Home / CEO / Skandal Panas Sang CEO / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Skandal Panas Sang CEO: Chapter 161 - Chapter 170

231 Chapters

Rayhan dan Vero Saling Percaya

Rayhan dan Vero tertawa lepas juga akhirnya karena tidak lagi sanggup menahan kelucuan itu. Bagaimana bisa seorang yang sudah terlatih dan diuji sedemikian rupa seperti Petrus, tidak bisa melihat kejujurn tau kebohongan yang sedang terjadi antara Rayhan dan Vero.Mungkin, itulah tadi yang dinamakan dengan buta oleh cinta. Ditambah lagi, Petrus memang sedang diberatkan dengan pikirannya tentang Alesha. Gadis yang sangat dia cintai itu masih tidak bisa dihubungi hingga saat ini, termasuk melalui nomor ponsel Vero sekali pun. Catrine juga sudah mencoba menghubunginya, tapi tidak berhasil.“Maaf kalau kami sudah keterlaluan dan tidak memberitahumu lebih awal, Pet. Semuanya juga terjadi sangat mendadak dan aku percaya pada suamiku. Dia tidak mungkin menggoda dan mendekati wanita itu, apalagi sampai membuatnya hamil. Aku hanya memberikannya sedikit waktu untuk berbesar kepala dan merasa menang atas semua rencana awalnya,” ungkap Vero kepada Petrus dengan sungguh-sungguh menyesal.“Tidak mas
Read more

Harta, Tahta, Veronica!

“Bagaimana ini, Tuan? Dia akan dibawa untuk membuang janin dalam kandungannya. Itu tidak boleh terjadi dan aku tidak ingin Alesha kehilangan bayi buah cinta kami itu!” cerocos Petrus sambil terus memutar setir bulat di depan dadanya.“Tenanglah, Pet. Kau tidak boleh terlalu khawatir dan panik saat sedang menyetir seperti ini!” hibur Vero yang sebenarnya juga sangat khawatir dengan keadaan Alesha.“Aku tidak bisa tenang, Nyonya.”“Kau tahu di rumah sakit mana Alesha dibawa?” tanya Rayhan dengan serius dan memegang ponsel di tangannya saat ini.Petrus baru menyadari kecerobohannya setelah jauh berjalan meninggalkan kediaman Alesha. Hal ini tentu saja membuat Petrus memukul setir dengan keras dan merutuki kebodohannya itu. Dia tidak bisa memaafkan dirinya sendiri jika semua terlambat dan tidak lagi bisa menyelamatkan bayi dalam kandungan Alesha saat ini. Petrus hampir saja menangis saat dia mendengar Rayhan berbicara.“Kau temukan di mana saja wanita itu berada dalam waktu lima menit. Ke
Read more

Tuan Muda Rayhan

Dalam waktu singkat, kendaraan roda empat itu sampai di sebuah rumah sakit yang lokasinya lumayan terpencil dari kota. Semua itu dilakukan oleh orang tua Alesha demi menjaga nama baiknya sebagai mantan prajurit negara. Dia tidak ingin kabar tentang anaknya yang janda, ternyata kini mengandung tanpa pernikahan.Padahal, sudah dengan suka rela dan berulang kali Petrus meminta izin padanya untuk bisa menikahi Alesha. Hanya saja, pria tua itu terus menolak dengan alasan bahwa mereka tidak sepadan. Mana mungkin seorang seperti Boris akan menyerahkan putrinya pada seorang yang tidak memiliki titel. Baginya, Petrus hanya seorang kacung atau pesuruh dan tidak bisa memberikan masa depan yang cerah pada putrinya kelak. Dia berpikir terlalu jauh sebagai orang tua dan lelaki.Namun, semua itu tentu tidak bisa disalahkan sepenuhnya karena memang seorang ayah akan selalu memikirkan masa depan buah hatinya. Meskipun dia sudah dewasa dan menikah, atau berpisah dengan pasangannya. Seorang ayah tidak a
Read more

Anak yang Dibuang Keluarga?

“Jaga bicaramu dan hargai tuan mudaku!” hardik Petrus yang masih berdiri di samping ranjang Alesha.“Kenapa aku harus menghargai anak buangan seperti dia? Anak tiri yang posisinya sama sekali tidak diinginkan oleh keluarganya. Ibunya ... hanya seorang wanita penggoda yang berusaha naik ke atas ranjang pria kaya demi harta dan kekuasaan!” ungkap Boris dengan penuh rasa percaya diri dan tidak takut sama sekali kepada Rayhan. Mendengar tuannya dihina dan direndahkan seperti itu, Petrus tidak lagi bisa menahan diri. Dengan gerakan cepat, dia melesat ke depan Boris dan melayangkan tangannya ke udara. Hal itu tentu saja dapat dengan cepat pula dihindari oleh Boris. Dia adalah mantan militer dan bisa dipastikan bahwa ilmunya masih ada sampai saat ini.Meskipun tenaganya tidak sekuat dulu lagi, hal-hal seperti pukulan dan tendangan itu masih bisa dia atasi. Hanya saja, dia sudah tidak lagi punya senjata api untuk bisa memberikan perlawanan pada lawan yang memakai senjata.“Tangkisanmu cukup
Read more

Lakukan Sekarang!

“Ada apa, Petrus? Kenapa kau membawa Alesha dari rumah sakit ini? Apa yang terjadi padanya? Kenapa dia tidak sadarkan diri saat ini?”Pertanyaan beruntun itu terlontar dari mulut Vero yang melihat Petrus keluar dari rumah sakit dengan menggendong tubuh Alesha yang tak sadarkan diri. Sementara itu, di belakangnya Rayhan juga berjalan dengan langkah cepat dan dari raut wajahnya bahwa dia sedang menahan amarah saat ini. Vero hafal sekali dengan perubahan pada wajah Rayhan sebagai seorang istri.“Nyonya, nanti akan aku jelaskan semuanya. Tapi, sekarang aku minta tolong padamu untuk bisa menahan tubuh Alesha setidaknya sampai di rumah sakit,” terang Petrus dengan tak berdaya dan tak bisa lagi menahan ucapan itu keluar dari rongga mulutnya, meski sebenarnya dia tidak berani.“Aku memangku Richard, bagaimana bisa aku menahan tubuhnya?” tanya Vero sedikit heran.“Aku akan memangku Richard, Sayang. Tolong pegangi sahabatmu karena saat ini bius dalam tubuhnya tidak akan lama lagi hilang. Jika h
Read more

Dokter Martin

Dokter setengah abad yang kini berdiri tepat di depan Rayhan itu, hanya mengulas senyum saat mendengarkan ancaman itu. Namun, Rayhan jelas melempar aura kemarahan di raut wajahnya saat ini. Suasana di sana jelas sangat mencekam oleh sebagian orang di sana.“Kau tidak pernah berubah, Boy!” seru dokter itu dengan lembut.“Jangan panggil aku dengan nama itu lagi! Aku tidak suka dengan nama yang kau sebutkan itu!” balas Rayhan sekali lagi dengan nada marah yang sangat jelas terdengar.“Baiklah, Nak. Kau sama seperti ibumu, sangat keras kepala dan tidak bisa melihatku dari sisi baikmu.”“Kalau kau ingin terlihat baik di mataku, setidaknya lakukan hal yang baik satu kali ini di depanku. Selamatkan sahabat istriku dan berikan pengobatan terbaik untuknya!”“Kalian dengar yang anakku katakan? Lakukan semua itu segera!” titah dokter pria bernama Martin itu dengan tegas pada semua tenaga medis yang ada di belakangnya.“Baik, Dokter Kepala. Kami akan melakukannya,” sahut salah satu dokter muda de
Read more

Juga Ingin Menyusu

Dua orang ajudan datang dengan membawa banyak sekali makanan di kedua tangan mereka. Saat ini, mata Vero langsung melirik ke arah Rayhan, karena sudah yakin jika Rayhan adalah biang dari semuanya.“Kenapa kau memesan makanan begitu banyak?” tanya Vero dengan heran.“Aku tidak tahu makanan apa yang kalian berdua ingin makan. Jadi, aku pesan saja semua menu di restoran biasa tempat kita makan,” jawab Rayhan dengan entengnya.“Ya Tuhan, Ray! Tidak perlu sebanyak ini juga, karena kita tidak akan bisa menghabiskan makanan sebanyak ini.”“Tidak masalah. Kita bisa berbagi pada orang yang ada di sini nanti.”“Kau pikir mereka mau? Mereka yang datang ke sini pasti adalah orang yang memiliki uang banyak dan tidak mau menerima pemberian dari orang lain. Mereka juga mampu membelinya kalau mereka ingin,” terang Vero dengan penuh rasa percaya diri.Rayhan memang tidak bisa berdebat keras dengan Vero karena dia tentu lebih tahu hal-hal seperti itu. Dibandingkan dirinya, Vero memang lebih peka dan pe
Read more

Bukan Urusanmu!

Petrus pura-pura tidak mendengar saja yang baru saja diucapkan oleh Rayhan pada Vero. Hal itu karena memang tidak seharusnya dia menguping pembicaraan majikannya. Dia juga masih fokus pada keadaan Alesha dan calon bayi mereka yang entah bagaimana sekarang perkembangannya. Makan pun tak lagi berselera, tapi takut jika Rayhan dan Vero marah makanya Petrus tetap mengunyah makanannya dengan gerakan malas.“Siapa yang bertanggung jawab untuk pasien di dalam?” tanya Martin yang baru saja keluar dari ruangan pemeriksaan dan perawatan intensif.“Aku, Dok!” jawab Petrus yang bergegas berdiri dan meletakkan kotak bentonya begitu saja di kursi tunggu.“Baik. Silakan ikut aku ke dalam untuk mengetahui perkembangan lebih lanjut pasien di dalam. Aku bahkan tidak tahu nama pasien yang sudah aku periksa,” ungkap Martin sambil melirik sekilas pada Rayhan yang masih duduk berhadapan dengan Vero saat selesai berbicara pada Petrus.“Namanya Alesha, Dok. Dia adalah calon istriku dan aku akan bertanggung j
Read more

Ibunya Kuat, Janinnya Selamat.

Terus terang saja ada sisi hati Vero yang tergores saat mendengar semua yang Rayhan ucapkan tadi. Meski sekarang dia sudah bisa melunakkan hatinya dan menganggap bahwa itu hanya ucapan Rayhan saat sedang emosi dan marah saja. Namun, tetap saja itu bukanlah yang biasa bagi Vero selama dia kenal dan hidup bersama Rayhan.“Sayang, dengarkan aku dulu. Jangan marah dan diamkan aku seperti ini,” pinta Rayhan saat keduanya sudah berada di dalam ruangan Alesha.“Ssstt ... jangan berisik dan membuat Alesha terganggu,” tegur Vero dengan menempelkan tangannya di bibir lalu menatap ke arah Rayhan.“Oke. Nanti kita bicara lagi setelah dari sini,” bisik Rayhan dengan suara yang nyaris tak terdengar.Ingin sekali Vero tertawa rasanya saat mendengar Rayhan berbisik dan seperti anak kecil yang memohon ampun pada ibunya saat ini. Namun, hal itu dia tahan karena tidak ingin membuat Rayhan menjadi besar kepala dan tidak merasa bersalah lagi padanya. Sebagai seorang istri, tentu saja Vero harus mempertaha
Read more

Memanggilmu Ayah

“Oh begitu. Maaf sudah membuat kalian merasa tidak nyaman di sini,” ucap Martin dengan sedikit sedih.“Tidak mengapa. Seharusnya, kami yang minta maaf karena sudah sangat merepotkanmu. Aku minta maaf atas nama suamiku juga, Dokter Martin.” Vero berkata dengan senyum mengambang di sudut bibirnya yang tipis.Martin tahu bahwa Vero adalah wanita yang baik dan tulus sejak pertama dia melihatnya tadi. Ternyata, Rayhan tidak pernah salah dalam mengambil keputusan dalam hidupnya. Apalagi, saat mendapatkan seorang istri untuk jadi pendamping hidupnya seperti sekarang. Petrus dan Catrine mohon izin untuk masuk ke dalam untuk melihat keadaan Alesha secara jelas. Mereka belum sempat melihat keadaan wanita itu, terlebih lagi Petrus yang begitu khawatir dan tak sabar menatap wajah kekasih yang sangat dicintainya itu. Hingga tinggallah Vero dan Martin yang masih berdiri di depan pintu masuk ke dalam ruang perawatan Alesha itu.“Tidak masalah, Nak. Semua ini memang tugasku sebagai seorang dokter da
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
24
DMCA.com Protection Status