Home / CEO / Skandal Panas Sang CEO / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Skandal Panas Sang CEO: Chapter 131 - Chapter 140

231 Chapters

Sekarang atau Tidak Dapat Jatah

Rayhan tidak bisa menahan untuk berlama-lama di kantor lagi sebenarnya. Namun, dia juga tidak mungkin pulang sekarang. Vero pasti sudah membaca pesannya dan sekarang sedang sibuk membuatkan makan siang untuk dirinya. Membayangkan betapa repot dan lincahnya tangan Vero dalam menyiapkan makanan untuknya, Rayhan tidak bisa untuk tidak tersenyum sendiri.Untuk mengurangi rasa ingin cepat sampai di rumahnya itu, akhirnya Rayhan memutuskan untuk memeriksa pekerjaan para bawahannya sejenak. Ada beberapa tumpuk dokumen yang sudah tersusun di atas meja kerjanya.“Siang, Tuan. Apa Anda memanggilku?” tanya Petrus yang baru saja masuk setelah mengetuk pintu ruangan itu beberapa kali.“Ya. Masuk dan duduklah di sini. Aku butuh teman untuk mengobrol,” jawab Rayhan tanpa menoleh ke arah pemuda lajang itu.“Baik, Tuan Muda.” Petrus pun berkata dengan patuh dan duduk di hadapan Rayhan tanpa bersuara.Setelah beberapa saat mereka saling duduk berhadapan, nyaris tidak ada percakapan sama sekali antara m
Read more

Jatah Doble?

Rayhan: Aku sudah dalam perjalanan. Kalau begitu, aku dapat jatah doble siang ini. Jangan lupakan itu!Vero: Jatah doble apa yang sedang kau bicarakan?Rayhan: Kau memintaku datang sekarang atau tidak dapat jatah sama sekali. Padahal, aku sudah dalam perjalanan pulang sekarang. Itu artinya aku lebih cepat dari yang kau bayangkan.Vero: Lalu, apa hubungannya dengan jatah doble? Kalau kau bisa, kau boleh menghabiskan semua masakan yang aku buat siang ini. Itu tidak masalah sama sekali.Rayhan: Tenang saja, Sayang. Aku tidak hanya akan memakan masakanmu saja. Tapi, aku juga akan memakanmu dengan sangat lahap.Tidak ada balasan lagi dari Vero dan saat ini Rayhan sedang menyetir dengan senyum yang tak henti dia pancarkan sejak tadi. Pria tampan dan mapan itu langsung bergegas keluar dari ruangannya dan menuju mobil pribadinya yang lain saat membaca pesan masuk dari Vero tadi.Jadi, saat dia dan Vero berbalas pesan memang posisinya sudah dalam perjalanan menuju ke rumah. Dia begitu mencinta
Read more

Mempercayai Esra

Meskipun begitu, tentu saja Vero tidak terlalu memikirkan ucapan Esra yang menurutnya hanya sebuah candaan semata. Namun, tetap saja Vero berharap kalau Esra benar-benar bisa mendapatkan pria yang membawa dirinya ke kehidupan yang lebih baik atau kasta yang lebih tinggi dari yang sekarang. Dia pun tidak pernah menganggap Esra sebagai pembantu atau perawat putranya saja.“Aku sudah menganggapmu seperti adikku sendiri, Esra. Jadi, aku selalu berdoa yang terbaik untuk kehidupanmu. Semoga kau bisa mendapatkan pria yang baik dan juga menikmati hidup seperti yang semua wanita bayangkan,” ungkap Vero dengan sangat tulus kepada Esra.“Terima kasih, Nyonya. Kau memang wanita yang baik dan tulus. Mungkin, itu sebabnya Tuhan begitu baik padamu dan merubah hidupmu menjadi seperti yang sekarang,” balas Esra lagi dan mereka berdua saling berbalas senyum.“Ya. Semua itu tidak mudah dan tidak pula sulit jika sudah dilewati dengan baik.”“Hanya orang-orang kuat sepertimu yang mampu melewatinya, Nyonya
Read more

Suami Bucin

Esra sudah tidak lagi berada di sana dan kini hanya kebisuan yang mengisi ruang makan mewah itu. Rayhan dan Vero duduk berhadapan dan sekarang sebagai seorang istri dia sedang melayani suaminya makan siang. Vero mengambilkan nasi, lauk, dan sayur yang dibuatkannya tadi untuk makan siang mereka.“Maafkan aku, Sayang. Aku tidak ada maksud untuk membuatmu bersedih,” ucap Rayhan membuka pembicaraan mereka saat ini.“Tidak masalah. Aku juga minta maaf karena sudah membentakmu di depan Esra tadi,” kata Vero yang juga merasa tidak nyaman dengan keadaan mereka itu.“Aku hanya tidak ingin semuanya terlambat, Sayang. Aku tidak bisa membiarkan hal-hal buruk terjadi padamu, Richard, dan apalagi dalam rumah tangga kita. Jadi, mungkin aku memang sedikit posesif kali ini,” ungkap Rayhan dengan sungguh-sungguh dan terdengar sangat menyesali perbuatannya tadi. Dia tahu, Vero hanya kesal dengan caranya memperlakukan Esra tadi itu saja.“Sebenarnya, semua itu bisa kita bicarakan baik-baik dan dengan kep
Read more

Only You!

Meskipun merasa terkejut dengan tindakan mendadak yang dilakukan oleh suaminya itu, tapi Vero tidak heran lagi. Rayhan memang sering kali melakukan hal-hal tak terduga seperti itu. Yang ketika sendirian, Vero akan tersenyum bahkan tertawa sendiri ketika mengingat momen-momen seperti itu.Tanpa merasa keberatan sama sekali, Rayhan terus menggendong tubuh wanita seberat 55 kg itu tanpa beban. Bahkan, dia menaiki tangga dengan sangat mudahnya sementara kedua tangan Vero sudah mengalung sempurna di leher sang suami untuk tetap menjaga dirinya agar tidak terjatuh.Vero sebenarnya tidak perlu takut untuk terjatuh karena Rayhan sudah pasti akan menjaga dirinya dengan sangat baik. Akan tetapi, tetap saja dia tidak bisa untuk merasa gamang apalagi ketika Rayhan menggendongnya sambil terus menaiki anak tangga.“Sudah sampai, Nyonya Sweet. Sekarang, ayo berikan aku hidangan pencuci mulut siang ini,” ucap Rayhan yang tanpa disadari Vero, ternyata mereka sudah berada di dalam kamar yang juga sudah
Read more

Bersiaplah!

Rayhan tidak ingin ada dusta antara dia dan juga Vero seperti yang sudah mereka sepakati bersama. Apalagi, sekarang dia sudah benar-benar yakin dengan cinta Vero padanya. Seperti yang sudah diungkapkan oleh wanita itu tadi kepadanya, Rayhan tidak lagi memiliki keraguan atas apapun dari diri Veronica Sweet.“Dia memintaku untuk pulang. Tapi, tidak sendiri.” Rayhan berkata dengan mengelus lembut rambut istrinya.“Lalu? Bagaimana?” tanya Vero yang masih penasaran.“Katanya, kita bisa pulang bersamanya. Mami dan Daddy menunggu kita pulang karena ingin melihat cucu pertama mereka,” jelas Rayhan dengan sangat pelan untuk menjawab pertanyaan Vero.“Cucu pertama? Apa benar begitu? Kenapa aku merasa kurang yakin dengan ucapan itu, Ray?”“Aku pun begitu. Aku tahu seperti apa ibuku, jadi tidak mungkin dia dengan mudah menerima pernikahan kita. Tapi, masalah cucu pertama itu tentu saja mungkin. Kau lebih dulu melahirkan dari pada Miana. Dan itu membuat Richard akan menjadi cucu pertama di keluarg
Read more

Berikan Goyanganmu.

Rayhan setuju dengan yang dikatakan oleh Vero dan dia sendiri menyadari semua itu. Tidak ada yang akan mudah mulai saat ini bagi pernikahan mereka. Hubungan yang dimulai tanpa diketahui keluarga besarnya, tentu saja sudah pasti akan mengandung banyak resiko untuk ke depannya.“Di mana jagoanku?” tanya Rayhan dengan lembut seraya mengusap rambut Vero yang saat ini masih berada dalam dekapannya.“Dia aman bersama Esra sekaranga,” jawab Vero santai dan juga merasa tenang di dalam dekapan Rayhan.“Apa dia sudah makan siang?”“Tentu saja sudah, Sayang. Aku tidak akan membiarkan dia terlambat makan siang dan minum susunya. Meskipun aku tidak selalu bersamanya, tapi aku selalu memperhatikan putra semata wayangku.”“Kau sangat menyayanginya?”“Tidak perlu diragukan lagi, Ray. Andai saja kau setuju, aku akan mengurusnya dengan kedua tanganku saja sejak awal.”“Aku hanya tidak ingin kau terlalu lelah mengurus Richard sendirian, Sayang. Tubuhmu harus tetap dijaga dan dirawat, karena tidak hanya
Read more

Rencana Tersembunyi Ramon

Gairah cinta yang membara telah membuat dua insan hanyut dalam setiap desahan dan lenguhan yang bergelora. Tidak ada detik yang tidak mendengarkan desahan penuh kenikmatan. Hingga satu jam berlalu, akhirnya mereka sampai pada puncak kenikmatan yang pertama secara bersama-sama.“Sayang, jangan lupa kondommu,” ucap Vero mengingatkan suaminya.“Tidak masalah. Banyak anak lebih baik, Sayang.” Rayhan menjawab dengan santai.“Aku tidak mau untuk saat ini. Richard masih terlalu kecil, Ray. Aku masih ... aakkhhh ....” Vero tidak bisa melanjutkan protesnya karena kenikmatan itu begitu kuat menghantam dinding rahimnya.“Ouuhh, Sayang ... kau selalu sempit dan nikmat,” lenguh Rayhan seperti puas memuncratkan cairan hangatnya di dalam rahim Veronica.“Kau tidak mau mendengarkan aku,” rajuk Vero dengan nada kesal.“Maafkan aku, Sayang. Itu terlalu nikmat untuk dicabut dan menggunakan kondom terlebih dahulu. Lain kali aku tidak akan melakukannya.”Rayhan sudah membaringkan tubuh Vero di sampingnya
Read more

Miana Meradang

Ramon masih duduk sendirian di balkon hotel tempatnya menginap selama berada di negara ini. Sebenarnya, dia punya satu apartemen khusus, tapi dia enggan menggunakannya karena lokasinya terlalu jauh dengan rumah Rayhan dan Vero.Awalnya, Ramon terlihat memang sudah sangat merelakan kebahagiaan Vero bersama dengan Rayhan. Secara tulus, pria itu memberikan restu dan semangatnya kepada Rayhan agar bisa selalu hidup baik dan bahagia bersama dengan wanita yang pernah sangat ingin dimilikinya seumur hidup.“Aku tidak bisa melepaskannya begitu saja. Jadi, sepertinya memang inilah jalan terakhir yang bisa aku lakukan,” gumam Ramon di sela hisapan asap tembakaunya.Kakinya tersilang dan tampak begitu menikmati pemandangan kota dari atas balkon. Tidak ada yang bisa menebak jalan pikiran seseorang, meski kau mengenalnya cukup baik dan dalam sekali pun. Begitu pula dengan yang saat ini terjadi pada Ramon.“Ada apa?” tanya Ramon dengan nada ketus.“Kapan kau akan pulang? Anak kita merindukanmu,” ja
Read more

Perasaan Esra

Petrus berjalan meninggalkan hotel dengan perasaan yang tidak bisa diungkapkan. Dia ingin melindungi Rayhan tanpa ada mengetahui. Sementara, Ramon sendiri sebenarnya mengetahui kalau ada orang di luar kamar hotelnya. Namun, dia tidak ingin membuat semuanya terlalu terbuka dan membiarkan Petrus bekerja dengan rencananya sendiri.“Aku suka sekali permainan yang seperti ini,” batin Ramon dengan senyum yang tersungging penuh misteri.Di rumah yang terbilang cukup mewah kini Rayhan dan Vero sudah membersihkan diri dan sudah tampil dalam keadaan segar lagi. Sepasang suami istri itu keluar dari kamar dan sudah wangi untuk membawa anak semata wayangnya bermain di taman.“Sayang, ke mana kita akan pergi?” tanya Rayhan pada Vero.“Taman komplek saja. Aku ingin membawanya bermain di sana,” jawab Vero dan masuk ke kamar bermain Richard.Di sana, putranya tampak sudah rapi dengan pakaian bermainnya dan sedang ditemani oleh Esra. Richard saat melihat ibunya masuk ke ruangan itu tentu saja langsung
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
24
DMCA.com Protection Status