Share

Beruntun Serangan

Sisadano tidak memiliki cara lain untuk melarikan, pada akhirnya dia memutuskan untuk bertarung melawan Rawai Tingkis.

Pria itu mulai memasang kuda-kuda, bersiap untuk menyerang musuhnya. Sementara itu, Rawai Tingkis menunjukan senyum tipis yang sinis, dengan pedang yang bersiap untuk menyambut serangan lawan.

Sisadano lantas melakukan gerakan ke arah samping, berusaha mendekati Rawai Tingkis atau pula mencari celah untuk membunuh pemuda tersebut.

Dia berlari di sekitar batang-batang pohon, lalu melempar benda apapun ke arah Rawai Tingkis.

Dedaunan basah, ranting kering, dan kerikil kini menjadi senjatanya.

Apakah dia pikir dengan benda-benda itu dapat menekan Rawai Tingkis? Tentu saja tidak.

Mata Rawai Tingkis yang tajam dapat melihat semua benda yang bergerak cepat, jadi semua benda yang mengarah ke tubuhnya dapat dihindari dengan sangat baik.

Tidak ingin menyerah begitu saja, Sisadano melompat ke atas dahan, dia sempat mengambil pohon sebesar lengan untuk dijadikan sebagai tombak.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Al Qadhi
harganya jg 21 poin.
goodnovel comment avatar
Azahar Mat Noryin
lanjut thor bila mau sambung crtanya????
goodnovel comment avatar
Kh_an
lanting beruga.. rambai kaca.. rawai tingkis.. sejarah mungkin berulang.. kemon lah thor..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status