Beranda / Pendekar / Satria Roh Suci / Bab 201 - Bab 210

Semua Bab Satria Roh Suci: Bab 201 - Bab 210

260 Bab

Orang Bodoh Orang Jujur

Setelah beberapa saat kemudian, semua suku Baba berhasil dikalahkan, sebagian dari mereka melarikan diri, tapi hanya menunggu waktu sampai Rawas Kalat menemukannya, dan membantingnya ke tanah.Jika bukan karena Perintah Rawai Tingkis, mereka mungkin sudah banyak yang mati, karena ulah Rawas Kalat.Sekitar 40 Baba kini di ikat dengan menggunakan akar sulur. Akar sulur yang sama untuk mengikat Rawai Tingkis dan dua temannya.“Kalian mau mati?!” Rawas Kalat menarik leher Komandan Baba. “Ha? Kau ingin mati!”“Kami tidak ingin menyakiti kalian,” ucap Rawai Tingkis, “kami hanya datang untuk meminta sedikit tanaman obat yang ada di pulau ini, itu saja.”“Setiap manusia yang datang ke pulau Kura Purba, selalu menghancurkan hutan ini. Mengambil semua tanaman obat-obatan, dan membunuh banyak anak-anak kami.”Pernah ada sekelompok manusia yang kebetulan mendarat di pulau tersebut. Awalnya, mereka menampakan kebaikan di hadapan Suku Baba.Melihat kebaikan itu, Suku Baba menjamu manusia tersebut d
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-09
Baca selengkapnya

Pusaran Air

“Akhirnya aku menemukan pulau ini, surga bagi para ahli medis, hitunglah! Berapa banyak harta yang akan kita dapatkan jika mengambil semua tanaman disana!”Pria itu penuh semangat memberi perintah kepada anak buahnya untuk menepikan kapal ke pulau.“Tuan, ada kapal kecil berada di depan kita,” ucap salah satu satria penjaga.“Kapal kecil? Berarti ada orang yang lebih dahulu mendarat di sini, baguslah …kita rampas semua yang mereka miliki …hahaha …”Di sisi lain, Kura Purba mengetahui akan ada bahaya, jadi dia mendayung lebih kuat dari biasanya.Kura Purba tidak berniat menerima tamu tidak di undang naik ke atas punggungnya, lebih lagi saat ini ada Rawai Tingkis yang merupakan titisan Bocah Angon.“Apa yang terjadi? Kenapa kita belum menepi?” Pimpinan kapal itu mulai geram, dua jam telah menuggu, tapi kapal besar ini tidak kunjung mencapai pinggiran pulau.“Pulaunya bergerak menjauh,” timpal anak buahnya.“Pulau terkutuk ini mencoba melarikan diri ya? Buka kain layar, kita kejar!”Pulu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-10
Baca selengkapnya

Benang Emas

“Semuanya bertahan!” Rawai Tingkis berteriak keras, di mana Putri Intan Kumala berada di dalam pelukannya yang erat.Badai berlangsung sedikit lebih lama dari yang diduga, tapi beruntung Suku Baba tidak terluka parah.Menariknya, ide Kura purba dengan membawa semuanya ke dalam badai sedikit lebih berhasil.Puluhan satria penjaga dunia telah diterbangkan ke langit oleh badai, menyisakan setengah dari pasukan tersebut.Sisanya mulai bergerak menuju ke dalaman hutan, tapi Pimpinan Satria Penjaga Dunia bergerak ke arah lain.Dia ingin membalas dendam. Beberapa detik sebelumnya, pria itu melihat kepala Kura Purba berada di atas permukaan air, dan memutuskan untuk membunuhnya.Dia memiliki sedikit informasi tentang Kura Purba, salah satu roh suci yang telah berumur ribuan tahun.Jika berhasil membunuh raksasa tersebut, dia tidak hanya akan mendapatkan banyak harta dari tanaman obat, tapi tentu pula dari kerangka tubuh kura purba itu sendiri.Berapa banyak emas yang dapat dia hasilkan setela
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-11
Baca selengkapnya

Racun Nenek Baba

Tebasan Rawai Tingkis berhasil memotong semua kuku buatan yang digunakan untuk mengendalikan benang emas.Selain itu, pedang gading cempaka juga berhasil menyayat lengan pengguna benang emas itu.Namun sayangnya, kekuatan benang emas tidak main-main. Rawai Tingkis mungkin berhasil menebas alat pengendalinya, tapi bukan benang emas.Benang itu sangat kuat, dan juga lentur. Mungkin karena kelenturan senjata itu, sehingga kekuatan tebasan Pedang Gading Cempaka dapat diminimalisir.Ketika melihat lawannya lengah, Rawas Kalat dengan segera melepaskan sisa benang yang masih terikat di leher Kura Purba.“Kalian telah mempermainkanku!” suara pimpinan musuh terdengar dalam, karena menahan amarah. “Apa kalian pikir dengan menghancurkan alat ini, kalian sudah mengalahkanku? Aku masih memiliki banyak teknik!”Dua detik kemudian, pria itu melakukan sapuan tendangan ke arah Rawai Tingkis. Tendangan jarak jauh, sebab jaraknya dengan Rawai Tingkis sekitar 10 depa.Namun tiba-tiba.Wush.Muncul benang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-11
Baca selengkapnya

Kemenangan Rawas Kalat

“Ini sudah lebih dari cukup,” ucap Putri Intan Kumala. “Bagaimana Nek?”“Dia meniru kentutku, tapi ….” Nenek baba tidak ingin ketinggalan, jadi dia melompat seperti katak, lalu mendaratkan bokongnya ke wajah musuh.Frut.Suara kentut terdengar, langsung membuat satria penjaga dunia berbuih, dan jatuh pingsan tanpa sempat melakukan perlawanan.Rupanya, setiap suku baba telah dibekali oleh kain yang menutup hidung dan mulut mereka. Rinjani menggunakan ramuan khusus telah membuat penutup mulut itu anti terhadap aroma busuk.“Ini waktunya bagi kita menyerang!” Komandan Baba menghambur, menerjang musuh-musuhnya. Melempar mereka ke udara, membanting ke tanah.Sepintas akan terlihat beberapa satria penjaga dunia yang melayang ke udara, melewati ujung-ujung pohon tinggi.Sesekali ada pula yang dilempar sampai ke lautan.Berkat Rinjani, mengalahkan musuh menjadi lebih mudah dilakukan. Tidak ada satupun dari mereka yang bertahan dari aroma busuk, lebih lagi setelah dibantu oleh Nenek Baba.Pert
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-12
Baca selengkapnya

Teknik Baru

Rawai Tingkis masih terjebak di dalam sarang laba-laba yang digunakan oleh musuhnya. Sekarang, jangankan melakukan serangan, menggerakan lengan saja cukup menyulitkan bagi Rawai Tingkis.Semua benang yang berjalin seperti sarang laba-laba ini sangat lengket. Inilah yang membuat Rawai Tingkis begitu kesulitan untuk bergerak dan melepaskannya.“Saat ini, kau tidak punya kesempatan untuk keluar dari jeratku, pada akhirnya kita sudah tahu siapa yang akan menjadi pemanang dalam pertarungan ini.”Pria itu mendekati Rawai Tingkis dengan sombong, sembari mempermainkan benag di kakinya.Sesekali, dia menggunakan kaki itu untuk memotong beberapa pohon yang berdiri di antara dirinya dan Rawai Tingkis, seolah ingin menunjukan cara dirinya membunuh Rawai Tingkis.Benang emas yang menjerat Rawai Tingkis mungkin tidak tajam, mungkin tidak akan melukai pemuda tersebut, tapi pada intinya serangan musuhnyalah yang akan melukai pemuda itu.“Sial, aku tidak bisa menggunakan pedang gading cempaka untuk me
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-12
Baca selengkapnya

Markas Baru

Setelah pertempuran itu, Rinjani meminta kepada Rawai Tingkis untuk berhenti sejenak di tempat ini.Ada banyak hal yang ingin dilakukan Rinjani di sini, terutama menyelidiki beberapa tanaman dan membuat sumber daya yang dapat membantu teman-temannya.“Aku ingin membuat sebuah pil untuk meningkatkan kualitas tubuh manusia biasa setara dengan satria suci.” Rinjani beranggapan bahwa manusia bisa mendapatkan kulit kebal, tulang keras dan otot kuat melebihi satria suci.Jika mutiara emas dapat meningkatkan kekuatan pisik dan membuat kulit menjadi kebal, bukan hal mustahil tanaman langka di sini dapat melakukan hal yang serupa bagi manusia.Jika dia berhasil menciptakan sumber daya seperti itu, ini tentu saja akan membantu perjuangan Rawai Tingkis.Sumber daya ini akan membantu Putri Intan Kumala untuk mengendalikan kekuatannya, dan berguna pula bagi Rawas Kalat yang cendrung menggunakan serangan jarak dekat.Rinjani menjelaskan, lebih lanjut bahwa kemungkinan besar sumber daya yang akan di
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-13
Baca selengkapnya

Asal Binatang Buas

Sekarang, dengan resmi Pulau Kura Purba menjadi markas besar bagi Kelompok Bayangkara.Rawai Tingkis meminta kepada Putri Intan Kumala untuk merajut sebuah bendera Bayang Kara berukuran besar, yang akan dikibarkan di atas pulau itu.Berkat bantuan para Suku Baba, Putri Intan Kumala merajut benang sutra dari ulat sutra yang ada di pulau tersebut.Entah seperti ada sihir di pulau itu, semua ulat sutra dengan bergerombol membantu menyediakan bahan untuk dibuat sutra.Seolah, seluruh penduduk pulau telah bersatu padu untuk membantu Rawai Tingkis.Di sisi lain, Rawas Kalat mulai mengumpulkan banyak kayu untuk membuat sebuah benteng berdasarkan rancangan yang dibuat oleh Danur Jaya.Bantuan Suku Baba begitu besar, mereka menarik kayu-kayu besar, sebelum dibelah atau dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil.“Aku membutuhkan batu dan banyak telur, untuk membuat pondasi yang kokoh…” Rawas Kalat melapor pada Rawai Tingkis. “Kita harus mendarat di pulau terdekat untuk membawa bebatuan.”“Danur
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-13
Baca selengkapnya

Menolak Aturan

Dua bulan telah berlalu, Bayangkara masih belum bergerak. Banyak orang menunggu berita mengenai kelompok kecil ini, tapi pada akhirnya Rawai Tingkis masih berada di Pulau Kura Purba.Dua bulan ini digunakan oleh kelompok mereka untuk meningkatkan kekuatan. Rinjani berhasil menciptakan beberapa pil untuk meningkatkan kekuatan tubuh teman-temannya.Dia juga mulai mengembangkan gas beracun menjadi lebih bervariasi, dan dapat dikendalikan menggunakan tenaga dalamnya.Rinjani mulai mengembangkan metode pengobatan dari jarak jauh sebagaimana dia menyalurkan tenaga dalamnya dari jarak jauh.Sebagai garda paling belakang yang memiliki sedikit sekali teknik serangan, Rinjani berhasil menciptakan sebuah teknik khusus untuk mempertahankan diri dari serangan musuh.“Kelopak Bunga …” Rinjani menamakan teknik baru yang dimilikinya.Kelopak bunga terbentuk dari tenaga dalamnya dan bantuan beberapa sumber daya yang dia buat. Mirip seperti kelopak bunga rafflesia, yang akan melindungi Rinjani dari ser
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-14
Baca selengkapnya

Penipu

Setibanya di tepi Dermaga, Rawai Tingkis dan Rawas Kalat menuju kedai paling besar yang ada di tepi pantai.Sudah sangat lamat diak mencicipi , daging bakar besar setelah sekian lama mengapung di tengah lautan.Rawas Kalat yang biasanya tidak menyukai tuak, hari ini malah memesan tuak di kedai tersebut.“Kau tidak akan mabuk?” tanya Rawai Tingkis, “Akan sangat merepotkan jika kau sampai teler …”“Tidak akan, tuak di sini tidak begitu kuat, hanya tuak yang pernah dibuat oleh Kakek yang mampu membuatku mabuk,” timpal Rawas Kalat.Pemuda itu kemudian menoleh ke arah pemilik kedai, dengan mengangkat dua jari tangannya, “ Dua kendi tuak …!”“Satu kambing bakar,” sambung Rawai Tingkis.“Apa kau punya uang?” bisik Rawas Kalat.“Hehehe …pinjamkan aku uang, besok aku kembalikan …”“Eleh, gayamu memesang satu ekor kambing panggang?”“Ayolah, aku tidak tahan lagi …”Beruntung Rawas Kalat membawa uang, jika tidak mereka akan datang ke kedai ini dengan perasaan malu.Setelah mencari tempat duduk y
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1920212223
...
26
DMCA.com Protection Status