Beranda / CEO / Skandal Panas Sang CEO / Juga Ingin Menyusu

Share

Juga Ingin Menyusu

Penulis: icher
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Dua orang ajudan datang dengan membawa banyak sekali makanan di kedua tangan mereka. Saat ini, mata Vero langsung melirik ke arah Rayhan, karena sudah yakin jika Rayhan adalah biang dari semuanya.

“Kenapa kau memesan makanan begitu banyak?” tanya Vero dengan heran.

“Aku tidak tahu makanan apa yang kalian berdua ingin makan. Jadi, aku pesan saja semua menu di restoran biasa tempat kita makan,” jawab Rayhan dengan entengnya.

“Ya Tuhan, Ray! Tidak perlu sebanyak ini juga, karena kita tidak akan bisa menghabiskan makanan sebanyak ini.”

“Tidak masalah. Kita bisa berbagi pada orang yang ada di sini nanti.”

“Kau pikir mereka mau? Mereka yang datang ke sini pasti adalah orang yang memiliki uang banyak dan tidak mau menerima pemberian dari orang lain. Mereka juga mampu membelinya kalau mereka ingin,” terang Vero dengan penuh rasa percaya diri.

Rayhan memang tidak bisa berdebat keras dengan Vero karena dia tentu lebih tahu hal-hal seperti itu. Dibandingkan dirinya, Vero memang lebih peka dan pe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Skandal Panas Sang CEO   Bukan Urusanmu!

    Petrus pura-pura tidak mendengar saja yang baru saja diucapkan oleh Rayhan pada Vero. Hal itu karena memang tidak seharusnya dia menguping pembicaraan majikannya. Dia juga masih fokus pada keadaan Alesha dan calon bayi mereka yang entah bagaimana sekarang perkembangannya. Makan pun tak lagi berselera, tapi takut jika Rayhan dan Vero marah makanya Petrus tetap mengunyah makanannya dengan gerakan malas.“Siapa yang bertanggung jawab untuk pasien di dalam?” tanya Martin yang baru saja keluar dari ruangan pemeriksaan dan perawatan intensif.“Aku, Dok!” jawab Petrus yang bergegas berdiri dan meletakkan kotak bentonya begitu saja di kursi tunggu.“Baik. Silakan ikut aku ke dalam untuk mengetahui perkembangan lebih lanjut pasien di dalam. Aku bahkan tidak tahu nama pasien yang sudah aku periksa,” ungkap Martin sambil melirik sekilas pada Rayhan yang masih duduk berhadapan dengan Vero saat selesai berbicara pada Petrus.“Namanya Alesha, Dok. Dia adalah calon istriku dan aku akan bertanggung j

  • Skandal Panas Sang CEO   Ibunya Kuat, Janinnya Selamat.

    Terus terang saja ada sisi hati Vero yang tergores saat mendengar semua yang Rayhan ucapkan tadi. Meski sekarang dia sudah bisa melunakkan hatinya dan menganggap bahwa itu hanya ucapan Rayhan saat sedang emosi dan marah saja. Namun, tetap saja itu bukanlah yang biasa bagi Vero selama dia kenal dan hidup bersama Rayhan.“Sayang, dengarkan aku dulu. Jangan marah dan diamkan aku seperti ini,” pinta Rayhan saat keduanya sudah berada di dalam ruangan Alesha.“Ssstt ... jangan berisik dan membuat Alesha terganggu,” tegur Vero dengan menempelkan tangannya di bibir lalu menatap ke arah Rayhan.“Oke. Nanti kita bicara lagi setelah dari sini,” bisik Rayhan dengan suara yang nyaris tak terdengar.Ingin sekali Vero tertawa rasanya saat mendengar Rayhan berbisik dan seperti anak kecil yang memohon ampun pada ibunya saat ini. Namun, hal itu dia tahan karena tidak ingin membuat Rayhan menjadi besar kepala dan tidak merasa bersalah lagi padanya. Sebagai seorang istri, tentu saja Vero harus mempertaha

  • Skandal Panas Sang CEO   Memanggilmu Ayah

    “Oh begitu. Maaf sudah membuat kalian merasa tidak nyaman di sini,” ucap Martin dengan sedikit sedih.“Tidak mengapa. Seharusnya, kami yang minta maaf karena sudah sangat merepotkanmu. Aku minta maaf atas nama suamiku juga, Dokter Martin.” Vero berkata dengan senyum mengambang di sudut bibirnya yang tipis.Martin tahu bahwa Vero adalah wanita yang baik dan tulus sejak pertama dia melihatnya tadi. Ternyata, Rayhan tidak pernah salah dalam mengambil keputusan dalam hidupnya. Apalagi, saat mendapatkan seorang istri untuk jadi pendamping hidupnya seperti sekarang. Petrus dan Catrine mohon izin untuk masuk ke dalam untuk melihat keadaan Alesha secara jelas. Mereka belum sempat melihat keadaan wanita itu, terlebih lagi Petrus yang begitu khawatir dan tak sabar menatap wajah kekasih yang sangat dicintainya itu. Hingga tinggallah Vero dan Martin yang masih berdiri di depan pintu masuk ke dalam ruang perawatan Alesha itu.“Tidak masalah, Nak. Semua ini memang tugasku sebagai seorang dokter da

  • Skandal Panas Sang CEO   Merebutmu Darinya.

    Vero berpamitan pada Martin dan langsung bergegas menuju parkiran setelah menitip pesan pada Petrus dan Catrine. Dia sebenarnya ingin lebih lama lagi di sini dan menemani Alesha sampai wanita itu tersadar dan bisa melihat semua orang yang mencintainya ada di sisinya. Namun, Vero juga tidak bisa egois karena sudah memiliki Richard yang juga butuh perhatian dan juga kenyamanan.Richard sudah tidak lagi nyaman sejak tadi dan dia harus membawa bayi itu pulang. Richard sudah makan bubur sebagai pendamping ASI yang mungkin saat ini sudah sangat dia inginkan. Belum lagi, terlalu lama berada di dalam ruangan yang penuh dengan orang sakit tidak baik untuk bayi seusianya. Meskipun rumah sakit ini sudah pasti dan dijamin keseterilannya.“Kenapa kau lama sekali, Sayang?” tanya Rayhan saat Vero sudah masuk ke dalam mobilnya.“Ada beberapa hal yang perlu aku bicarakan sebelum pulang,” jawab Vero dan mengambil Richard dari pangkuan suaminya itu.“Pembicaraan apa dan dengan siapa?” tanya Rayhan sedik

  • Skandal Panas Sang CEO   Dia Masih Perawan

    “Jangan banyak bicara, kau! Minggir!” usir Rayhan dan menyenggol tubuh Esra sebelum naik ke anak tangga.Esra membalikkan badan dan menyunggingkan senyumannya di sana, karena dia bisa melihat bahwa Rayhan mulai tergoyahkan dengan ucapannya tadi. Esra yakin, Rayhan mulai terpancing dan sebentar lagi akan masuk dalam perangkapnya. Dia tidak akan bisa melepaskan mangsa yang sudah dia incar sejak lama dan sudah sangat didambakannya itu.“Bagus, Esra! Kau sangat pandai dan lihai dalam hal ini,” ucapnya pada diri sendiri, lalu berjalan ke arah kamar yang saat ini dia tempati, yaitu di lantai atas di dekat kamar Rayhan dan Vero.Esra melintasi kamar Vero dan Rayhan yang sudah tertutup rapat, padahal hanya selang beberapa menit sejak dia menyusul naik ke lantai atas. Esra tidak melihat Richard di kamar bayinya dan sudah bisa dia pastikan bahwa bayi itu dibawa tidur bersama di dalam kamar utama.Hatinya masih geram karena Rayhan masih saja bersikap baik pada Vero saat dia sudah mengatakan hal

  • Skandal Panas Sang CEO   Suka yang Bekas!

    Ray mendelik saat mendengar pertanyaan Vero yang terdengar seperti sedang mencurigainya itu. “Kau tidak percaya padaku, Sayang?” tanya Rayhan bernada dalam.“Aku hanya bertanya, dari mana kau tahu kalau dia masih perawan? Dari mana datangnya aku tidak percaya padamu, Ray? Kau sungguh berubah menjadi aneh, Ray!”“Tidak ada hal yang aneh dan berubah di sini, Sayang. Kau sepertinya terlalu sensitif saja dengan semua masalah ini.”“Kalau begitu, sebaiknya jangan membahas masalah itu lagi. Anggap saja semuanya tidak pernah terjadi dan tidak ada pembahasan tentang masalah ini.”“Baiklah kalau begitu. Ayo tidur!”Terjadi pertikaian di antara keduanya dan saat ini sepasang suami istri tidak lagi terlihat harmonis atau romantis. Biasanya, tidak pernah ada perdebatan antara Rayhan dan Vero tentang hal atau masalah yang begitu berar dan berarti. Namun, sepertinya kali ini sangat jauh berbeda dari yang biasanya. Mereka tidak lagi saling bersuara satu sama yang lainnya dan dengan cepat Vero pun te

  • Skandal Panas Sang CEO   Hanya Simpanan!

    “Jaga bicaramu, Nyonya!” pekik Esra tak terima dan melayangkan tangannya ke udara.Vero mendelik ke arah Esra dengan senyum yang terkesan sedang mengejek. Dia tidak percaya sekarang Esra bahkan sudah berani berteriak padanya. Namun, tentu saja layangan tangan Esra itu tidak jadi mengenai pipi atau wajah Vero. Senyuman penuh kemenangan dilemparkan Vero setelahnya karena tangan wanita yang licik dan berusha membuat rumah tangganya hancur itu sudah ditahan oleh seorang pria yang kini berdiri di belakang Esra.Esra menoleh ke belakang dan betapa terkejutnya dia saat melihat Rayhan berdiri di sana sambil menggenggam erat pergelangan tangannya. Esra meringis kesakitan saat cengkraman tangan Rayhan terasa semakin kuat dan juga menyiksa baginya.“Lepaskan tanganku, Tuan! Kau menyakitiku,” pinta Esra dan berusaha melepaskan tangannya daria cengkraman Rayhan, tapi tentu saja tenaganya tidak sebanding dengan Rayhan.“Kenapa? Apa kau merasa kesakitan dengan cengkraman tanganku yang tidak seberapa

  • Skandal Panas Sang CEO   Hanya Pelampiasan.

    “Jangan dengarkan dia, Sayang. Ayo kembali ke kamar dan bersiap, kita makan di luar saja pagi ini. Bawa baby R bersama kita sekalian, biar dia dijaga oleh pengasuh barunya.”Rayhan berkata dengan tegas dan langsung membawa tubuh Vero menjarak dari dapur dan juga hadapan Esra.Tentu saja Esra tidak senang dengan pemandangan di depannya saat ini dan merasa murka. Saat Vero melangkah tepat di depannya, Esra mengulurkan kakinya ke depan dan hampir saja tubuh Vero tersungkur ke depan. Untung saja dengan sangat cepat kedua tangan kokoh Rayhan berhasil menangkap tubuh itu dan memeluknya dengan sangat erat.“Jangan melampaui batasanmu, Esra!” berang Rayhan pada wanita itu dengan wajah memerah dan kemudian rahangnya mengeras sempurna.Tubuh Esra menegang dan raut ketakutan muncul di wajahnya saat ini. Bagaimanapun juga, dia tidak bisa melupakan siapa Rayhan yang sebenarnya saat ini. Pria itu adalah yang paling berkuasa di negara ini, meski tidak pernah memperlihatkan kekuaasannya di depan semua

Bab terbaru

  • Skandal Panas Sang CEO   Kembali untuk Cinta (END)

    Mereka sudah sampai di rumah sakit dan langsung mencari keberadaan Petrus dan juga Rayhan. Vero adalah yang paling panik karena Rayhan ternyata tidak ada di sana. Lelaki itu sudah langsung dipindahkan dan diberangkatkan menggunakan jet pribadi ke Amerika.Sementara Petrus sudah melewati masa-masa kritisnya dan hal itu membuat Alesha merasa tenang. Tidak ada yang bisa dia lakukan untuk Vero saat ini selain memberikan penghiburan saja. Petrus juga tidak berani mengatakan di mana alamat Rayhan dirawat di Amerika kepada Vero.“Sayang ... tenang dan sabarlah menunggu. Semoga ada kabar baik tentang Rayhan sebentar lagia dari dokternya,” ucap Alesha yang ingin menghibur Vero dalam hal ini.Sudah tiga hari sejak Petrus sadarkan diri dan masih dirawat dengan intensif di rumah sakit itu. Alesha selalu menemani suaminya itu tanpa henti dan begitu pula Vero yang setiap hari datang ke sana untuk mencari tahu kabar tentang Rayhan.“Aku akan sabar menunggu dan tidak akan bosan datang ke sini untuk b

  • Skandal Panas Sang CEO   Kekuatan Cinta

    Tubuh Vero merosot ke lantai aspal saat mendengar yang baru saja dikatakan dan dijelaskan oleh Alesha. Dia sudah keluar dari dalam mobil dan mencoba menenangkan Alesha yang tampak sangat cemas dan juga takut. Akan tetapi, saat ini justru dia lah yang tampak paling terguncang.“Vero, ayo bangun! Ayo kita periksa mereka ke rumah sakit. Aku tidak bisa tenang sampai kau datang. Tadinya, aku ingin pergi terlebih dahulu karena tidak sabar menunggumu. Tapi, aku rasa kita memang harus pergi bersama,” ungkap Alesha pada Vero dengan banjir air mata saat ini.“Katakan padaku bahwa semua ini tidak benar, Al. Katakan sekali lagi bahwa kabar ini semuanya bohong. Dia hanya ingin membuatku merasa bersalah dan kembali padanya. Bukan kah begitu?” tanya Vero pula dengan deraian air mata tak berhenti sejak tadi.Alesha masih berusaha membujuknya untuk berdiri, karena saat ini Vero masih duduk di lantai aspal yang keras. Panasnya aspal itu tidak lagi dirasakan oleh Vero karena pikirannya entah sudah ke ma

  • Skandal Panas Sang CEO   Akan Tinggal Bersama Daddy

    Sebenarnya Vero mengetahui semua itu dari mulut Rayhan langsung ketika pria itu mabuk dan pertama kalinya mereka bertemu lagi setelah lima tahun berpisah. Vero tidak punya alasan untuk tidak percaya pada semua yang diucapkan Rayhan pada saat itu.Jadi, dia mengatakan yang sebenarnya kepada William saat ini karena merasa putranya berhak tahu yang sesungguhnya. Tidak ada lagi dusta yang ingin Vero rajut dalam hidupnya saat ini. Terlalu banyak kebohongan dan juga kepalsuan sehingga membuatnya menjadi tidak berdaya.“Sekarang, apa yang terjadi pada ayahku itu?” tanya William setelah beberapa saat mereka saling berdiam diri di dalam kendaraan roda empat itu.“Dia pingsan dan tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Tapi, dia memang sedang dalam keadaan yang tidak baik sejak kemarin.” Vero menjawab dengan tegas dan juga keyakinan penuh.“Dari mana Mami tahu kalau dia dalam keadaan yang tidak sehat?” tanya William mulai menginterogasi ibunya itu.“Aku merawatnya semalaman, Willy! Aku ada di

  • Skandal Panas Sang CEO   Bayar dengan Tubuhmu!

    “Kau mau ke mana?” tanya Marco dan menghalangi langkah Vero.“Aku ada urusan penting. Untuk sekali ini, aku meminta tolong padamu untuk menjaga William,” jawab Vero yang hatinya sudah semakin hambar kepada lelaki di hadapannya itu.“Aku melarangmu pergi!” seru Marco dengan nada tegas.“Kau tidak berhak melarangku!” balas Vero pula tak kalah tegas.“Tentu saja aku berhak. Itu ada di dalam surat perjanjian kita di nomor delapan. Pihak pertama berhak meminta atau melarang pihak kedua dalam satu hal yang terjadi di kemudian hari,” jelas Marco membacakan lagi isi perjanjian pernikahan yang sudah mereka tanda tangani bersama.Vero terdiam dan tidak bergeming sedikit pun setelah mendengar penjelasan dari Marco itu. Memang benar seperti yang Marco katakan itu dan tidak bisa dipungkirinya lagi. Namun, tetap saja Vero tidak bisa untuk tidak pergi kali ini karena Rayhan dalam bahaya.Dia tidak tahu apa dan bagaimana keadaan pria itu sekarang dan dari nada bicaranya Alesha tadi, jelas Vero menget

  • Skandal Panas Sang CEO   Tidak Ada Kabar

    Sebuah tamparan mendarat di pipi Marco untuk pertama kalinya, dan tangan Vero lah yang sudah memberikan tanda kemerahan berbentuk jari di sana. Semua itu reflek dilakukan oleh Vero karena merasa tidak terima dengan ucapan yang dilontarkan Marco.“Kau menamparku, Vero?” tanya Marco tak percaya.Sebelah tangannya menahan rasa perih di pipi yang masih berbekas kemarahan itu. Sedikit meringis menahan rasa sakit yang tidak bisa dipungkirinya, Marco masih menatap nyalang pada Vero.“Itu pantas untuk kau dapatkan, Marc! Ucapanmu itu sudah sangat keterlaluan dan tidak bisa aku terima!”“Bukan kah semua itu benar? Kau sudah bermalam dengannya dan menghabiskan malam penuh gairah bukan? Siapa dia? Dia hanya mantan suamimu dan kau rela memberikan tubuhmu padanya. Lalu, siapa aku? Aku adalah suamimu dan seharusnya aku yang lebih berhak atas dirimu,” ungkap Marco dengan sangat berang menatap Vero.Sekali lagi hati Vero terasa dicabik-cabik saat mendengar ucapan Marco yang tak beralasan itu. Dia mem

  • Skandal Panas Sang CEO   Layani Aku!

    “Apa yang terjadi di sana semalaman?”“Tidak terjadi apa-apa. Tolong jangan membahas hal itu lagi, Marc! Aku tidak ingin membahasnya.”“Tapi, aku dan William mencemaskanmu semalaman. Tidak adakah hal yang ingin kau jelaskan pada kami?”“Tidak ada yang perlu dijelaskan dan tidak ada yang perlu kau tahu. Bukan kah sejak awal sudah kita sepakati bahwa tidak akan mencampuri urusan pribadi masing-masing? Aku tidak pernah bertanya hal pribadimu dan tidak pernah ikut campur, Marc. Jadi, tolong jangan melewati batasanmu!” ungkap Vero dengan nada tegas dan baru kali ini dia berbicara seperti itu kepada Marco.Cukup terkejut Marco mendengar ocehan yang dilontarkan oleh Vero beberapa detik lalu itu. Namun, saat ini dia jelas tidak bisa mendebat wanita yang kini duduk di sisi ranjangnya. Marco memang sengaja meminta izin untuk masuk ke dalam kamar Vero untuk berbicara empat mata.Mereka sudah sampai di rumah setengah jam yang lalu dan nyaris tidak ada percakapan selama dalam perjalanan pulang. Ha

  • Skandal Panas Sang CEO   Berat Melepasmu

    “Bagaimana sekarang, Sayang? Aku tidak mau Vero terluka dengan niat Rayhan itu. Aku juga tidak ingin membuat Rayhan tersisksa dengan hubungan mereka yang justru memburuk setelah bertemu dari perpisahan yang sangat lama ini,” ungkap Alesha yang menahan langkahnya di pertengahan anak tangga.“Tenanglah, Sayang. Jangan memikirkan hal yang terlalu jauh untuk saat ini. Mungkin tuan muda hanya merasa emosi saat ini.” Petrus mencoba menenangkan Alesha dari dugaannya itu.“Apa kau pikir dia tidak akan benar-benar merebut Richard dari Vero?” tanya Alesha sedikit ragu.“Aku berharap itu tidak akan terjadi. Tuan muda bahkan tidak melirik putranya sama sekali tadi,” jawab Petrus pula dan mengingat sikap dingin Rayhan pada William tadi.“Itu tidak bisa menjadi acuan bahwa dia tidak peduli dan tidak menginginkan putranya, Sayang.”“Aku akan mencoba untuk membujuknya dan memberikan saran yang lain.”“Saran apa? Aku tahu bahwa Vero adalah wanita yang keras kepala dan dia tidak akan mengubah keputusa

  • Skandal Panas Sang CEO   Merebut Putraku Kembali

    Rayhan menghentikan tangannya yang hendak menuangkan air hangat ke dalam gelas. Sorot matanya tajam menatap ke arah Vero. Wanita itu terlihat begitu terkejut mendapatkan tatapan seperti itu dari Rayhan. Tatapan yang tajam dan seakan ingin mengoyak jantung Vero saat ini juga.“Kau siapa? Beraninya kau memerintahku di rumahku sendiri!” seru Rayhan dengan sinis.Tidak pernah sebelumnya Vero berpikir jika pria itu akan mengatakan hal sekasar itu padanya. Namun, tetap saja Vero tidak boleh gentar dan terlihat begitu lemah. Dia tersenyum tipis pada lelaki yang baru saja ingin dirawatnya sepenuh hati. “Aku memang bukan siapa-siapa di sini. Baiklah, kalau begitu aku akan segera pamit. Aku tidak ingin terlalu lama di sini dan membuat suamiku menunggu!”“Suami yang bahkan tidak pernah menyentuhmu?” tanya Rayhan dengan nada mengejek.“Kau tahu apa tentang rumah tanggaku dengan istriku?” tanya sebuah suara yang entah sejak kapan berada di dalam ruangan itu bersama mereka.Vero mengalihkan pandang

  • Skandal Panas Sang CEO   Tidak Mengizinkanmu!

    Mata Alesha bergerak ke arah anak tangga dan melihat jika di sana Rayhan sudah berhenti mengayunkan langkah kakinya saat mendengar ucapan Vero tadi. Wajah Rayhan tampak merah padam yang mungkin saja kini sedang merasa marah atau kecewa tingkat tinggi pada Vero.“Jangan katakan itu, Vero sayang. Kau tidak bisa mengeluarkan kata-kata palsu seperti itu, dan aku tahu apa yang sebenarnya kau rasakan!” ucap Alesha berusaha membuat Vero mengubah pengakuannya. Dia ingin Vero akhirnya jujur pada perasaannya sendiri tanpa disadarinya.“Tidak, Alesha. Aku tidak lagi mencintainya dan aku tidak ingin lagi kembali bersamanya. Aku sudah bahagia dengan suami dan putraku saat ini. Aku ingin menjalani hidup yang normal seperti yang selalu aku inginkan sejak dulu. Aku mendapatkan semuanya saat aku bersama Marco,” ungkap Vero pula dan dengan helaan napas yang terasa berat dia memaksakan tersenyum.“Kau hanya merasa nyaman dan tenang karena tidak ada yang menghantuimu dengan status. Tapi, kau tidak pernah

DMCA.com Protection Status