Share

Penipu

Setibanya di tepi Dermaga, Rawai Tingkis dan Rawas Kalat menuju kedai paling besar yang ada di tepi pantai.

Sudah sangat lamat diak mencicipi , daging bakar besar setelah sekian lama mengapung di tengah lautan.

Rawas Kalat yang biasanya tidak menyukai tuak, hari ini malah memesan tuak di kedai tersebut.

“Kau tidak akan mabuk?” tanya Rawai Tingkis, “Akan sangat merepotkan jika kau sampai teler …”

“Tidak akan, tuak di sini tidak begitu kuat, hanya tuak yang pernah dibuat oleh Kakek yang mampu membuatku mabuk,” timpal Rawas Kalat.

Pemuda itu kemudian menoleh ke arah pemilik kedai, dengan mengangkat dua jari tangannya, “ Dua kendi tuak …!”

“Satu kambing bakar,” sambung Rawai Tingkis.

“Apa kau punya uang?” bisik Rawas Kalat.

“Hehehe …pinjamkan aku uang, besok aku kembalikan …”

“Eleh, gayamu memesang satu ekor kambing panggang?”

“Ayolah, aku tidak tahan lagi …”

Beruntung Rawas Kalat membawa uang, jika tidak mereka akan datang ke kedai ini dengan perasaan malu.

Setelah mencari tempat duduk y
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status