Beranda / CEO / Skandal Panas Sang CEO / Bab 151 - Bab 160

Semua Bab Skandal Panas Sang CEO: Bab 151 - Bab 160

231 Bab

Aku Percaya Padamu!

“Ckckck ... benar-benar sepasang kekasih yang saling mencintai dan menyayangi,” sindir Ramon saat melihat kedatangan Rayhan di ambang pintu.“Apa yang kau lakukan pada istriku?” tanya Rayhan dengan kemarahan yang membuncah di dadanya. Dia tidak bisa menahan amarahnya pada Ramon, apalagi saat sorot matanya melihat darah segar mengalir di sudut bibir Vero dan pipi wanita itu memerah sempurna.“Sopanlah saat bicara dengan kakakmu, Ray!” seru Ramon memberikan peringatan keras pada adik tirinya itu.“Aku? Sopan pada pria yang sudah melecehkan istriku dan meneriakinya jalang? Cuih! Jangan bermimpi!”Menanggapi ucapan Rayhan yang bisa dibilang sangat kasar itu, bukannya merasa marah dan emosi, Ramon justru tertawa keras. Suara tawanya bahkan menggelegar dalam ruangan itu dan membuat baby Richard semakin takut dan menjerit dalam tangisnya. Vero berusaha menenangkannya dan belum berani bertindak atau mengambil langkah apapun.Saat ini, Ramon masih berdiri di depannya dan dia tidak bisa gegabah
Baca selengkapnya

Terimalah Kematianku!

Ramon tidak mencegah Rayhan sama sekali untuk pergi dan membawa bayinya itu. Sementara, Vero kembali masuk setelah menutup pintu. Dia berjalan ke arah tempat duduk Ramon dengan sorot mata yang tajam. Ramon sendiri tidak pernah melihat Vero seserius itu dalam menatapnya.“Kemarilah, Sayang. Mendekat padaku. Aku akan menerima apapun keadaanmu, Cintaku.” Ramon berkata dengan merentangkan tangannya luas di tempat duduknya itu.Vero berhenti tepat di depan sebuah meja yang menjadi pemisah antara dia dan Ramon saat ini. Tidak terlihat sedikit pun rasa cinta ataupun suka rela Vero mendatangi Ramon di sana. Semua itu membuat Ramon merasa sedikit heran. Namun, dia berusaha tetap berpikir positif bahwa saat ini Vero sedang berusaha untuk mengatur perasaannya yang menggebu gebu.“Maaf, Tuan Muda. Sudah berapa kali aku katakan padamu mengenai hal ini?” tanya Vero dengan suara yang pelan tapi terkesan sangat dalam.“Tentang apa lagi sekarang?” tanya Ramon mengerutkan keningnya dengan heran.“Aku t
Baca selengkapnya

Tuhan Juga Tahu!

Suara tembakan terdengar sangat jelas dari dalam ruangan tempat Ramon dan Vero berada saat ini. Di sisi luar, semua penjaga mendengarkan hal itu dan menduga-duga apa yang sedang terjadi. Tidak terkecuali Petrus dan Deris yang saat ini sama-sama berada di sana untuk menunggu. Petrus menggendong Richard yang tadi dititipkan oleh Rayhan padanya.“Menurutmu apa yang terjadi sekarang di sana, Petrus?” tanya Deris dengan nada mengejek.“Tidak ada yang tahu apa yang terjadi di sana kecuali mereka bertiga,” jawab Petrus yang dari wajahnya tampak sangat pucat dan khawatir.“Tentu saja. Tapi, biar aku tebak apa yang mungkin saja bisa terjadi di sana. Kau mengenal tuan muda Ramon dengan cukup baik bukan? Walaupun kau tidak pernah bekerja untuknya, tapi, sebagai seorang yang bekerja sebagai pengawal tuan muda besar seperti tuan Rayhan, kau pasti tidak akan melupakan dari keluarga mana dia berasal,” terang Deris yang tidak mengatakan semuanya dengan jelas dan sekaligus. Hal itu sebenarnya tidak pe
Baca selengkapnya

Mencintai yang Lain

“Apa yang terjadi di dalam tadi, Tuan? Aku terkejut saat mendengar suara ledakan senjata di sana.”“Kau tidak akan menyangka semua itu jika aku menceritakannya, Petrus.”“Tapi, aku sangat penasaran!”“Fokus saja menyetir! Nanti aku akan menceritakannya saat kita sampai di rumah.”“Baik, Tuan Muda.”Petrus kembali fokus dengan setir bulat di depan dadanya itu dan menatap serius ke arah jalanan. Dia tidak berani membantah ucapan Rayhan jika sudah seperti itu, karena dia sangat paham jika Rayhan sangat jarang sekali serius seperti sekarang. Jadi, dia dengan patuh untuk tidak lagi bertanya tentang kejadian tentang di dalam gedung pribadi dan rahasia milik Ramon tadi.Sementara Vero masih mendekap putranya dengan sangat erat dan Richard tertidur lelap setelah menyusu pada ibunya itu dengan lahap. Tidak ada yang bisa mengalahkan nyamannya dekapan dan pelukan seorang ibu. Bagi seorang anak, ibu adalah segalanya dan tidak akan pernah bisa tergantikan. Meski ada yang bisa menggantikan tugasnya
Baca selengkapnya

Patah Hati Terberat

Vero tertawa saat mendengar pertanyaan Rayhan dan mengerti bahwa sebenarnya pria itu sudah tahu maksud dari ucapannya tadi. Namun, Rayhan ternyata sengaja menggodanya juga untuk berbalas dendam dan itu cukup berhasil.“Kau sudah tahu apa yang aku maksud dan itu sebabnya kau bersikap santai?” tanya Vero dengan menggosokkan kepalanya pada pangkal lengan Rayhan yang kekar.“Tentu saja. Aku tahu kalau laki-laki yang sekarang sudah merebut setengah cintamu padaku adalah pangeran kecil kita ini,” jawab Rayhan dan mengelus pipi gembul Richard dengan ujung jarinya perlahan, karena tidak ingin mengganggu tidur bayi mungil itu.“Kau sungguh nakal!” ucap Vero lagi.“Aku nakal hanya pada istriku. Aku tidak pernah nakal pada yang lain.”“Benarkah? Kenapa aku tidak bisa percaya pada ucapanmu itu? Seperti mengandung sebuah kebohongan. Tapi, mungkin saja untuk saat ini karena kau sudah menjadi suamiku.”“Jadi, maksudmu dulu aku tidak begitu?”“Tentu saja. Aku sudah mengetahui bagaimana kau dulu saat
Baca selengkapnya

Mandi Bersama

“Kenapa kau melamun, Sayang?” tanya Vero saat mereka sudah berada di kamar pribadi dan meletakkan Richard pada box tidurnya.“Aku sedang memikirkan sesuatu, Sayang. Itu tentang Petrus dan Alesha – sahabatmu.” Rayhan menjawab dengan wajah gusar dan juga hati tak tenang.“Apa yang terjadi memangnya?” tanya Vero sekali lagi.“Semua agak berat, aku takut memberitahumu sejak awal karena kau baru saja melahirkan dan sembuh dari rasa trauma melahirkanmu itu.”“Aku siap mendengarkannya, Sayang. Katakan padaku yang terjadi pada mereka berdua. Apa mereka sudah berakhir sekaran? Apa masalah dan penyebabnya?”Vero merasa sangat penasaran dengan hal yang baru saja disebutkan oleh Rayhan. Terlebih lagi, semua ini tentang Petrus dan Alesha – sahabat yang memang belakangan ini jarang sekali bisa dihubungi dan tidak lagi pernah datang ke rumah menemuinya. Hanya Catrine saja yang sesekali bersay hallo padanya.Rayhan memang memikirkan perasaan dan juga pikiran Vero jika dia mengatakan semuanya sejak aw
Baca selengkapnya

Berdebat!

“Bagaimana aku bisa percaya padamu, hem? Kau selalu membuatku mandi di dalam mandi. Aku tidak akan tergoda dengan ucapanmu kali ini!” omel Vero dan melenggang begitu saja meninggalkan Rayhan di sofa empuk itu.Dia dengan perlahan memindahkan kepala Rayhan ke atas sofa dan pergi tanpa ingin mendengar apapun lagi dari mulut suaminya. Vero sangat mengenal Rayhan sejak mereka tinggal bersama, bahkan sebelum mereka resmi menjadi suami dan istri.Vero mandi terlebih dahulu dan setelahnya Rayhan pun segera membersihkan dirinya. Mereka bersiap untuk datang menemui Alesha demi Petrus. Semuanya sudah disiapkan Petrus sejak Rayhan memberikan kartu edisi terbatas itu untuknya berbelanja semua keperluan lamaran. Saat ini, Vero tampil sangat elegan dan benar-benar seperti seorang tuan putri.Dia mengenakan set berlian yang dihadiahkan Rayhan untuknya beberapa waktu lalu. Pakaian dress selutut berwarna hitam dan mengembang, membuatnya terlihat seperti gadis belia berusia lima belas tahunan.“Apa yan
Baca selengkapnya

Esra dan Rayhan Selingkuh?

Yang ditatap dan ditanya masih saja tercengang seakan tidak tahu harus mengatakan apa. Namun, Vero dengan sigap membuka lebar-lebar pintu kamar Esra itu dan memasang wajah marah dan kesal. Dia ingin tahu semua kebenarannya dari dua orang yang kini sedang saling berpelukan itu.‘’Bukannya kau ingin ke kamar Petrus, Ray? Kenapa berakhir di sini dengan keadaan yang seperti ini? Apakah ini alasanmu tidak mengizinkan Esra memasuki kamar kita? Kau tidak ingin dia merasa sedih saat membayangkan di kamar itulah kita sering memadu cinta dan bermesraan? Katakan saja padaku sejujurnya!” Vero memberondongi Rayhan dengan semua pertanyaan itu dan yang ditanya baru saja tersadar dari semua yang dia lakukan.Rayhan melepaskan pagutan tangan Esra yang masih memakai handuk. Handuk yang hanya menutupi bagian dada sampai bagian paha bagian atasnya saja. Sangat minim handuk yang dikenakan oleh Esra saat ini dan itu membuat hati Vero merasa panas juga cemburu.“Bukan seperti itu kejadian sebenarnya, Sayang
Baca selengkapnya

Satu Atap Dua Cinta?

“Sayang, jangan percaya dengan yang diucapkan oleh jalang ini! Aku sudah bilang padamu bahwa dia bukan wanita yang baik. Aku sudah merasakannya beberapa waktu ini dan itu sebabnya aku selalu saja waspada padanya,” terang Rayhan berusaha membela diri.“Tuan Rayhan. Tolong jangan buat aku terlihat seburuk dan serendah itu di depan istrimu. Kau datang ke kamarku untuk memintaku menggugurkan janin ini. Mungkin, Tuhan begitu sayang padaku hingga istrimu datang dan akhirnya mengetahui semuanya sekarang,” ungkap Esra dengan nada menghiba di depan Rayhan dan berharap simpatik dari Vero.Vero tidak berdaya menghadapi dua orang yang kini ada di depannya dan tetap pada pendirian mereka masing-masing. Dia sama sekali tidak tahu harus percaya pada siapa sekarang. Di satu sisi, dia ingin percaya bahwa Rayhan tidak akan mudah tergoda dengan wanita lain dan semua kata cinta yang diucapkan Rayhan selama ini seakan tidak perlu diragukan lagi.Esra yang berkata seperti itu, hingga saat ini masih mengusa
Baca selengkapnya

Sandiwara Saja!

Malam itu menjadi malam yang sedikit menyakitkan bagi Vero dan juga Rayhan. Rumah tangga mereka baru saja dibangun dengan cinta dan kepercayaan satu sama yang lainnya. Namun, semua yang terjadi di dalam kamar Esra tadi telah merubah segalanya. Kini, semua pasti tidak akan lagi sama seperti yang dulu pernah ada.“Apakah kau sudah siap, Sayang?” tanya Rayhan dengan lembut.“Ya. Aku siap dengan putraku,” jawabnya dengan sedikit tegas pula.“Biar aku yang memangku Richard. Jangan sampai gaun dan riasanmu rusak,” ucap Rayhan mencoba menawarkan diri menggantikan Vero yang sedang menggendong bayinya ke luar dari dalam kamar.“Tidak perlu. Aku bahkan rela kehilangan segalanya dan menjadi serendah apapun, demi putraku!” tolak Vero ketus dan saat ini Rayhan tidak lagi punya kata untuk diucapkan.Dia tahu jika wanitanya masih dalam suasana hati tidak baik, atau bisa dikatakan jika Vero sedang dalam amarah yang menggebu saat ini. Sebagai seorang pria, dia mencoba memahami dan tidak terlalu memaks
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
24
DMCA.com Protection Status