Semuanya kini memasang ekspresi wajah yang serius, jatung berdebar dan perasaan yang tidak menentu. Danur Jaya baru saja memasuki penjagaan ketat Rumah Bordil, dan sementara waktu keberadaanya tidak diketahui oleh musuh-musuhnya.Rawai Tingkis berdiri dengan mata tak berkedip, memperhatikan Rumah Bordil dan semua pasukan yang menjaga di halaman bangunan tersebut.Tangan Rawai Tingkis bergetar sejak Danur Jaya pergi meninggalkan mereka, sampai mungkin telah masuk ke dalam penjagaan musuh.“Rawas Kalat,” ucap Rawai Tingkis, ucapan pemuda itu terdengar sangat serius, “Kita akan langsung menyerang, sedikit saja terjadi keributan di sana, kita berdua akan bertindak. Danur Jaya bukanlah petarung jarak dekat.”Rawas Kalat mengeluarkan kendi kecil dari dalam saku bajunya, dia tersenyum dan berkata, “jika tuak ini telah menguasai pikiranku, dan aku tidak kembali menjadi temanmu, maka pedangmu harus memenggal kepalaku, Pimpinan!”Tidak akan setengah hati dalam penyerangan kali ini. Tidak pula a
Last Updated : 2023-06-21 Read more