan melancarkan serangan pisik.Suah.Beruang Salju melesat ke samping, menghindari pukulan Ki Langit Hitam, di saat yang sama, Ki Sundur Langit menyapukan tendangan cepat ke arah wajah Petinggi Penjaga Dunia tersebut.Boom.Tubuh Beruang Salju melesat cepat, meninggalkan Istana Es, dan jatuh terhempas di permukaan tanah yang gersang.Dia bangkit, lalu melepaskan dua bole energi ke arah lawannya. Sayangnya, dua serangan itu dapat dihindari oleh Ki Sundur Langit d

  • Satria Roh Suci   Para Tetua Muncul

    Serangan besar yang dilakukan oleh Rawai Tingkis dan Kelelawar Hitam, telah menyebabkan banyak kerusakan di sekitar mereka berdua.Namun dua orang itu, masih menolak untuk menyerah, meskipun salah satunya mengalami luka yang cukup serius, yaitu Kelelawar Hitam.Kelelawar Hitam memiliki energi mistik yang berlimpah, membuat dia percaya dapat mengalahkan Rawai Tingkis dalam segala kondisi yang dialaminya saat ini.Andaipun hanya memiliki satu tangan dan satu mata saja, Kelelawar Hitam masih percaya dapat menumbangkan Rawai Tingkis.Di sisi lain, Rawai Tingkis memiliki pertahanan pisik yang lebih baik, berkat pengobatan yang dilakukan oleh Naga Kecil.Namun demikian, energi mistik yang dimiliki pemuda itu berada jauh di bawah Kelelawar Hitam.Dua Roh Suci yang ada pada tubuh Rawai Tingkis, terbilang berusia muda, apa lagi Naga Kecil yang baru saja lahir beberapa waktu yang lalu. Energi mistik ke dua Roh Suci ini masih digolongkan kelas menengah, dan tidak dapat disandingkan oleh Energi M

  • Satria Roh Suci   Kedatangan Lima Manusia Murni

    Tidak pernah dirasakan oleh Kelelawar Hitam sensasi dan juga pengalaman seperti ini saat menghadapi musuh-musuhnya, kecuali hari ini.Dia tidak pernah takut, tapi hari ini dia melihat siapa yang kuat, dan siapa yang menjadi penguasa dari kalangan Roh Suci.Namun perasaan itu segera ditepisnya, dia tidak ingin jatuh dalam perangkap Rawai Tingkis.Kelelawar Hitam mengira, ini hanyalah permainan ilusi saja, mungkin ada kekuatan lain yang dimiliki oleh Rawai Tingkis, untuk mengendalikan pikirannya.Namun sayangnya, dia memang melihat sisi lain dari Rawai Tingkis.Sementara itu, Beruang Salju merasakan gejolak kekuatan Rawai Tingkis, dan tidak bisa tinggal diam saat ini.“Ini akan gawat, aku harus membantunya,” ucap Beruang Salju.Pria itu menaikan satu telunjuknya ke langit, lalu energi dingin menggumpal di ujung telunjuknya.Tidak selang beberapa lama, sesuatu yang sangat menakjubkan muncul di langit.Putri Intan Kumala menatap ke langit, dan untuk sesaat wajahnya menjadi tegang, meskipu

  • Satria Roh Suci   Di Dalam Hutan

    Beruang Salju masih berusaha untuk menumbangkan Putri Intan Kumala, meskipun tadinya dia penuh dengan kepercayaan diri dapat mengalahkan Kumala, tapi kenyataanya dia butuh waktu lama untuk menjatuhkan gadis tersebut. Beruang Salju telah menggunakan segagala cara untuk menjatuhkan boneka gurita raksasa yang dikendalikan oleh Putri Intan Kumala, tapi sialnya dia tidak mampu melakukan itu. Setiap kali dia brhasil memotong satu bagian tangan gurita itu, maka ditempat yang sama, tangan lain akan tumbuh. Menghadapi persoalan semacam ini, membuat kepala Beruang Salju serasa akan pecah. Sejauh ini, dia telah menemukan banyak ide, dan menerapkannya, bahkan ide paling licik sekalipun telah dia gunakan. “Jika aku tahu sebelumnya kekuatan gadis ini, aku tidak akan memilih padang tandus sebagai lokasi pertemuan,” ucap Beruang Salju. Baru kini dia menyadari kesalahannya, dan keunggulan Putri Intan Kuamala. Dengan semua batu yang ada di padang tandus, menjadikan Putri Intan Kumala memiliki pa

  • Satria Roh Suci   Kebangkitan Rawai Tingkis

    Bola-bola energi yang dilempar dengan mudah oleh Kelelawar Hitam, tapi menghasilkan dampak yang sangat mengrikan.Dari sini, terlihat betapa hebatnya Kelelawar Hitam sebenarnya, dan dari sini pula terlihat betapa kuatnya Roh Suci pada saat itu.Kekuatan sebesar Kelelawar Hitam bahkan tidak mampu menaklukan Roh Suci tanpa bantuan Satria Roh Suci dan Manusia Murni di jamannya.“Akan kuundang binatang kegelapan,” ucap Kelelawar Hitam.Dia melakukan sebuah gerakan, yang tidak jelas, tapi di ujung gerakan itu, dia mengarahkan telapak tangannya ke atas.Sedetik kemudian, kepulan asap muncul dari telapak tangan itu, lalu tepat di atas kepalanya, sekitar dua atau tiga depa tingginya, asap itu membentuk lingkaran besar.Belum tahu apa yang terjadi atau apa yang akan dilakukan oleh Kelelawar Hitam itu, tapi auranya sudah menyebar ke segala arah, dan berhasil menekan mental Rawas Kalat dan Danur Jaya.“Kalian akan menjadi santapan siang ini!”Dan, tiba-tiba.Goar… mahluk hitam besar muncul dari

  • Satria Roh Suci   Kekuatan Terbesar

    Sementara itu, Rawas Kalat dan Danur Jaya masih berjibaku sengit melawan Kelelawar Hitam yang mencoba menemukan keberadaan Rawi Tingkis.Dua pemuda mati-matian menahan Kelelawar Hitam, mencoba melakukan yang terbaik meski kerap mendapatkan luka pada bagian tubuh mereka.Sesekali akan terlihat debu jamur raksasa menghiasi udara siang ini, ketika salah satu dari mereka dihempas kasar ke permukaan tanah.Jangan bertanya berapa banyak darah yang dikeluarkan dari dalam tubuhnya, sebab luka yang diterima ke dua pemuda itu tiada terhitung jumlahnya.Menghadai manusia yang memiliki energi mistik dalam jumlah besar, memang sangat menyulitkan.Bahkan, nyawa mereka kini seolah berada di ujung tanduk, hanya menunggu kematian saja.Sayangnya, tekad dan semangat juang ke dua pemuda itu tidak dapat dianggap remeh.Jatuh bangun hal biasa, kini keduanya mulai bersahabat dengan luka-luka.Setelah kehabisan anak panah, Danur Jaya terpaksa menggunakan busur panah untuk bertarung. Busur itu dijadikan sema

  • Satria Roh Suci   Danur Jaya dan Rawas Kalat

    Kelelawar Hitam menepis seluruh api yang menyelimuti dirinya dengan asap hitam, lalu berdiri setelah jatuh di atas tumpukan kerikil. Dia memandang Rawas Kalat dengan penuh emosi.“Kalian juga bagian dari pencurian Seruling Emas-““Memangnya kenapa?” timpal Rawas Kalat.Mendengar jawaban itu, wajah Kelelawar Hitam menjadi padam, dia menahan nafasnya dengn rahang yang mengeras, lalu dia berkata, “kalau begitu, kau juga harus mati!”Kelelawar Hitam langsung berubah menjadi asap dan menggempur Rawas Kalat dari segala sisi.Asap hitam secara alami mungkin tidak dapat menghantam tubuh manusia, tapi tidak dengan asap hitam milik Kelelawar Hitam.Asap itu terasa sangat keras sehingga membuat Rawas Kalat begitu kesulitan untuk menahan semua serangan Kelelawar Hitam.Dalam sebuah momen, Rawas Kalat mencoba memukul asap tersebut, tapi tangannya malah terjebak oleh asap itu.Dia tidak bisa menarik tangannya, seolah melekat kuat dalam kepulan asap.Di saat yang sama pula, muncul asap menyerupai ma

DMCA.com Protection Status