"Apa, Mas? Memulainya dari awal? Mencoba membuka hati dan menerima pernikahan ini? Apa telingaku sudah bermasalah mendengar kamu berkata seperti barusan?" Mai menatapku penuh selidik."Kamu tidak salah dengar, Mai. Aku memang berkata seperti itu. Apa salahnya kita mencobanya, Mai? Tolong, kamu tarik keputusanmu. Tinggalah kembali di sini, bersamaku, tetap menjadi bagian keluargaku. Tetap menjadi menantu pilihan dan kesayangan ibu. Tolong, Mai ...," ucapku dengan suara melemah di akhir.Cukup lama aku dan Mai hanya saling bersitatap tanpa suara. Aku menunggu jawaban Mai, dan kuharap dia mau mengubah keputusannya itu. Pembatalan pernikahan ini memang sangat mungkin akan mudah dikabulkan, mengingat aku dan Mai belum pernah melakukan hubungan suami istri selama menikah. Tapi aku tak bisa membayangkan lagi, andai Ibu serta Bapak tahu jika Mai masih hidup namun aku tidak bisa mempertahankannya bersamaku. Mereka pasti tidak akan menerima apa pun alasanku.Mai menarik tangannya cepat hingga t
Read more