Berita kedatangan Pimpinan Beruang Salju ke Kadipaten Batu Rangas, segera tersebar di seluruh pelosok kota dan sekitarnya.Ditambah dengan kematian semua perampok, membut berita menjadi lebih cepat tersebar.Banyak kelompok yang menjaga jarak, tidak ingin berdekatan dengan orang itu. Sebagai dari mereka memutuskan untuk meninggalkan Kota ini selagi sempat.Ada banyak kutukan yang dilempar kepada pria tersebut, terutama dari kalangan para perampok yang kehilangan teman-temannya.Kedatangan Beruang Salju langsung disambut baik oleh pemilik rumah bordil.“Mimpi apa aku semalam, seorang petinggi Penjaga Dunia datang ke tempat ini,” kata wanita gendut yang mengelola tempat hiburan itu. “Tuan, kau berhasil mengalahkan ratusan perampok, kekuatanmu sangat luar biasa …ini membuat usahaku menjadi lebih baik, terima kasih Tuan.”Wanita gendut menarik sedikit rambutnya, lalu memainkan rambut itu dengan jari telunjuk.Ah, jelek sekali wanita ini. Sudah gendut, tua tapi malah berbedak tebal, membua
Semuanya kini memasang ekspresi wajah yang serius, jatung berdebar dan perasaan yang tidak menentu. Danur Jaya baru saja memasuki penjagaan ketat Rumah Bordil, dan sementara waktu keberadaanya tidak diketahui oleh musuh-musuhnya.Rawai Tingkis berdiri dengan mata tak berkedip, memperhatikan Rumah Bordil dan semua pasukan yang menjaga di halaman bangunan tersebut.Tangan Rawai Tingkis bergetar sejak Danur Jaya pergi meninggalkan mereka, sampai mungkin telah masuk ke dalam penjagaan musuh.“Rawas Kalat,” ucap Rawai Tingkis, ucapan pemuda itu terdengar sangat serius, “Kita akan langsung menyerang, sedikit saja terjadi keributan di sana, kita berdua akan bertindak. Danur Jaya bukanlah petarung jarak dekat.”Rawas Kalat mengeluarkan kendi kecil dari dalam saku bajunya, dia tersenyum dan berkata, “jika tuak ini telah menguasai pikiranku, dan aku tidak kembali menjadi temanmu, maka pedangmu harus memenggal kepalaku, Pimpinan!”Tidak akan setengah hati dalam penyerangan kali ini. Tidak pula a
Situasi di Kadipaten tepatnya di pusat Kadipaten Batu Rangas menjadi tidak terkendali lagi.semua orang saling tuduh menuduh, menciptakan kegaduhan dan perkelahian antara teman dan sahabat.Banyak bangunan yang dihancurkan, banyak nyawa yang melayah, dan jasad berdarah, serta aroma anyir yang menyengat.Sementara itu, Danur Jaya, Rinjani dan Putri Intan Kumala telah melarikan diri secepat mungkin menuju dermaga.Mereka akan pergi ke Pulau Kura untuk menyelamatkan pusaka tersebut.Namun ternyata dugaan Rawai Tingkis memang benar, di perjalanan mereka melihat ada banyak penjaga berkeliaran.Beruang Salju rupanya telah memberi perintah kepada anak buahnya untuk menyisir setiap jalan yang terhubung dengan Kadipaten tersebut.Beruntungnya jubah malam melindungi mereka dari musuh-musuh mereka.Ya, akan sangat berbahaya jika bertemu dengan musuh, Beruang Salju pasti akan menangkap ketiganya.“Berhenti,” ucap Rinjani. “Bersembunyi di sana!”Gadis itu melihat ada sepasukan satria penjaga mendek
Di sisi lain, berapa banyak satria biasa yang kehilangan nyawanya, tidak setimpal dengan korban jiwa di Pihak Penjaga Dunia.Namun gempuran dari pihak satria biasa tetap menyulitkan Kelompok Penjaga Dunia. Jumlah mereka yang lima kali lebih banyak, secara perlahan dapat menurunkan kekuatan musuh.“Aku mendapatkanmu!” terdengar teriakan salah satu anggota penjaga dunia, sebelum kemudian mengayunkan pedangnya menuju batang leher lawan, tapi tanpa diduga, muncul tiga orang menghentikan anggota itu.Tidak selang beberapa lama, beberapa orang lagi menyerbu dirinya dari segala penjuru.“Kita memang tidak sekuat mereka, tapi dengan bekerja sama kita pasti bisa mengalahkan Kelompok Penjaga Dunia!”“Menyedihkan, berapapun jumlah kalian tidak berguna bagi diriku …” suara dingin yang terdengar tidak jauh dari mereka, jelas berasal dari Beruang Salju.Baru saja mereka menoleh, seketika tubuh satria ini sudah membeku menjadi es. Patung es telah terbentuk di hadapan Beruang Salju, lalu hancur setel
Rawai Tingkis hanya tersenyum, tidak terlalu serius menanggapi seluruh serangan musuhnya.Alhasil, musuh semakin kesal, dan terus melakukan kombinasi serangan yang bervariasi.Mulai dari tusukan, tebasan, hingga teknik tipuan sekalipun dia lakukan, tapi Rawai Tingkis masih dapat mengimbangi semua serangannya.Ketika menemukan sebuah momen, pria itu melakukan tebasan dan tusukan cepat, sayangnya kekuatan dia tidak cukup besar untuk mendorong tubuh Rawai Tingkis.Gelombang kejut bertekanan rendah terus saja tercipta dari serangan demi serangan yang dilancarkan oleh lawannya.Debu berhamburan, dan bunga api memercik menyiluakan mata.“Jangan melihat kelemahan lawanmu, hingga kau lupa dengan celahmu sendiri!” ucap Rawai Tingkis.Pria itu baru saja sadar setelah melakukan serangan, dia sadar jika kali ini dia telah menunjukan celah lebar.Kesempatan ini langsung dimanfaatkan oleh Rawai Tingkis.Pemuda itu menarik pedangnya ke belakang, lalu mendorongnya dengan cepat. Alahasil, serangan tus
Ronggo melakukan penyiksaan teramat pedih kepada musuhnya, sebelum dia benar-benar mengakhiri riwayat Wakil Petinggi Satria Penjaga Dunia itu.Bagaimana tidak, dia mendaratkan 20 kali tebasan ke seluruh bagian tubuh musuhnya. Memotong seluruh tangan dan kaki, dan menusuk empat kali pada bagian perut.Caranya memperlakukan musuh memang tidak berubah sejak dulu, bahkan lebih menjadi-jadi. Ronggo, seperti hewan hayna merobek musuh dan menyiksa sebelum mangsa akhirnya mati.“Bagaimana yang lainnya?” tanya Ronggo, setelah mencicipi darah musuh, dan meludahkannya ke tanah, “sial, darah orang jahat terasa sangat pahit.”“Ketua, kami berhasil mengalahkan semua pasukan Satria Penjaga Dunia …”“Baguslah,” timpal Ronggo. “Orang-orang lemah ini, pantas mendapatkan-“Mendadak Ronggo berhenti berbicara, di saat yang sama pula, dia menoleh ke belakang dan mendapati Beruang Salju berjalan ke arah dirinya.Entah kenapa, hawa yang terpancar dari tubuh Beruang Salju membuat Ronggo kehilangan kemampuanny
Booom.Sebuah ledakan sangat besar baru saja terjadi di belakang Rawai Tingkis. Gelombang kejut yang dihasilkan telah meretakan hampir semua patung manusia yang berada di sekitar tempat tersebut.Beberapa bangunan runtuh.Muncul asap berbentuk jamur yang membumbung tinggi ke udara, melewati batas dinding es yang dibuat oleh Beruang Salju.Di belakang Rawai Tingkis saat ini, tampak berkobar-kobar, bercahaya merah terang yang menyibakan rambutnya.Melihat ledakan tersebut, wajah beruang salju menjadi masam. Benar-benar api yang sangat besar, dan tampaknya akan sangat menyulitkan untuk memadamkan api itu.Di dalam hati Beruang Salju, sedang bergumam, kenapa ada minyak di dalam gudang rumah terbengkalai itu.“Silahkan jika ingin memadamkannya !” Rawai Tingkis tersenyum tipis, tapi dia mengarahkan mata pedang ke depan, tepatnya ke tubuh Beruang Salju.Ini artinya, Rawai Tingkis tidak akan membiarkan Beruang Salju melakukan tindakan untuk memadamkan kobaran api.Dalam hal ini, Beruang Salju
Kedatangan Rawas Kalat dan Ronggo, berhasil membantu Rawai Tingkis untuk menahan dinding es dingin lagi sangat kuat dan tebal.“Berandalan, apa kalian pikir bisa mengalahkanku dengan kombinasi serangan seperti ini?” tantang Beruang Salju, masih menganggap ke tiga lawannya hanya tikus kecil yang berusaha melawan seekor kucing.Namun siapa sangka, kekuatan itu mulai mendorong dinding es.“Jangan meremehkan orang lemah,” ucap Rawas Kalat, “saat mereka bersatu, gunung bahkan dapat diratakan.”“Tidak ada yang bisa bertahan sendirian di dunia ini …” sambung Ronggo.“Kau pikir, semua hal dapat diraih sendirian?” tanya Rawai Tingkis, “kau salah, Beruang Salju. Seekor harimau tidak akan mampu menghadapi gerombolan serigala buas. Terimalah serangan kami!”Dalam tiga tarikan nafas kemudian, Ronggo, Rawas Kalat menaikan kekuatannya untuk menghancurkan dinding es lawan.Di sisi lain, Rawai Tingkis mendadak menutup matanya, tapi ketika dia membuka mata tersebut, aura suci langsung menyerang Beruan