Home / CEO / Skandal Panas Sang CEO / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Skandal Panas Sang CEO: Chapter 201 - Chapter 210

231 Chapters

Dekapan dan Pelukan Hangat

Sementara itu, Vero berjalan di lorong yang menuju ke toilet wanita. Sudah terlihat jelas di depannya dua arah yang berbeda antara toilet wanita dan toilet pria. Vero bersiap mengambil langkah ke karna toilet wanita berada di sebelah kiri. Namun, tiba-tiba saja tangannya yang sedang memegang dada yang terasa sesak itu dicekal dengan sangat erat.Vero terkejut dan langsung memilin tangan yang memegangnya dengan sangat lihai. Ternyata, Rayhan adalah orang yang memegang tangan wanita itu dengan erat tadi. dia juga merasa syok dengan perlawanan yang diberikan oleh Vero kepadanya secara responsif.“Ka-kau? Apa yang kau lakukan padaku?” tanya Vero tergugu.“Aku? Aku tentu saja ingin memberimu hukuman, Nyonya Sweet,” jawab Rayhan dengan seringai lebar di sudut bibirnya.“Hukuman apa yang sedang kau maksud, Tuan Muda?” tanya Vero berusaha untuk tetap tenang, meski jantungnya sudah tidak bisa lagi dikondisikan saat ini.“Kau masih bertanya tentang hal itu? Aku yakin, dan sangat yakin seratus p
Read more

Akan Mendapatkanmu Lagi!

“Tapi, aku tidak bisa lagi bersamamu sekarang. Aku ... aku sudah menikah dengan sah dan ini sudah berjalan tiga tahun.” Vero melepaskan pelukannya dari Rayhan dan mengatakan kejujuran itu dengan hati pedih.Tentu saja dengan sangat terpaksa sambil terus melihat reaski pria yang dicintainya itu. Vero tak bisa berbohong dan tidak ingin memberikan harapan palsu pada Rayhan dengan hubungan yang tidak lagi sama seperti dulu.Rayhan tertegun mendengar pengakuan Vero kepadanya itu dan sungguh tidak menyangka sama sekali dengan semua itu. Awalnya, dia mengira semua info yang dia dapatkan dari Petrus hanyalah khayalan belaka atau manipulatif. Namun, Rayhan tahu bahwa Vero bukanlah seorang wanita yang pandai berbohong. Dia mengatakan kebenaran saat ini dan jujur saja itu melukai hati Rayhan.“Aku ingin untuk tidak mendengar semua itu,” ucap Rayhan dan membelai wajah Vero lembut.“Tapi, itu kenyataannya dan semua tidak bisa diubah.” Vero berusaha meyakinkan Rayhan lagi.“Apa yang sebenarnya ingi
Read more

Punya Hak!

Belum sempat Vero menjawab pertanyaan Rayhan, terdengar suara ketukan pintu di luar bilik itu. Wajah Vero menjadi sangat tegang saat ini, tapi jelas tidak begitu dengan Rayhan. Pri itu terlihat sangat tenang dan tidak khawatir pada apapun atau siapapun di luar sana.“Bagaimana sekarang?” tanya Vero berbisik pelan dan mengarahkan telunjuknya ke pintu.“Duh ... kenapa semua toilet ini penuh? Aku sudah tidak sabar ingin buang air kecil,” ucap sebuah suara di luar bilik toilet yang kini dihuni oleh Vero dan Rayhan.Vero semakin cemas saat mendengar suara wanita yang ada di luar sana. Itu adalah suara Bella – wanita yang datang bersama Rayhan malam ini. Wanita yang kabarnya akan menjadi istri Rayhan tidak lama lagi dan gaunnya sedang dalam pengerjaan oleh Arabella – teman sekantor Vero yang baru. Meski tidak akrab, jelas Vero sangat mengenali ciri khas suara wanita itu dengan baik.“Aku akan keluar sekarang,” ucap Rayhan yang membisikkan kalimat itu tepat di telinga Vero. Lalu menggigitnya
Read more

Pendengar Setia

“Kau dari mana saja, Ray? Aku menunggumu sampai lemas karna menahan lapar,” ucap Bella saat melihat Rayhan duduk kembali di kursinya.“Aku tadi bertemu teman lama saat di toilet dan kemudian bercerita panjang di lorong,” jelas Rayhan yang tentu saja adalah kebohongan belaka.“Oh begitu. Kenapa kau tidak mengajaknya duduk bersama kita di sini? Kita bisa makan bersama dengan teman lamamu itu, Ray. Pasti sangat menyenangkan bukan?” tanya Bella dengan wajah sumringah dan terlihat sangat penuh dengan harap.Jelas saja bahwa semua hanya sandiwara belaka, karena Bella sudah tahu yang sebenarnya. Rayhan bertemu dan berkurung di dalam bilik toilet wanita. Bukan bersama teman lamanya, tapi bersama mantan istrinya yang masih sangat dicintainya saat ini.Bella menyadari bahwa selama ini tidak pernah dianggap dan dipandang oleh Rayhan. Bagaimana dan seperti apa Rayhan, dia sudah tahu sedikit banyaknya. Namun, saat Rayhan kini sudah bertemu lagi dengan Vero, Bella bisa melihat ada cinta dan harapan
Read more

Wanita yang Kucintai!

“Apa yang baru saja kau katakan, Sayang?” tanya Bella seperti baru saja mendengar Rayhan berbicara.“Tidak. Bukan apa-apa. Lanjutkan saja makanmu,” jawab Rayhan mengelak.“Aku mendengar kau berkata sesuatu tentang kekasih. Apa itu tentang aku atau kita?” tanyanya yang masih saja penasaran.“Tidak ada. Kau hanya salah dengar. Ayo cepat habiskan makananmu dan kita pulang!” jawab Rayhan sekali lagi tak ingin membuat Bella terus bertanya padanya.Sejujurnya, Bella merasa kesal karena diperlakukan seperti itu oleh Rayhan. Namun, dia tidak menunjukkan rasa kesal dan marahnya saat ini karena ada Vero yang pasti mendengarkan mereka berbicara. Selain itu, Bella juga tidak ingin membuat Vero menganggap bahwa Rayhan memperlakukannya dengan sangat buruk.Bella jelas ingin menjaga harga diri dan juga martabatnya di depan wanita mantan istri Rayhan itu. Baginya saat ini yang harus dilihat dan didengar oleh Vero adalah semua hal yang indah dan juga romantis. Bella ingin Vero juga berhenti berharap p
Read more

Berhentilah Bersandiwara

“Kau tidak perlu tahu, Sayang. Aku sedang tidak ingin membahasnya sekarang,” jawab Rayhan dengan senyum sinis. Meskipun dia memanggil Bella dengan sebutan sayang, tetap saja itu tidaklah tulus dari lubuk hati terdalamnya.“Baiklah kalau memang seperti itu. Aku sudah selesai,” ucap Bella pula dan langsung menyudahi segala aktifitasnya di meja makan.Dia sudah merasa enggan berlama-lama di restoran ini karena tidak ada lagi Vero dan Marco di sini. tujuannya mengajak dan memaksa Rayhan untuk datang ke restoran ini tidak lain dan tidak bukan hanya karena mendapatkan informasi bahwa Vero dan Marco akan datang juga makan malam bersama.Bella sengaja menyiapkan segalanya seolah ketidak sengajaan bahwa meja mereka akhirnya berdekatan. Yang sebenarnya terjadi adalah Bella ingin menunjukkan kepada Vero betapa dia dan Rayhan saling bahagia.Tidak lama lagi mereka akan menikah dan dia ingin Vero dengan jelas mendengar semua hal itu. Jadi, wanita itu bisa sadar pada diri dan posisinya saat ini. Se
Read more

Kau Hanya Milikku!

“Apa yang kau katakan? Aku tidak sedang bersandiwara padamu! Untuk apa?” tanya Bella dengan ketus.“Aku sudah tahu sejak lama dan jangan membohongiku lagi. Atau aku tidak akan segan-segan kepadamu!” ancam Rayhan pula kepada Bella dengan nada geram.Bella yang saat ini tidak lagi bisa mengelak akhirnya hanya bisa diam dan pasrah. Dia memang sedang bersandiwara kepada Rayhan dan tidak bisa dibohongi jika semua itu dilakukannya demi mengambil simpatik lelaki yang sangat dicintainya itu. Meski awalnya semua terjadi karena keadaan Bella yang memang depresi karena kehilangan calon suaminya.Seiring berjalannya waktu pun Bella menjadi benar-benar menyadari bahwa Rayhan yang kini bersamanya adalah Rayhan yang berbeda dengan yang dulu. Namun, Bella sudah tidak ingin dan tidak bisa lagi melepaskannya. Itu sebabnya dia terus saja bersandiwara masih sakit dan depresi agar Rayhan bisa terus ada di sampingnya dan menikah dengannya sesuai dengan yang dia inginkan.“Akhirnya kau tahu juga yang sebena
Read more

Apakah Dia Ayah Kandungku?

“Kenapa Mami diam saja sejak pulang dari makan malam bersama Daddy? Apakah ada yang melukai hati Mami?” tanya William yang begitu peka terhadap perubahan pada diri Vero.“Tidak apa-apa, Sayang. Mami hanya lelah dan butuh istirahat saja. Cepat habiskan sate daging kesukaanmu itu,” jawab Vero dengan tenang dan mengusap kepala putranya dengan lembut.“Benarkah seperti itu? Aku merasa Mami tidak diam karena lelah,” lirih William dan lanjut mengunyah satenya.“Tidak ada yang bisa kau lakukan selain protes pada Mami, hem?” tanya Vero dengan gemas.“Tidak. Aku mencintaimu, Mami. Jadi, aku akan menjaga dan melindungimu dari semua orang yang berniat jahat padamu. Aku akan melakukan segala cara untuk membuat Mami selalu tersenyum bahagia,” ungkap William yang sangat menyentuh perasaan Vero.Tanpa disadari, kata-kata yang diucapkan oleh William itu adalah kata-kata yang dulu juga pernah diucapkan oleh Rayhan kepadanya. “Kenapa kalimat mereka bisa hampir sama sepenuhnya seperti itu? Apa itu karen
Read more

Mempertahankan Pernikahan

“Kau sudah selesai makan? Ayo, Mami akan mengantarmu ke kamar untuk tidur.”“Aku bisa sendiri, Moms. Aku sudah besar dan aku akan masuk ke kamarku sendiri. Mami berbincanglah dengan Daddy.”“Kau masih enam tahun dan kau berkata sudah cukup besar?” tanya Vero dengan menahan tawanya.“Jangan menertawakan ucapan seorang pria, Mom!” tegur William bernada serius dan tidak bisa dibantah lagi oleh Vero.Pada akhirnya, bocah laki-laki itu memang pergi sendirian ke kamarnya dan tidak ditemani oleh siapapun. Vero tidak bisa mencegah atau membantah yang sudah dikatakan oleh William. Dia tahu betul bagaimana karakter William, persis seperti ayah kandungnya.Marco dan Vero tinggal di meja makan dengan beberapa makanan yang masih tersisa di atas meja. Namun, baik Vero maupun Marco tidak lagi berselera untuk makan malam. Selain karena mereka berdua juga baru saja pulang makan malam romantis berdua, mereka juga merasa terbebani dengan pembahasan tadi.“Bagaimana dia bisa bicara seperti itu sekarang?
Read more

Cinta yang Tersimpan

Vero masih tidak bergeming mendengar pertanyaan dari Marco saat ini. Sejujurnya, dia sendiri tidak tahu harus menjawab apa untuk pertanyaan itu. Vero tidak bisa memastikan perasaannya kepada Rayhan dan tidak berani mengatakannya kepada Marco juga.“Aku tidak tahu harus berkata apa untuk menjawab pertanyaanmu itu, Marc. Yang aku tahu saat ini hanyalah hidup untuk William.”“Kalau hal itu, aku tidak ragu lagi dan sudah bisa dipastikan kalau kau memang sangat mencintai William.”“Kau benar. Tidak ada yang bisa menggantikan posisiku untuk William.”“Ya. Tapi, aku sedang bertanya tentang perasaanmu pada lelaki itu. Pada ayah kandung William, apakah kau masih berharap padanya?” tanya Marco mengulangi lagi pertanyaannya itu.“Tidak! Aku tidak lagi berharap bisa bersama dengannya, Marc.” Vero menjawab langsung dan dengan suara yang terdengar sangat tegas dan nyaring.Marco cukup percaya jika Vero sudah bicara dengan nada seperti itu. Baginya, tidak ada yang bisa membuat seorang Vero merasa ya
Read more
PREV
1
...
192021222324
DMCA.com Protection Status