Di sisi lain, berapa banyak satria biasa yang kehilangan nyawanya, tidak setimpal dengan korban jiwa di Pihak Penjaga Dunia.Namun gempuran dari pihak satria biasa tetap menyulitkan Kelompok Penjaga Dunia. Jumlah mereka yang lima kali lebih banyak, secara perlahan dapat menurunkan kekuatan musuh.“Aku mendapatkanmu!” terdengar teriakan salah satu anggota penjaga dunia, sebelum kemudian mengayunkan pedangnya menuju batang leher lawan, tapi tanpa diduga, muncul tiga orang menghentikan anggota itu.Tidak selang beberapa lama, beberapa orang lagi menyerbu dirinya dari segala penjuru.“Kita memang tidak sekuat mereka, tapi dengan bekerja sama kita pasti bisa mengalahkan Kelompok Penjaga Dunia!”“Menyedihkan, berapapun jumlah kalian tidak berguna bagi diriku …” suara dingin yang terdengar tidak jauh dari mereka, jelas berasal dari Beruang Salju.Baru saja mereka menoleh, seketika tubuh satria ini sudah membeku menjadi es. Patung es telah terbentuk di hadapan Beruang Salju, lalu hancur setel
Rawai Tingkis hanya tersenyum, tidak terlalu serius menanggapi seluruh serangan musuhnya.Alhasil, musuh semakin kesal, dan terus melakukan kombinasi serangan yang bervariasi.Mulai dari tusukan, tebasan, hingga teknik tipuan sekalipun dia lakukan, tapi Rawai Tingkis masih dapat mengimbangi semua serangannya.Ketika menemukan sebuah momen, pria itu melakukan tebasan dan tusukan cepat, sayangnya kekuatan dia tidak cukup besar untuk mendorong tubuh Rawai Tingkis.Gelombang kejut bertekanan rendah terus saja tercipta dari serangan demi serangan yang dilancarkan oleh lawannya.Debu berhamburan, dan bunga api memercik menyiluakan mata.“Jangan melihat kelemahan lawanmu, hingga kau lupa dengan celahmu sendiri!” ucap Rawai Tingkis.Pria itu baru saja sadar setelah melakukan serangan, dia sadar jika kali ini dia telah menunjukan celah lebar.Kesempatan ini langsung dimanfaatkan oleh Rawai Tingkis.Pemuda itu menarik pedangnya ke belakang, lalu mendorongnya dengan cepat. Alahasil, serangan tus
Ronggo melakukan penyiksaan teramat pedih kepada musuhnya, sebelum dia benar-benar mengakhiri riwayat Wakil Petinggi Satria Penjaga Dunia itu.Bagaimana tidak, dia mendaratkan 20 kali tebasan ke seluruh bagian tubuh musuhnya. Memotong seluruh tangan dan kaki, dan menusuk empat kali pada bagian perut.Caranya memperlakukan musuh memang tidak berubah sejak dulu, bahkan lebih menjadi-jadi. Ronggo, seperti hewan hayna merobek musuh dan menyiksa sebelum mangsa akhirnya mati.“Bagaimana yang lainnya?” tanya Ronggo, setelah mencicipi darah musuh, dan meludahkannya ke tanah, “sial, darah orang jahat terasa sangat pahit.”“Ketua, kami berhasil mengalahkan semua pasukan Satria Penjaga Dunia …”“Baguslah,” timpal Ronggo. “Orang-orang lemah ini, pantas mendapatkan-“Mendadak Ronggo berhenti berbicara, di saat yang sama pula, dia menoleh ke belakang dan mendapati Beruang Salju berjalan ke arah dirinya.Entah kenapa, hawa yang terpancar dari tubuh Beruang Salju membuat Ronggo kehilangan kemampuanny
Booom.Sebuah ledakan sangat besar baru saja terjadi di belakang Rawai Tingkis. Gelombang kejut yang dihasilkan telah meretakan hampir semua patung manusia yang berada di sekitar tempat tersebut.Beberapa bangunan runtuh.Muncul asap berbentuk jamur yang membumbung tinggi ke udara, melewati batas dinding es yang dibuat oleh Beruang Salju.Di belakang Rawai Tingkis saat ini, tampak berkobar-kobar, bercahaya merah terang yang menyibakan rambutnya.Melihat ledakan tersebut, wajah beruang salju menjadi masam. Benar-benar api yang sangat besar, dan tampaknya akan sangat menyulitkan untuk memadamkan api itu.Di dalam hati Beruang Salju, sedang bergumam, kenapa ada minyak di dalam gudang rumah terbengkalai itu.“Silahkan jika ingin memadamkannya !” Rawai Tingkis tersenyum tipis, tapi dia mengarahkan mata pedang ke depan, tepatnya ke tubuh Beruang Salju.Ini artinya, Rawai Tingkis tidak akan membiarkan Beruang Salju melakukan tindakan untuk memadamkan kobaran api.Dalam hal ini, Beruang Salju
Kedatangan Rawas Kalat dan Ronggo, berhasil membantu Rawai Tingkis untuk menahan dinding es dingin lagi sangat kuat dan tebal.“Berandalan, apa kalian pikir bisa mengalahkanku dengan kombinasi serangan seperti ini?” tantang Beruang Salju, masih menganggap ke tiga lawannya hanya tikus kecil yang berusaha melawan seekor kucing.Namun siapa sangka, kekuatan itu mulai mendorong dinding es.“Jangan meremehkan orang lemah,” ucap Rawas Kalat, “saat mereka bersatu, gunung bahkan dapat diratakan.”“Tidak ada yang bisa bertahan sendirian di dunia ini …” sambung Ronggo.“Kau pikir, semua hal dapat diraih sendirian?” tanya Rawai Tingkis, “kau salah, Beruang Salju. Seekor harimau tidak akan mampu menghadapi gerombolan serigala buas. Terimalah serangan kami!”Dalam tiga tarikan nafas kemudian, Ronggo, Rawas Kalat menaikan kekuatannya untuk menghancurkan dinding es lawan.Di sisi lain, Rawai Tingkis mendadak menutup matanya, tapi ketika dia membuka mata tersebut, aura suci langsung menyerang Beruan
Pada akhirnya, kobaran api kobaran memadam bersama dengan es yang mencair. Namun, tidak ada yang tersisa dari Kota tersebut, semuanya telah terbakar habis, dan kini berubah menjadi puing-puing bangunan yang gosong.Kota paling dekat dengan Istana Bukit Batu, kin itelah menjadi kota gosong nan hitam legam.Kota ini pula menjadi saksi atas terbunuhnya banyak satria biasa, para prajurit dan para bandit setelah pertarungan yang sengit antara banyak kelompok yang berbeda-beda.Di tengah tumpukan puing-puing bangunan itu, Rawai Tingkis dan Rawas Kalat duduk berdua, setelah cukup lama menyapu kota untuk mencari beberapa jenazah.Sayangnya, sebagian banyak mayat telah hangus terbakar, dan sisanya dalam kondisi yang sangat mengenaskan.Rawai Tingkis hanya menggelengkan kepala, memandangi semua yang telah terjadi. Tidak ada tempat indah di Kota ini, tidak ada rumah bordil yang dijadikan sebagai tempat hiburan bagi lelaki berhidung belang.Semuanya telah hilang dalam hitungan jam saja.“Menurutm
Kakek Tua itu menginfokan tentang kerajaan Bukit Batu yang mulai kehilangan keseimbangannya.Pengaruh bangsawan Kerajaan mulai diperlemah oleh beberapa orang pintar yang berasal dari Indra Pura. Jelasnya, mereka ini adalah anggota Bulan Merah.Mereka datang ke sini sebagai penjual Mutiara Emas, tapi lambat laun mulai masuk ke dalam pemerintahan kerajaan Bukit Batu.Kedatangan mereka, mulai menimbulkan banyak permasalahan di dalam keluarga bangsawan. Mulai dari perpecahan antar putra putri Raja, sampai juga pada para prajurit Istana.Puncak dari perpecahan di Kerajaan Bukit Batu semakin memuncak setelah salah satu dari bangsawan kerajaan dinyatakan tewas diracuni.Tuduhan terarah kepada Pangeran Bungsu, yang saat itu menjabat sebagai senopati utama di kerajaan.Terdengar masuk akal, sebab Pangeran Bungsu lebih pintar dan cerdas dibandingkan dengan Putra Mahkota.Akibatnya, Pangeran Bungsu kini mendekam di dalam penjara bawah tanah.Ada banyak bawahan Pangeran Bungsu, mencoba membawa di
Ucapan yang dilontarkan oleh Rawai Tingkis, sebenarnya merupakan sebuah perintah, dan Danur Jaya sebagai tipe pemikir harus mencari cara untuk dapat mengeluarkan harimau dari dalam kandangnya. Menggiring harimau itu ke dalam jebakan.Tentu akan sangat sulit melakukan hal seperti itu, lagipula musuh tidak punya alasan untuk keluar dari benteng istana, dan mengejar umpan yang diberikan.Danur Jaya meminta sedikit waktu untuk berpikir saat ini. Dia bermain dengan selembar kertas lebar, menulis beberapa rencana di dalam kertas tersebut.Bagi Rawai Tingkis, kertas itu penuh dengan banyak coretan tangan, yang Rawai Tingkis tidak tahu apapun tentang gambaran sederhana itu.Bersama dengan Danur Jaya, sesekali Rawas Kalat, Rinjani dan Putri Intan Kumala memberi masukan, dan Rawai Tingkis memilih tidur mendengkur di bangku panjang yang berada di dekat meja.“Kita akan mengatur jebakan di sini, lalu di sini, dan di sini …” ucap Danur Jaya, membuat lingkaran di atas kertas tersebut.“Jika kita be