Beranda / CEO / Skandal Panas Sang CEO / Bab 181 - Bab 190

Semua Bab Skandal Panas Sang CEO: Bab 181 - Bab 190

231 Bab

Aku Juga Milik Ayahku!

“Sayang! Di mana kau bertemu dengannya dan apa yang dia lakukan padamu? Dia tidak menyakitimu bukan?” tanya wanita itu dengan sangat agresif dan tampak begitu ketakutan.“Vero! Jangan terlalu keras! Kau menyakiti William.” Marco menegur sikap dan tindakan wanita yang ternyata memang adalah Veronica Sweet – istri yang selama ini dicari dan ditunggu kepulangannya oleh Rayhan.Vero tidak sadar sudah mencengkram lengan William dan mengguncang tubuh mungil di sampingnya itu dengan kuat saat melontarkan pertanyaan tadi. Hal itu membuat putranya meringis menahan sakit walaupun dia tidak menangis sama sekali. William terlihat seperti pria dewasa yang tidak memperlihatkan kelemahannya di depan orang lain.Walaupun Vero adalah ibu kandungnya sendiri, dia tidak mau terlihat sebagai lelaki yang cengeng. William yang tak lain adalah Richard, tumbuh menjadi anak yang dingin dan juga tidak banyak bicara. Dia yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang seorang ayah sampai usia dua tahun, membentuk dir
Baca selengkapnya

Bukankah Kami Terlalu Mirip?

Marco memberikan isyarat kepada Vero untuk mengalah dan tidak lagi berdebat dengan William. Selama ini pun bisa dikatakan jika Vero memang terlalu protektif dan juga sangat mengawasi semua yang dilakukan William. Hingga bocah lima tahun itu tidak pernah tahu siapa ayah kandungnya, kalau tidak bertemu dengan Rayhan siang ini.Selama apapun dan serapi apapun Vero menyimpan rahasia itu, akhirnya pasti tetap akan terbongkar juga. Selain William yang memang memiliki IQ di atas rata-rata, pertemuan dengan Rayhan tadi pun membuatnya yakin jika sosok pria yang sempat dipanggilnya dengan sebutan paman itu adalah ayah kandungnya. Namun, William masih tidak punya bukti untuk hal itu dan tidak bisa langsung memanggilnya dengan sebutan ayah atau daddy.“Baiklah, Nak. Kau bisa memilih kamar ini sebagai kamar tidurmu. Tapi, aku akan membobol dinding ini untuk bisa terhubung dengan kamarku. Aku ingin bisa terus mengawasimu tanpa lengah,” ungkap Vero yang mengalah, tapi memberikan persayaratan tidak m
Baca selengkapnya

Aku Menunggumu, Sayang.

Vero menangis tersedu di dalam kamarnya yang sudah dia kunci dan tak ingin diganggu oleh siapapun, termasuk Marco – pria yang sudah menikahinya tiga tahun lalu dan sudah memberikan kehidupan baru untuknya dan juga William selama lima tahun belakangan.“Apa yang sudah kau gariskan pada takdirku, Tuhan? Kenapa kau mengirimku kembali ke negara ini dan mempertemukan anakku dengan dia lagi? Setelah lima tahun aku pergi meninggalkannya, sekarang kau mengirimku lagi ke sini,” isak Vero yang teringat pada masa-masa perjuangannya meninggalkan Rayhan.Siang itu, saat Rayhan bekerja di kantornya dan Petrus sibuk dengan Alesha yang berada di antara hidup dan matinya, Vero pergi membawa Richard tanpa ada seorang pun yang tahu. Jika pun ada yang tahu dia pergi siang itu hanyalah Esra. Gadis itu tentu saja semakin senang saat melihat Vero pergi meninggalkan rumah.“Aku tidak akan membiarkan kau merebut anakku, Ray! Dia hanya milikku dan kalian tidak berhak mengambilnya dariku. Aku bisa membunuh kali
Baca selengkapnya

Bantu Aku Tanpamu

Rayhan tersenyum penuh arti sambil menenggak lagi minuman di tangannya. Dia tahu bahwa Vero tidak akan datang dan sengaja mengatakan semua itu. Bukan berarti semuanya hanya sebuah ancaman karena Rayhan bukan pria yang suka memberikan gertak sambal pada orang lain. Apalagi yang menjadi lawan bicaranya saat ini adalah Vero – istri yang sudah teramat sangat dirindukannya selama ini.“Aku akan tetap menunggumu walau kau tidak akan datang,” gumam Rayhan setelah satu jam berlalu dan sudah menghabiskan dua botol besar minuman beralkohol lagi.“Siapa yang bilang kalau aku tidak akan datang?” tanya Vero yang entah sejak kapan ada di depan mata kepalanya.Rayhan tertawa dengan suara yang tertahan dan masih ada nada mabuk di sana. Jelas saja jika saat ini Rayhan tidak percaya dengan penglihatannya itu. Dia merasa berhalusinasi karena sudah dalam keadaan mabuk berat. Menurutnya tidak mungkin Vero datang ke rumah ini, karena dia tahu betul keras kepalanya Vero seperti apa.Dia mengambil satu botol
Baca selengkapnya

Karna Dirimu

“Saat seperti ini pun, aku seperti merasa kau ada di sisiku. Kenapa kau membuatku merasa mati di saat napasku tak bisa berhenti? Apa salahku padamu? Kenapa kau menghukumku seperti ini?” tanya Rayhan yang mengayunkan lengannya hendak menenggak minuman keras di tangannya itu lagi.“Aku sungguh ada di sini sekarang!” ucap Vero dan memukul tangan Rayhan yang sedang memegang botol minuman keras hingga botol itu jatuh berderai ke lantai.Rayhan terkejut dengan adanya bunyi suara pecahan kaca yang berhamburan di lantai. Namun, masih tidak bisa percaya bahwa yang ada di belakangnya saat ini adalah Vero yang sebenarnya. Bukan lagi Vero sekedar dalam khayalan dan ingatannya saja, seperti yang selalu terjadi selama lima tahun terakhir.“Tampar aku kalau memang kau nyata ada di sini. Atau ... tusuk saja perutku dengan pisau agar aku tidak merasa semua hanya khayalanku saja.” Rayhan berkata dengan nada mabuk yang mulai bisa dikontrolnya sedikit. Akan tetapi, dia masih enggan berbalik untuk melihat
Baca selengkapnya

Dua Hari Lalu?

Belum sempat Vero membalas lagi ucapan Rayhan, pria itu tumbang tanpa sempat dia pegang dan tahan. Tubuh Rayhan merosot ke lantai dan tak sadarkan diri lagi. Vero melihat ada buih kecil yang kini keluar dari sudut bibirnya dan dia merasa sangat takut.Vero segera menghubungi ambulance dan berusaha memberikan bantuan pada Rayhan. Kalau dilihat dari gejalanya, sepertinya pria itu sudah keracunan dan itu terus terang saja membuat Vero sangat takut.“Ya Tuhan ... apa yang terjadi dan bagaimana sekarang? Aku tidak bisa menolongnya terlalu lama, karena ini membutuhkan pertolongan cepat. Dia keracunan apa?” tanya Vero seorang diri dan terus menangis menatap tubuh Rayhan yang kini juga menjadi kejang-kejang.Vero menarik tubuh Rayhan perlahan lahan dan sekuat tenaga tentunya. Dia membawa Rayhan naik ke atas sofa santai di dalam ruang kerjanya dan semua masih sama seperti lima tahun lalu, sebelum Vero pergi meninggalkan rumah ini bersama Richard.Dengan cepat, Vero meninggikan kepala Rayhan y
Baca selengkapnya

Semua Masih Tetap Sama

Merasa tidak punya waktu banyak lagi untuk berbincang dengan Vero, akhirnya para petugas medis itu tetap pergi dan mobil ambulance itu menghilang dari pandangannya. Vero sendiri masih termangu di tempatnya berdiri dan memikirkan semua ucapan Denada tadi.Vero memang rencananya tidak akan datang ke rumah ini lagi, bahkan setelah Rayhan menghubunginya tadi. Namun, hati nurani Vero tidak bisa dibohongi dan tidak dipungkiri bahwa dia masih cukup peduli dengan pria yang sudah lima tahun ditinggalkannya itu. Bagi Vero, semuanya mungkin sudah usai, tapi tidak dengan perasaannya pada Rayhan.Semuanya masih saja sama, dan bahkan bisa dikatakan semua perasaan itu semakin kuat dan merekat dalam hati serta pikirannya. Perpisahannya dengan Rayhan membuat dirinya terbelenggu antara perpisahan dan kerinduan yang tak bisa diungkapkan dan tak bisa diobati.“Aku harus segera mencari tahu semuanya di surat kabar dan laman sosial media. Aku yakin ada jawaban yang aku butuhkan di sana,” lirih Vero dan seg
Baca selengkapnya

Masih Ada Cinta

Vero pulang ke apartemen tempat tinggalnya sekarang dengan hati dan perasaan yang tidak tenang. Apa yang baru saja dibacanya tadi, sungguh membuatnya hampir tidak bisa bernapas dengan baik. Bagaimana bisa berita seperti itu terbit dan entah siapa pelaku yang mengunggahnya. Namun, yang pasti di pikiran Vero pasti ada orang yang selama ini tahu keberadaannya dan itu sebabnya berita tentang kepulangannya itu menjadi topik hangat pada laman berita.“Kau dari mana saja, Vero?” tanya Marco dengan cemas dan segera menghampiri istrinya itu di sofa.“Aku ada keperluan mendadak. Maaf, lupa mengabarimu,” jawab Vero dengan wajah gusar dan tak tenang. Marco jelas bisa menangkap raut wajah ketegangan itu dari Vero.“Apa yang terjadi? Kenapa kau tidak cerita padaku tentang masalahmu? Apakah kau sudah tidak percaya lagi padaku, hem?” tanya Marco bertubi-tubi pada wanita yang sudah dinikahinya selama tiga tahun itu. Namun, sama sekali tidak pernah disentuhnya di atas ranjang.“Tidak, Marc. Aku tidak a
Baca selengkapnya

Bukan Lawan yang Tepat

Di ranjang rumah sakit, Rayhan masih terbaring tidak sadarkan diri dan ini sudah hari ketiganya. Petrus sudah berada di sisinya dan juga menemaninya sejak kemarin malam. Pagi ini masih tidak ada reaksi apapun dari Rayhan setelah diberikan suntikan dan juga pengecekan secara menyeluruh.“Tuan, kapan kau akan sadar? Siapa yang membawamu ke rumah sakit ini? Apakah dia benar nyonya Vero?” tanya Petrus dengan suara pelan dan terus duduk di samping kiri ranjang Rayhan.Petrus tentu saja sudah mendapatkan informasi itu dari perawat yang memantau keadaan Rayhan sejak kemarin. Perawat yang tak lain adalah Denada itu juga memberitahukan bahwa yang ada di rumah itu dan meminta ambulance datang adalah istri Rayhan. Siapa lagi kalau bukan Veronica Sweet yang juga dikatakannya baru saja pulang dari kampung halaman setelah lima tahun di sana.Sama halnya seperti Vero, jelas saja Petrus membuka situs internet dan membuat pencarian tentang kabar itu. Tidak ubahnya dengan Vero juga, Petrus sangat terke
Baca selengkapnya

Sudah Ada Calon

Meskipun Petrus sudah berada di rumahnya saat ini, tapi pikirannya tidak bisa dibohongi. Dia masih terus memikirkan Rayhan dan merasa tidak tenang meninggalkan tuannya itu di sana bersama dengan Bella. Entah mengapa, Petrus mempunyai firasat tidak baik pada wanita yang selalu saja menganggap Rayhan sebagai tunangannya itu.“Apa lagi yang masih kau pikirkan, Sayang?” tanya Alesha yang datang dengan secangkir kopi di teras paviliun tempat mereka tinggal sejak menikah.“Aku merasa tidak tenang meninggalkan tuan muda di sana bersama nona Bella. Aku seperti merasa tidak bisa mempercayai wanita itu, Sayang.” Petrus menjawab kegusaran hatinya dengan berterus terang kepada Alesha.Tidak ada lagi tempatnya mengadu dan bercerita selain istrinya itu. Semua yang mereka rasakan, tentu saja saling mereka ungkapkan dan ceritakan. Tidak ada rahasia antara mereka sejak pernikahan terjadi dan sejak itu pula cinta semakin menguatkan hubungan mereka hingga sampai detik ini.“Kenapa dengan dia? Apa dia me
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1718192021
...
24
DMCA.com Protection Status