Share

Ch. 165

"M-mai? Kamu yakin? Tapi bagaimana dengan Ibu? I-ibu pasti akan sangat bersedih jika ia tahu keputusan kamu. Apalagi kemarin itu, kamu ...," ucapku menggantung.

"Aku? Aku kemarin kenapa, Mas?" Maira bertanya dengan wajah kebingungan.

Aku menggaruk kepala yang tidak gatal. Bagaimana bisa semua ini terjadi? Jika Mai masih hidup malam ini dan dia kembali ke rumah ini sekarang, lalu siapa yang kemarin aku dan keluargaku tangisi? Siapa yang sudah aku beserta Ibu dan ayah ratapi?

"Mas? Mas Arsa? Kamu kenapa diam saja, Mas?"

"A—ah iya, Mai, ke—kenapa?"

Aku tergeragap ketika Mai mengibaskan tangannya di depan wajahku. Membuatku tersadar dari lamunan serta pikiran yang tengah menerawang kejadian kemarin.

Terdengar Maira menarik napas panjang. "Soal Ibu Hilma, biar aku yang akan bicara dengannya. Pelan-pelan dan aku harap, Ibu Hilma mau mengerti dan menerima keputusanku. Apa aku boleh masuk Mas? Aku hanya perlu mengambil berkas dan mengambil kalung milikku yang sepertinya tertinggal di lemari.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (5)
goodnovel comment avatar
R Moh Wasisto
minta maaf nya nggak ikhlas karena masih membawa nama ortu ...
goodnovel comment avatar
Titih
yaelah bab'y dikit bner thor ...
goodnovel comment avatar
ika_rafif1
semangat nulisnya, biyar up tiap hari
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status